
30/06/2025
Sebab Mobil Hybrid Toyota Mendominasi Penjualan Kendaraan Elektrifikasi, Kijang Innova Zenix HEV Menjadi yang Paling Laris
Sebab Mobil Hybrid Toyota Mendominasi Penjualan Kendaraan Elektrifikasi, Kijang Innova Zenix HEV Menjadi yang Paling Laris
Penjualan kendaraan elektrifikasi (xEV) di Indonesia masih didominasi oleh segmen Hybrid Electric Vehicle (HEV), dimana Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid kembali menjadi juaranya di bulan Mei 2025 lalu. Hybrid EV ini bersama Yaris Cross HEV memperoleh insentif PPnBM senilai 3 persen.
Dikutip dari Nasmoco.co.id, berdasarkan data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil hybrid mencatat total penjualan 4.144 unit pada Mei 2025.
Di antara jumlah tersebut, Kijang Innova Zenix Hybrid menyumbang sales sebanyak 2.539 unit, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 2.421 unit. Angka ini menunjukkan dominasi kuat Toyota dalam masa transisi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air.
Mobil Hybrid Masih Jadi Pilihan Utama Masyarakat
Meskipun tren kendaraan listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) terus naik, data menunjukkan bahwa mobil hybrid masih menjadi pilihan utama pelanggan. Selain Zenix HEV, beberapa model hybrid Toyota lainnya juga mencatatkan pertumbuhan signifikan di Bulan Mei 2025.
Yaris Cross Hybrid misalnya, berhasil menjual 288 unit, naik dari 161 unit di bulan sebelumnya. Begitu juga dengan Alphard Hybrid yang meningkat dari 47 menjadi 89 unit. Berikut daftar penjualan mobil hybrid Toyota di Indonesia per Mei 2025:
1. Kijang Innova Zenix Hybrid – 2.539 unit
2. Yaris Cross Hybrid – 288 unit
3. Alphard Hybrid – 89 unit
4. Camry Hybrid – 43 unit
5. Vellfire Hybrid – 32 unit
Dengan angka-angka tersebut, tidak heran jika Toyota disebut-sebut sebagai tulang punggung kendaraan elektrifikasi di Indonesia, terutama di segmen hybrid.
Mengapa Mobil Hybrid Lebih Laris?
Ada beberapa alasan utama mengapa mobil hybrid masih lebih diminati dibanding mobil listrik murni. Yang pertama adalah tidak bergantung pada infrastruktur pengisian daya. Sistemnya mengisi baterai secara otomatis dengan mengandalkan mesin bensin.
Mobil hybrid tetap menggunakan mesin bensin yang dikombinasikan dengan motor listrik, sehingga tidak perlu tergantung pada charging station yang jumlahnya masih terbatas di Indonesia. Sehingga, pelanggan dapat berkendara hingga ke pelosok wilayah tanpa kendala.
Banyak pengguna kendaraan di Indonesia merasa lebih nyaman dengan teknologi transisi yang tidak memicu range anxiety ini. Mereka tidak takut kehabisan daya di tengah jalan karena mesin bensin tetap tersedia sebagai pengisi daya listrik dan penghasil tenaga.
Kedua, dibanding mobil listrik murni yang harganya cenderung tinggi, mobil hybrid punya pilihan yang lebih beragam dan terjangkau untuk berbagai segmen, dari MPV keluarga hingga SUV kompak. Pelanggan dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidupnya.
Selain itu, baterai pada mobil hybrid umumnya lebih kecil dan murah dibanding mobil listrik murni. Hal ini membuat biaya perawatan jangka panjang lebih masuk akal bagi konsumen Indonesia. Sebagai komitmen pada pelanggan dan bukti ketangguhan baterai, tersedia garansi selama 8 tahun atau 160.000 km.
Terakhir, Toyota sebagai pemain lama di industri otomotif Indonesia punya kepercayaan pasar yang tinggi. Toyota punya jaringan bengkel resmi di hampir setiap kabupaten dan kota di Indonesia. Alhasil, pelanggan tidak kesulitan mengakses layanan sales dan aftersales-nya.
Beberapa Hybrid EV Toyota juga sudah teruji secara performa, durabilitas, bahkan harga jual kembali atau resale value. Tidak heran jika teknologi hybrid seperti pada Zenix HEV saat ini lebih dipercaya di masa peralihan teknologi kendaraan elektrifikasi.
Hingga kini, mobil hybrid terbukti sebagai solusi transisi paling realistis menuju era kendaraan tanpa emisi. Dengan infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung EV dan harga mobil listrik yang belum bersahabat, hybrid jadi pilihan cerdas bagi masyarakat Indonesia yang ingin ikut tren tanpa kompromi.