New Agya Stylix

New Agya Stylix

Starting FromRp173.200.000

Explore Get Your Offer
New Camry HEV

New Camry HEV

Starting FromRp973.300.000

Explore Get Your Offer
All New GR 86

All New GR 86

Starting FromRp1.029.900.000

Explore Get Your Offer
New Fortuner

New Fortuner

Starting FromRp581.100.000

Explore Get Your Offer
New GR Yaris

New GR Yaris

Starting FromRp1.166.000.000

Explore Get Your Offer
All New Alphard HEV

All New Alphard HEV

Starting FromRp1.425.500.000

Explore Get Your Offer
New GR Supra

New GR Supra

Starting FromRp2.268.000.000

Explore Get Your Offer
New Hilux D Cab

New Hilux D Cab

Starting FromRp454.600.000

Explore Get Your Offer
New Dyna

New Dyna

Starting FromRp501.700.000

Explore Get Your Offer
New Hiace Premio

New Hiace Premio

Starting FromRp673.100.000

Explore Get Your Offer
All New Voxy

All New Voxy

Starting FromRp629.700.000

Explore Get Your Offer
New Hilux S Cab

New Hilux S Cab

Starting FromRp409.990.000

Explore Get Your Offer
All New Vios

All New Vios

Starting FromRp374.800.000

Explore Get Your Offer
All New Avanza

All New Avanza

Starting FromRp242.900.000

Explore Get Your Offer
All New Veloz

All New Veloz

Starting FromRp296.800.000

Explore Get Your Offer
New Calya

New Calya

Starting FromRp169.600.000

Explore Get Your Offer
Compare Models

Click Models menu above to close

Models

tc_3521

Kaizen Sebagai Kunci Dalam Sistem Produksi Mobil Toyota Untuk Meningkatkan Kualitas Produk dan Proses Produksi

Kaizen Sebagai Kunci Dalam Sistem Produksi Mobil Toyota Untuk Meningkatkan Kualitas Produk dan Proses Produksi

Di antara beberapa prinsip yang dipegang oleh Toyota dalam sistem produksi, Kaizen menjadi salah satu kunci dalam sistem produksi Toyota.

Kaizen diambil dari dua kata yakni Kai (perubahan) dan Zen (bagus) yang mempunyai defisini sebuah upaya untuk melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas secara terus menerus.

Dikutip dari Pressroom Toyota Indonesia, Kaizen atau dalam bahasa Inggris “Continuous Improvement” merupakan filosofi yang memastikan Toyota selalu memberikan kualitas terbaik, baik dalam produk maupun kedisiplinan.

Tidak hanya itu, prinsip ini juga termasuk perbaikan berkelanjutan dalam sisi produksi untuk menghasilkan efisiensi kerja baik dalam hal proses maupun peralatan yang dibutuhkan, sehingga tidak ada yang sia-sia.

Perbaikan ini juga dilakukan secara terus menerus, yang bisa diartikan “it never ends”.

Konsisten Mengikuti Prosedur Standar

Dalam filosofi Kaizen setiap proses pekerjaan secara konsisten mengikuti prosedur standar.

Sehingga setiap pekerja mulai dari level manajemen hingga bagian perakitan mampu mengidentifikasi masalah dengan segera bila tidak berjalan sesuai prosedur.

Sistem produksi Toyota menjadikan tiap individu bisa mengidentifikasi area pekerjaannya, apakah perlu perbaikan dan bagaimana solusi praktis demi meningkatkan kualitas kerja sesuai dengan prinsip Kaizen.

Kaizen pertama kali diterapkan di bisnis Jepang setelah Perang Dunia Kedua.

Saat itu sebagian dipengaruhi oleh manajemen bisnis dan manajemen mutu Amerika, khususnya dalam The Toyota Way. Hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan diterapkan pada lingkungan di luar bisnis dan produktivitas.

Taiichi Ohno, mantan Wakil Presiden Eksekutif Toyota Motor Corporation (TMC) memaparkan salah satu cara yang bisa diterapkan dalam Kaizen dengan bertanya “kenapa” sebanyak lima kali dalam setiap masalah.

Seperti halnya saat robot pengelasan yang berhenti di tengah operasi produksi mobil.

Ohno bertanya dengan awalan “kenapa” dan menemukan inti masalahnya yakni tidak adanya filter pada pompa yang membuat ada serutan logam menghambat robot pengelasan tersebut.

Formula ‘Supermarket’

Contoh bahwa prinsip Kaizen ini penting dalam internal Toyota adalah ketika sistem produksi diawal tahun 1950 menghadapi masalah limbah sisa perakitan pada jalur produksi.

Ohno berpikir bagaimana cara menghilangkan limbah tersebut.

Saat itu dalam sistem produksi, setiap komponen yang selesai digunakan dipindah ke tahap berikutnya, karyawan tidak saling berkomunikasi mengenai kebutuhan mereka.

Sehingga ada komponen yang tidak terpakai dan menjadi limbah.

Ohno pun sadar bahwa akan lebih efisien jika seorang karyawan menginformasikan ke pekerja sebelumnya komponen apa saja yang dibutuhkan.

Masalah ini teratasi dengan formula ‘supermarket’ dimana pekerja mengambil komponen sesuai kebutuhannya saja.

Namun muncul masalah lain dimana kekurangan komponen dan penghentian jalur produksi sering terjadi karena karyawan yang tidak terbiasa dengan metode ini.

Ohno tidak khawatir karena menurutnya penting untuk menemukan penyebab setiap kali masalah terjadi.

Prinsip Kaizen juga menjadi dasar hadirnya Toyota Creative Ideas and Suggestions System (TCISS) yang diperkenalkan oleh Eiji Toyoda, Managing Director TMC periode 1950-1981.

Sistem ini membuat karyawan semakin produktif dimana tim dibentuk untuk menciptakan gagasan seperti perbaikan dan saran.

Tidak lupa para karyawan juga didorong untuk selalu meninjau kembali pekerjaan dan menerapkan perbaikan yang sesuai dengan filosofi Kaizen.


Back to top