
25/02/2025
Prinsip Kerja Fuel Cell Electric Vehicle Toyota Mirai Gen-2, Bebas Emisi Karena Pakai Bahan Bakar Hidrogen dan Range Tembus 850 Km
Prinsip Kerja Fuel Cell Electric Vehicle Toyota Mirai Gen-2, Bebas Emisi Karena Pakai Bahan Bakar Hidrogen dan Range Tembus 850 Km
Toyota Indonesia memberikan kesempatan untuk merasakan langsung produk mobil hidrogen pertamanya, Toyota Mirai sebagai bagian dari perhelatan 'Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon' di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025.
Dikutip dari Kompas.com, Mirai yang didatangkan merupakan generasi kedua. Sedan ramah lingkungan berjenis Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) ini pertama kali diluncurkan secara global pada 2020. Mirai dibangun di atas platform Toyota New Global Architecture atau TNGA-L.
Panjangnya 4.975 mm, lebar 1.885 mm, tinggi 1.470 mm, dan jarak sumbu roda 3.060 mm, dengan penggerak roda belakang. Desain ala Keen Look yang sarat guratan tajam dan agresif terlihat dominan. Ditambah velg alloy 20 inch, kesan sporty kental terasa dan menyiratkan performance yang kuat.
Prinsip Kerja Fuel Cell Electric Vehicle
Tanpa mesin bensin atau energi listrik dari luar, Toyota Mirai memproduksi tenaga listrik sendiri dengan menggunakan gas hidrogen. FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) ini juga tidak menghasilkan emisi apapun (zero emission) sebagai sisa sistem penghasil tenaganya.
Toyota Fuel Cell System (TFCS) memakai teknologi sel bahan bakar (fuel cell) yang diproses oleh Fuel Cell (FC) Stack, FC Boost Converter dan tangki hidrogen bertekanan tinggi. TFCS lebih hemat energi dibandingkan mesin pembakaran internal dan tidak mengeluarkan polusi udara.
Sistem pada Fuel Cell EV ini memanfaatkan hidrogen (H2) bersama oksigen (O2) dari udara bebas menjadi tenaga untuk memutar roda melalui motor listrik dan mengisi baterai. Satu-satunya gas buang adalah uap air (H2O) sebagai hasil reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Sumber Energi Untuk Mengoperasikan Motor Listrik
Sama dengan Battery EV, Hybrid EV, dan Plug-In Hybrid EV, Toyota Mirai mengandalkan motor listrik untuk memutar as roda. Saat mulai berjalan, FCEV ini menggunakan tenaga listrik yang dismpan oleh baterai, untuk melaju dengan mulus dan senyap.
Ketika berkendara normal, fuel cell akan mengambil alih sumber tenaga ke motor listrik. Fuel cell akan mengisi baterai ketika berada di level yang membutuhkan. Baterai dan fuel cell akan bekerjasama ketika membutuhkan akselerasi kuat.
Dengan energy regenerative system, energi kinetik dari pengurangan kecepatan dan pengereman, dikonversi menjadi energi listrik yang disimpan di baterai. Prinsip kerjanya mengingatkan pada Hybrid EV Toyota yang fleksibel dalam memproduksi dan menyalurkan tenaga.
Peningkatan Performa Mirai Gen-2
Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari pendahulunya. Baterai Lithium-ion memiliki kemampuan menyimpan listrik yang lebih optimal dan bermanfaat ketika dibutuhkan akselerasi lebih kuat.
Tenaga mencapai 182 PS, jarak tempuhnya ikut meningkat menjadi sekitar 850 km. Mirai juga direvisi agar memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, namun tetap responsif ketika dibutuhkan.
Durasi pengisian tangki hidrogen hingga penuh hanya dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 700 Pascal HRS (Hydrogen Refueling Station). FCEV ini menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia luas di alam yang dapat diolah menjadi gas hidrogen.
Dengan segala keunggulannya, kendaraan elektrifikasi jenis FCEV diyakini cocok sebagai mobility solution masa depan di Indonesia. Berlimpahnya sumber daya alam untuk memproduksi gas hidrogen, memberikan peluang untuk mengurangi pemakaian BBM fosil yang semakin mahal dan langka.