Daftar Fitur Toyota Safety Sense di All New Corolla Altis 2019

Submitted byIndriTraveller onMon, 09/16/2019 - 16:24

Hanya ada di Corolla Altis HEV, deretan fitur canggih Toyota Safety Sense memberikan perlindungan lebih optimal dari fitur keselamatan standar yang sudah lebih dulu ada.

Caranya adalah dengan menyematkan berbagai teknologi terkini di bidang keselamatan berkendara yang mengandalkan sensor kamera dan radar yang dalam titik kritis dapat mengambil alih kendali mobil.

Berikut adalah daftar fitur Toyota Safety Sense pada Toyota Corolla Altis generasi ke-12 yang baru saja meluncur di Indonesia.

1. Pre-Collision System

Pertama adalah Pre-Collision System (PCS) yang mengandalkan sensor radar dan kamera untuk mendeteksi keberadaan obyek di depan mobil seperti pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan.

Jika sistem melihat adanya kemungkinan tabrakan, PCS akan memperingatkan pengemudi sehingga dapat melakukan manuver menghindar.

Bahkan, di saat genting sehingga tabrakan tidak mungkin dielakkan, sistem akan melakukan pengereman secara otomatis untuk menghindari kecelakaan.

2. Dynamic Radar Cruise Control

Berikutnya adalah pengembangan dari fitur cruise control yang diberi label Dynamic Radar Cruise Control (DRCC).

Sistem pada ACC dapat memantau keberadaan kendaraan lain di depan dan menjaga jarak aman dengannya.

Memanfaatkan kamera di depan, ACC dapat memperhitungkan dimensi kendaraan di depan denga baik, termasuk membaca marka jalan.

Alhasil, bila ada mobil lain masuk ke jalur di depan secara tiba-tiba, sistem secara otomatis akan mengurangi kecepatan atau bahkan melakukan pengereman jika dirasa jaraknya sudah tidak aman.

3. Lane Departure Alert

Masih mengandalkan sensor kamera, sistemnya membaca marka jalan, baik yang berwarna putih maupun kuning.

Untuk selanjutnya memberikan peringatan jika terjadi deviasi atau pergerakan mobil yang menjauh dari posisi seharusnya.

Di titik kritis, LDA akan mengoreksi posisi kemudi ke posisi normal.

Fitur LDA dan ACC sangat cakap untuk menjaga pengemudi dari risiko kelelahan saat perjalanan jauh atau lama, termasuk potensi celaka akibat teralihnya perhatian.

Namun, fitur tersebut tidak membuat pengguna boleh melepaskan tangan dari kemudi. Sistem akan memberi peringatan bila pengemudi melakukannya.

Termasuk tidak memaksakan diri untuk mengemudi walau fisik lelah.

4. Automatic High Beam

Automatic High Beam (AHB) akan mendeteksi apakah ada mobil di depan atau dari arah berlawanan ketika berjalan di malam hari yang gelap.

Begitu dirasa aman, Corolla Altis akan menyalakan lampu jauh atau high beam untuk meningkatkan jarak dan daya pandang pengemudi dan mengembalikan ke lampu utama ketika terdeteksi ada kendaraan di depan.

Fitur ini membuat pengemudi tetap waspada dan lebih cepat mendeteksi adanya halangan yang membahayakan.

Technology

Risiko Salah Pakai Oli Mesin Bensin dan Diesel

Submitted byIndriTraveller onSat, 09/07/2019 - 16:06

Secara teknis, mesin diesel bekerja dalam lingkungan kerja yang lebih berat karena ruang bakar yang lebih panas.

Ditambah, bahan bakar mesin diesel memiliki kandungan sulfur yang akan berubah menjadi jelaga sebagai sisa pembakaran.

Di lain pihak, mesin bensin biasa bermain di putaran mesin tinggi dan mengandalkan busi untuk membakar bensin.

Sementara mesin diesel, biasa bermain di putaran rendah dan mengandalkan kompresi tinggi untuk meledakkan bahan bakar.

Mesin bensin yang memakai oli mesin diesel punya risiko start-up yang berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental.

Efek jangka panjangnya, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi.

Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Akibatnya, oli tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel.

Kalau nilai kekentalan oli tidak sesuai, oli diesel akan membuat mesin bensin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik.

Dalam jangka panjang, kandungan kimia oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan tugas utamanya dengan optimal.

Kalau sudah begini, potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel.

Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin dan menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston.

Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja.

Kerak yang menempel juga membuat proses pembakaran yang mengandalkan tekanan piston tidak akan berjalan optimal dan membuat konsumsi BBM meningkat dan tenaga turun.

Oleh sebab itu, usahakan untuk selalu menggunakan oli mesin yang sesuai peruntukannya.

Paling mudah tentunya dengan membaca buku manual kendaraan atau konsultasi dengan service advisor bengkel resmi Toyota.

Tips

Mengapa Oli Mesin Bensin dan Diesel Beda?

Submitted byIndriTraveller onSat, 09/07/2019 - 16:04

Oli punya tugas sebagai pelumas antar komponen mesin yang bergesekan.

Oli juga bertugas untuk menjaga kestabilan suhu, membersihkan, dan mencegah munculnya karat di dalam ruang mesin.

Dengan begitu, performa mesin mobil akan selalu terjaga optimal.

Pelumas juga menjaga kondisi komponen yang bergerak dan saling bergesekan agar memiliki usia pakai yang panjang sehingga menunjang produktivitas mesin.

Masalahnya, ada 2 jenis oli yakni oli mesin bensin dan diesel, sesuai jenis mesinnya.

Supaya tidak salah pilih jenis oli mesin, berikut informasi terkait perbedaan oli mesin bensin dan diesel yang bisa kamu pelajari.

Beda Karakter Mesin

Secara teknis, mesin diesel bekerja dalam lingkungan kerja yang lebih berat karena ruang bakar yang lebih panas.

Ditambah, bahan bakar mesin diesel memiliki kandungan sulfur yang akan berubah menjadi jelaga sebagai sisa pembakaran.

Di lain pihak, mesin bensin biasa bermain di putaran mesin tinggi dan mengandalkan busi untuk membakar bensin.

Sementara mesin diesel, biasa bermain di putaran rendah dan mengandalkan kompresi tinggi untuk meledakkan bahan bakar.

Beda Kebutuhan Oli Mesin

Perbedaan mendasar antara oli mesin diesel dengan oli mesin bensin, ada pada viskositas dan kandungan detergennya.

Untuk memenuhi kewajiban bekerja di lingkungan sangat panas dan terdapat sisa jelaga, oli mesin diesel memiliki viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih banyak ketimbang oli mesin bensin.

Dengan nilai viskositas lebih kental, diharapkan oli mesin diesel dapat bertahan di suhu ruang bakar yang tinggi dan tidak rusak racikan kimianya.

Sedangkan detergen dipakai untuk membilas jelaga yang timbul agar tidak berubah menjadi kerak di komponen mesin.

Sementara oli mesin bensin relatif lebih encer untuk mengakomodasi kebutuhan putaran mesin tinggi.

Pun, ruang bakarnya ‘tidak sekotor’ ruang bakar mesin diesel sehingga tidak butuh zat pembersih yang tinggi.

Makanya, mesin bensin bakal lebih berat bekerja ketika pakai oli mesin diesel.

Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Technology
Prev

Back to top