
18/02/2025
Tata Cara dan Tahapan Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode DRSABCD
Tata Cara dan Tahapan Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode DRSABCD
Kecelakaan lalu lintas bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Dilansir dari Alodokter.com, sebaiknya Anda mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Pasalnya, pertolongan sekecil apa pun bisa menyelamatkan nyawa korban.
Saat melihat kecelakaan lalu lintas, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah bersikap tenang dan memastikan bahwa diri aman terlebih dahulu. Setelah itu, perhatikan lingkungan sekitar dan lihat apakah ada korban yang membutuhkan pertolongan pertama atau tidak.
Metode Pertolongan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Pertolongan pertama harus dilakukan dengan benar supaya tidak berisiko memperparah cidera korban. Metode pertolongan terhadap korban kecelakaan lalu lintas umumnya menggunakan prinsip DRSABCD, yaitu kepanjangan dari Danger, Response, Shout, Airway, Breathing, Circulation, dan Defibrillator.
Ingat, pertolongan ini sebaiknya dilakukan jika Anda benar-benar memahami bagaimana caranya. Jika tindakan salah, dikhawatirkan bisa memperburuk kondisi korban. Pengetahuan pertolongan pertama pada korban kecelakaan sangat penting dimiliki sebagai bekal pribadi maupun menolong orang lain.
Berikut ini adalah tata cara dan tahapan pertolongan pertama korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan metode DRSABCD:
1. D (danger)
Pastikan Anda berada di lokasi dan kondisi yang tidak berbahaya. Misalnya, ketika Anda dan korban masih di tengah jalan yang ramai, cobalah untuk membawanya ke tepi jalan. Pastikan kendaraan di sekitarnya telah berhenti sebelum Anda memberikan pertolongan.
Jika posisi kendaraan Anda persis di belakang kendaraan yang mengalami kecelakaan atau ada kendaraan yang berhenti di belakangnya, mintalah untuk menyalakan lampu hazard guna menghindari kecelakaan susulan.
Patut dicatat ketika mengangkat pasien: lakukan secara hati-hati dan sebisa mungkin jangan banyak menekuk atau menggeser leher korban guna mencegah terjadinya cedera leher atau saraf tulang belakang di bagian leher.
2. R (response)
Periksa tingkat kesadaran korban dengan cara menepuk bahunya secara perlahan dan mengajukan pertanyaan singkat, seperti “Siapa nama Anda?” atau “Dapatkah Anda membuka mata?”.
Perhatikan apakah korban mampu merespons panggilan atau tidak. Jika tidak ada respons sama sekali, perhatikan apakah dada atau perut korban bergerak naik-turun.
Anda juga bisa meletakkan jari di depan lubang hidung korban untuk memeriksa embusan napasnya. Setelah itu, periksa denyut nadi di bagian leher atau pergelangan tangan korban untuk memastikan jantungnya tetap berdetak atau tidak.
3. S (shout for help)
Segera hubungi bantuan medis atau rumah sakit terdekat agar korban dapat diberi pertolongan lanjutan. Saat menghubungi bantuan, berikan informasi terkait jumlah dan kondisi korban. Misalnya, apakah korban mengalami perdarahan hebat atau kesulitan bernapas.
Sambil menunggu kedatangan petugas medis, Anda dapat melakukan metode ABC untuk menolong korban kecelakaan lalu lintas, bila memungkinkan. Sekali lagi, pastikan Anda sudah memiliki pengetahuan medis yang memadai untuk memberikan pertolongan pertama.
4. A (airway)
Pertolongan ini dilakukan untuk membuka jalan napas korban. Caranya adalah dengan menempatkan tangan di dahi, kemudian angkat dagu korban secara perlahan. Langkah ini biasanya digunakan saat korban tidak memberikan respons atau tidak sadarkan diri.
5. B (breathing)
Setelah membuka jalan napasnya, pastikan korban benar-benar masih bernapas. Periksa pernapasannya dengan cara melihat pergerakan naik-turun dada dan mendengar suara napasnya.
Jika korban tidak sadarkan diri tetapi masih bernapas, miringkan tubuhnya secara perlahan. Namun, pastikan posisi kepala, leher, dan tulang belakang tetap lurus. Pantau pernapasan korban sampai petugas medis datang.
6. C (compression)
Pertolongan selanjutnya yang bisa diberikan adalah melakukan kompresi dada atau disebut juga dengan CPR. Pertolongan ini dapat dilakukan jika tanda-tanda pernapasan korban tidak ada atau ketika denyut nadinya terhenti.
Jika korban adalah orang dewasa, letakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban dan tangan lainnya di atas tangan pertama. Berikan tekanan di dada dengan kecepatan 1–2 tekanan per detik sampai korban menunjukkan respons.
Bila korbannya adalah anak-anak, cukup tekan tulang dada bagian bawah menggunakan satu tangan secara perlahan. Pada bayi, cukup tekan bagian dadanya menggunakan 2 jari secara perlahan dan tidak terlalu kuat. Lakukan hingga bayi memberi respons dengan gerakan atau tangisan.
7. D (defibrillator)
Jika di sekitar area kecelakaan ada yang memiliki defibrillator eksternal otomatis (AED), gunakan alat medis ini untuk menolong korban kecelakaan lalu lintas yang mengalami henti jantung. Alat kejut listrik jantung ini berfungsi untuk mengembalikan irama jantung sehingga jantung bisa kembali berdetak.
Cara penggunaan defibrillator tidak sulit karena Anda hanya perlu mengikuti petunjuk suara dan visual yang diinstruksikan alat ini ketika sudah dinyalakan.
Setelah memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan lalu lintas, sebaiknya tetap bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Bila lukanya ringan, korban tetap perlu disarankan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.