
Tips
28 Dec 2020
Bahaya! Hindari Perilaku Mengemudi Ini Saat Liburan Nataru
Bahaya! Hindari Perilaku Mengemudi Ini Saat Liburan Nataru
By AndriGaul
Sebagai pengemudi, kamu punya peran sangat besar untuk menentukan apakah perjalanan liburan dapat berjalan lancar dan aman.
Mengapa? Karena kunci keselamatan berkendara ada di diri sopir.
Meski belum menjamin sepenuhnya, pengemudi yang menerapkan prinsip safety driving punya risiko celaka lebih kecil.
Oleh sebab itu, perhatikan beberapa perilaku kurang baik berikut ini supaya kamu dapat berlibur dengan aman dan nyaman.
1. Main Ponsel
Pertama adalah melakukan kegiatan yang mengganggu konsentrasi berkendara, yaitu mengoperasikan ponsel sambil menjalankan kendaraan.
Perilaku buruk mengoperasikan telepon seluler saat mengendarai mobil menjadi satu dari 10 penyebab utama kecelakaan lalulintas di Indonesia.
Berkendara sambil telepon, SMS-an, makan dan minum ketika berkendara masuk dalam kategori distractive driving dan sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan.
2. Berkendara Terlalu Cepat
Kedua, berkendara terlalu cepat sehingga sulit memberikan reaksi jika terjadi sesuatu.
Saking cepatnya, kamu tidak sempat bereaksi saat terjadi kecelakaan.
Semakin sulit dan fatal bila kondisi darurat tersebut terjadi ketika hujan turun.
Patuhi kecepatan jalan, seperti untuk jalan tol maksimal 100 km/jam.
3. Tidak Peduli Marka Jalan
Sebagian pengemudi masih tidak memperhatikan marka jalan.
Padahal marka jalan dibuat dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar untuk menjaga seluruh pengguna jalan dari kemungkinan celaka.
Seperti, jangan menyalip saat melewati marka jalan tidak putus-putus.
4. Melanggar Aturan dengan Sengaja
Faktor lainnya yang menjadi penyebab utama kecelakaan adalah melanggar lalu lintas dengan kesadaran sendiri, seperti menerobos lampu merah dan melawan arus.
Biarkan saja jika ada orang lain melanggar aturan, kamu tidak perlu ikut-ikutan.
5. Gagal Menjaga Emosi
Selain itu adalah pengemudi di bawah umur yang belum stabil secara emosi dapat menjadi penyebab kecelakaan di jalan.
Termasuk pula berkendara di bawah pengaruh alkohol.
Tapi bukan berarti pengemudi dewasa bisa sepenuhnya menjaga emosi.
Kamu harus bisa mengendalikan emosi di jalan supaya tidak memancing keributan.
6. Mobil Dimodifikasi
Mobil yang dimodifikasi juga punya andil dalam menyumbang risiko terjadinya kecelakaan, seperti penggunaan ban tipis dan suspensi yang diturunkan.
Padahal saat dipakai berlibur, beban mobil lumayan besar.
Pun kendaraan dari pabrik sudah didesain sedemikian rupa dengan memperhitungkan faktor keselamatan.
Fakta lain, penggunaan sabuk pengaman atau safety belt ternyata bisa mengurangi risiko fatalitas kecelakaan hingga 61 persen.
Di lain sisi, kesadaran untuk menggunakannya masih sangat rendah.
Nah, apakah ada di antara perilaku di atas yang ada pada diri kamu?
Demi keselamatan berkendara, hilangkan perilaku buruk tersebut dan terapkan prinsip safety driving.