
Technology
25 Jan 2020
Belajar Teknologi Turbo Variabel Pada Toyota Fortuner
Belajar Teknologi Turbo Variabel Pada Toyota Fortuner
By santo
Toyota Fortuner terbaru memiliki performa menggairahkan lantaran punya tenaga dan torsi yang berlimpah sehingga bisa mengimbangi tubuhnya yang besar.
SUV mewah ini mengandalkan unit diesel 2.393 cc 4 silinder DOHC yang mengaplikasikan teknologi VNT Intercooler dan common-rail.
Ia sanggup menghasilkan tenaga hingga 150 dk di 3.400 rpm dan torsi sensasional sehebat 400 Nm pada kitiran serendah 1.600 – 2.400 rpm.
Bersinergi dengan transmisi manual 6-speed dan otomatis 6-speed, mengemudikan Fortuner membuat adrenalin mudah terpacu lantaran torsinya yang kokoh.
Teknologi VNT
Keunggulan tersebut tak lepas dari teknologi Variable Nozzle Turbocharger (VNT) dan intercooler yang ditanamkan ke Toyota Fortuner.
Turbo canggih yang disematkan pada Fortuner dapat berputar mengikuti situasi, kondisi dan kebutuhan tenaga mesin sehingga meminimalkan potensi turbo lag.
Turbo lag adalah kondisi dimana mesin belum bisa menghasilkan torsi lantaran putaran turbo belum cukup kuat untuk memampatkan udara ke dalam ruang bakar.
Itulah yang membuat mesin turbo tradisional terasa lemah di putaran bawah.
Nah teknologi turbo variabel seperti VNT mengurangi risiko tersebut dan memperbesar tingkat kepadatan udara yang dikompresi ke dalam silinder.
Prinsip Kerja Turbo VNT
Embusan gas buang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang satu poros dengan arah berlawanan.
Artinya, kalau turbin digerakkan oleh gas buang, propeler justru menyedot udara ke dalam mesin.
Semakin kencang embusan angin, turbin dan propeler berputar tambah cepat. Udara yang disedot juga makin banyak.
Karena itu diputar oleh gas buang itu, terjadi keterlambatan kerja turbin, khususnya pada putaran rendah.
Lebih khusus lagi, terjadi pada turbin dengan sudut sirip-sirip i"paten" alias tetap (dipasang mati).
Padahal kecepatan putaran turbin juga tergantung pada sudut sirip-sirip tersebut.
Nah pada VNT - ada juga yang menyebutnya dengan Variable Geometry Turbocharger (VGT) - sudut sirip bisa berubah.
Perubahan disesuaikan pula dengan kecepatan embusan gas buang.
Hasilnya, keterlambatan pada putaran rendah bisa kurangi atau kerja turbo makin mantap dari putaran rendah sampai tinggi.
Perubahan sudut sirip turbin diatur oleh Engine Control Unit (ECU) berdasarkan putaran mesin.
Dengan ini, keterlambatan (lag) bisa dikurangi, juga mencegah terjadinya tekanan berlebihan (putaran sirip yang terlalu tingg) yang dihasilkan turbocharger.
Intercooler dan Common-Rail Diesel
Sementara itu, intercooler bertugas mendinginkan udara yang disedot dan dimampatkan oleh turbocharger.
Pendinginan diperlukan agar massa udara yang sampai ke ruang bakar lebih banyak (densitas udara lebih tinggi, khususnya oksigen).
Makin banyak masa udara atau oksigen yang bisa disedot adan kemudian dimampatkan oleh piston, kemampuan menghasilkan energi juga semakin besar.
Selain itu, mesin diesel modern menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail.
Selanjutnya, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik.
Kerja injektor - menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan - diatur oleh komputer mesin atau ECU.
Nah, kombinasi itulah yang digunakan meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini, termasuk yang digunakan Toyota pada Fortuner.