
Tips
12 Jun 2022
Cegah Tabrakan Beruntun, Pelajari Rumus Menjaga Jarak Aman Antar Kendaraan di Jalan Tol
Cegah Tabrakan Beruntun, Pelajari Rumus Menjaga Jarak Aman Antar Kendaraan di Jalan Tol
By salsa
Masih kerap ditemui kecelakaan di jalan tol akibat pengemudi tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
Padahal menjaga jarak aman antar kendaraan di jalan tol bisa mengurangi potensi terlibat kecelakaan beruntun.
Prinsip menjaga jarak aman sudah paling benar agar kamu mempunyai ruang untuk mengantisipasi atau menghindar dalam kondisi darurat.
Prinsip 4 Detik
Jarak aman merupakan ruang dan waktu yang dibutuhkan pengemudi untuk menganalisa kemudian mengantisipasi potensi berbahaya.
Saat berada di jalan tol, mengatur jarak paling aman antar mobil adalah menggunakan prinsip empat detik.
Asumsi dari perhitungan ini berdasarkan respons manusia yang membutuhkan 1,5 hingga 2 detik, ditambah reaksi mekanis sistem pengereman yang membutuhkan waktu antara 0,5 hingga 1 detik.
Hitungannya, satu detik gaya momentum kendaraan, satu detik reaksi rem dan jalan, serta satu detik mewakili reaksi pengemudi, mulai dari kaget, memindahkan telapak kaki dari pedal gas ke rem, serta satu detik safety factor.
Obyek Statis Sebagai Patokan
Empat detik yang dimaksud dihitung dari mobil kamu dengan kendaraan lain di depan.
Kamu bisa mencari objek statis seperti pohon atau tiang untuk dijadikan patokan menghitung.
Misalnya, bila mobil di depan sudah melewati satu titik, ditandai dengan tiang listrik, maka empat detik kemudian mobil yang kamu kemudikan melewati titik yang sama.
Dengan begitu, artinya kamu sudah memiliki jarak aman dengan mobil di depan.
Katakan berdasarkan tiang listrik yang berada di tengah jalan tol.
Misal jarak antar tiang lampu jalan tol adalah 50 meter, dan biasanya tidak berubah dan berulang sepanjang jalan sehingga dapat dijadikan patokan.
Dengan kecepatan di 80 - 100 km/jam, kamu dapat menjaga jarak mobil di depannya berpatokan 3 tiang listrik atau sekitar 100 meter).
Faktor Lain Untuk Menjaga Jarak Aman
Faktor lain yang tidak kalah penting dan tidak hanya kesiapan kendaraan, adalah juga kondisi fisik pengemudi.
Kamu harus selalu menjaga kondisi tubuh tetap fit.
Dengan kondisi fit, mata dapat selalu bergerak melihat sekeliling kendaraan baik dari sisi depan, samping maupun belakang untuk menghindari kecelakaan.
Otak dapat cepat memerintahkan tangan dan kaki untuk menghindari kecelakaan.
Refleks yang dilakukan oleh tangan dan kaki yang fit, sesuai dengan perintah yang positif, sehingga tidak gagal reaksi.
Hal lain yang juga mesti dipatuhi adalah batas kecepatan yang sudah ditentukan.
Semakin tinggi kecepatan maka semakin sedikit ruang dan waktu pengemudi untuk merespons kejadian berbahaya.
Selain itu, waktu yang dibutuhkan oleh sistem mekanikal mobil untuk merespons juga semakin lama dan berat.
Makanya kamu tidak boleh melebihi batas kecepatan maksimal untuk memastikan mobil dapat mengurangi kecepatan dengan cepat.
Perlu diingat, batas kecepatan di jalan tol paling rendah 60 km/jam dan tertinggi 100 km/jam yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kendaraan.