
Tips
24 Mar 2021
Hati-Hati Pengemudi Pemula, Ini Kesalahan Penggunaan Mobil Matik yang Masih Sering Terjadi
Hati-Hati Pengemudi Pemula, Ini Kesalahan Penggunaan Mobil Matik yang Masih Sering Terjadi
By adminConnect
Mobil dengan transmisi matik dianggap lebih praktis ketimbang manual, tapi tetap tak bisa sembarangan memperlakukannya.
Bicara mobil matik, masih banyak kesalahan yang kerap kamu lakukan sehingga berefek negatif bagi mobil dan keselamatan berkendara.
Setidaknya ada delapan kesalahan yang sering ditemui pengendara mobil matik, terutama pengemudi pemula.
1. Kesalahan pertama ialah posisi transmisi tetap di D saat menunggu lampu merah.
Dikhawatirkan ketika pengemudi lelah, injakan rem berkurang, mobil bisa jalan dan berpotensi menabrak mobil di depannya.
Selain itu, dengan memposisikan tuas di D membuat torque converter tetap bekerja dalam membuat hubungan antara mesin dan transmisi.
Padahal kondisi mesin dan lingkungan pasti sangat panas dan pasti akan mempengaruhi usi pakai oli transmisi.
Tidak lupa, injakan pada pedal rem akan membuat kampas rem kepanasan dan bisa menyebabkan overheat.
Cukup masukkan gigi ke N dan tarik tuas rem parkir ketika menunggu lampu merah.
2. Kesalahan kedua yaitu menggunakan dua kaki yang ditempatkan pada pedal rem dan gas.
Perlakuan ini berbahaya sebab kontrol kendaraan menjadi sulit dan membuat kampas rem cepat habis lantaran kaki kiri secara tidak sadar akan menginjak pedal rem.
Kaki kiri kamu pun tidak terbiasa menginjak pedal rem sehingga mengakibatkan feeling tidak terekam dengan baik.
Akibatnya, bisa jadi kamu melakukan pengereman terlalu keras atau bahkan tidak cukup kuat sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
3. Ketiga, ketika berkendara di kondisi jalan menurun, posisi transmisi selalu di D atau di L.
Sebaiknya kamu biasakan mengombinasi antara posisi transmisi D dan L sesuai kondisi jalan.
Jika selalu pakai L, kopling transmisi jadi panas karena posisi gigi tertahan di 1 sepanjang waktu.
Sedangkan jika selalu di D, khususnya saat turunan curam, akan mengurangi efek engine brake sehingga mobil meluncur cepat.
Dalam situasi seperti ini, risiko terjadinya kecelakaan sangatlah besar lantaran rem mengalami gagal fungsi alias blong.
4. Keempat, kurang memperhatikan posisi persneling saat parkir atau keluar parkir.
Misal, saat ingin memundurkan mobil kamu malah memasukkan ke D atau sebaliknya masuk ke R padahal mau maju.
Ditambah kebiasaan buru-buru, sangat mungkin akan menyebabkan kecelakaan.
Oleh karenanya, sempatkanlah menoleh ke posisi tuas transmisi untuk memastikan kamu sudah memasukkan posisi yang benar.
Sebenarnya kebiasaan menoleh ke posisi gigi transmisi juga bisa dilakukan ketika mengemudi normal di jalan raya, terutama untuk pengemudi pemula untuk memastikan tidak salah posisi gigi.
Atau dapat pula melihat indikator posisi gigi yang ada di panel instrumen agar tidak mengalihkan perhatian dari jalan.
5. Kesalahan kelima, di saat menderek mobil matik, ban roda penggerak tidak diangkat atau digantung.
Saat mesin mati, otomatis pompa oli transmisi ikut mati sehingga tidak ada sirkulasi.
Kondisi tersebut bisa membuat komponen dalam transmisi rusak karena dipaksa jalan tanpa ada lubrikasi.
Selain itu, kopling transmisi otomatis selalu terhubung dengan mesin yang membuat putaran dari roda diteruskan ke mesin.
Padahal oli mesin juga tidak bekerja karena mesin mati.
Makanya paling aman adalah mobil kamu yang mogok dinaikkan ke mobil gendong.
6. Berikutnya adalah tidak menginjak pedal rem saat menyalakan mesin.
Dengan alasan safety, mesin mobil matik tidak akan bisa dinyalakan kalau kamu tidak menginjak pedal rem untuk menghindari mobil melompat.
Tentu hal ini akan membuat kamu panik sebab mengira mesin mobil bermasalah padahal hanya lupa menginjak pedal rem.
Selain menginjak pedal rem, selalu pastikan posisi tuas di P sebelum menyalakan mesin.
7. Parkir paralel di posisi P membuat mobil kamu tidak bisa didorong ketika mobil yang terhalang oleh mobil kamu akan keluar dari lokasi parkir.
Oleh karenanya pindahkan tuas transmisi ke N dengan terlebih dahulu menekan tuas shift lock.
Perlahan, bebaskan tuas rem parkir sembari memastikan mobil tidak bergerak karena sudah tidak ada yang menahannya.
8. Terakhir adalah tidak mengganti oli transmisi matik sesuai jadwal.
Padahal oli transmisi matik memiliki fungsi penting untuk mengendalikan kerja torque conventer sebagai salah satu komponen utama.
Selain tentunya melumasi komponen bergerak di dalam sistem transmisi otomatis.
Oli juga bertugas melepaskan panas dari komponen bergerak di transmisi matik.
Makanya, begitu oli matik bermasalah, kerja transmisi langsung terganggu dan kerusakan akan merembet ke berbagai komponen.
Sebaiknya mengganti oli transmisi otomatis di bengkel resmi Toyota setiap 40.000 km atau 2 tahun, tergantung kondisi pemakaian.
Gunakan oli transmisi matik TMO karena dibuat sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan mesin Toyota.