
13/02/2024
Daftar Perilaku Mengemudi yang Berbahaya dan Membuat Kesal, Hindari Alasan Buru-buru di Jalan
Daftar Perilaku Mengemudi yang Berbahaya dan Membuat Kesal, Hindari Alasan Buru-buru di Jalan
Tentu Anda pernah mendengar berbagai alasan dari orang yang tidak mau menaati peraturan lalu lintas di jalan. Alasan yang paling sering digunakan adalah terburu-buru atau ada anggota keluarga yang “sakit”.
Tanpa disadari, perilaku melanggar aturan lalu lintas adalah tindakan yang berbahaya bagi pengguna jalan raya lain. Dikutip dari Seva.id, pelanggaran lalu lintas seperti ini bisa menyebabkan kecelakaan.
Data kepolisian di Indonesia mengungkapkan bahwa rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan. Besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal: 61% faktor manusia, seperti kemampuan dan karakter pengemudi, 9% faktor kendaraan, dan 30% faktor lingkungan.
Mengingat 61% kecelakaan disebabkan faktor manusia, berikut perilaku mengemudi yang menyebalkan dan membahayakan pengguna jalan lain dan diri Anda sendiri di jalan.
1. Pakai Lampu Jauh Berlebihan
Fungsi utama dari lampu jauh adalah untuk memberi penerangan lebih kala melewati jalan yang gelap dan memerlukan pandangan lebih luas. Sayangnya lampu jauh kerap digunakan pengemudi untuk “meminta jalan” pada pengemudi di depannya.
Jika sekadar memberi tanda ingin lewat atau mendahului tidak masalah. Namun, tersorot cahaya lampu jauh dalam waktu lama sangat mengganggu dan membahayakan. Belum lagi jika yang menyorot lampu jauh adalah mobil dari arah berlawanan. Akibatnya bisa fatal, bahkan dapat menyebabkan kecelakaan.
2. Manuver Tidak Pakai Lampu Sein
Lampu sein digunakan untuk memberi tanda ketika Anda ingin belok atau pindah lajur untuk mengurangi kecelakaan. Tetapi, tidak sedikit pengemudi yang tidak menggunakan lampu sein ketika manuver, dan ini jelas membahayakan pengemudi lain.
Ingat, pengguna jalan lain bukan peramal yang dapat meramal mobil yang Anda kemudikan akan ke mana. Bayangkan jika saat ingin belok kiri, tiba-tiba ada motor yang melaju di sisi kiri jalan. Kalau hendak pindah lajur apalagi belok, nyalakan lampu sein untuk memberikan tanda.
3. Menyalakan Lampu Hazard Tidak pada Tempatnya
Lampu hazard hanya digunakan pada keadaan darurat dan berhenti di bahu jalan. Tidak sedikit pengemudi yang salah kaprah dan menggunakannya sebagai “tanda” saat hujan deras atau jalan lurus di persimpangan. Penggunaan lampu hazard di situasi ini justru akan membuat pengguna jalan lain bingung.
Ketika lampu hazard dinyalakan saat hujan, pengemudi di belakang tidak akan tahu Anda akan belok atau pindah jalur. Di persimpangan jalan, pengemudi dari sisi mobil akan mengira Anda akan belok padahal mau lurus. Akibatnya, hal yang membahayakan bisa terjadi.
4. Menekan Klakson Tanpa Henti
Klakson berfungsi untuk memberikan tanda atau peringatan dengan menggunakan bunyi untuk menarik perhatian pengguna jalan lain, seperti mobil yang pindah lajur tiba-tiba tanpa menggunakan isyarat lampu sein.
Tidak jarang pengemudi membunyikan klakson tanpa henti, padahal kondisi jalan sedang macet atau lampu lalu lintas baru saja berubah menjadi hijau. Dari sini Anda bisa lihat bagaimana sifat pengemudi tersebut, yakni tidak sabaran.
5. Menggunakan Bahu Jalan
Sejatinya bahu jalan hanya digunakan pada saat mobil berhenti dalam keadaan darurat. Namun, bahu jalan sering disalahgunakan, terutama ketika jalanan macet. Bahu jalan sering dijadikan “jalan pintas” untuk menerobos kemacetan.
Tak jarang yang melewatinya juga memacu kendaraan. Ini sangat berbahaya, apalagi jika ada yang sedang berhenti di bahu jalan karena kondisi darurat. Bisa terjadi tabrakan antara penyerobot bahu jalan dan kendaraan yang sedang berhenti.
6. Menerobos Lampu Lalu Lintas
Hal ini jelas sangat berbahaya, terlebih di waktu mobil masih sedikit jumlahnya, seperti di tengah malam. Kencederungannya adalah mobil tancap gas karena berpikir jalan sepi. Padahal, kondisi ini justru berbahaya. Bayangkan jika semua pengemudi memiliki pemikiran yang sama.
Tidak perlu beralasan buru-buru atau alasan klise lainnya, selalu taati lampu lalu lintas. Jika lampu sudah kuning, lambatkan laju kendaraan dan berhenti ketika lampu lalu lintas menyala merah, bukan malah melaju semakin kencang.
7. Pelan di Lajur Kanan
Sudah menjadi peraturan dasar lalu lintas bahwa lajur kanan adalah untuk kendaraan yang ingin mendahului. Kenyataannya, masih ada pengemudi yang melaju dengan kecepatan lambat saat berada di lajur ini.
Hal ini bisa menyebabkan tabrakan dari belakang oleh kendaraan lain yang lebih kencang. Tidak hanya itu, keadaan ini juga bisa menyebabkan kendaraan lain berusaha mendahului dari sebelah kiri, sehingga membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain.
8. Melakukan Kegiatan Lain Saat Menyetir Mobil
Mengemudikan mobil adalah kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Salah sedikit, bisa berakibat fatal. Sebaiknya tidak melakukan kegiatan lain, seperti main ponsel, makan, main game, membaca buku, berdandan, atau menonton video.
Jika Anda perlu sekali menelepon seseorang, gunakan handsfree atau kaitkan ponsel dengan perangkat audio mobil via bluetooth. Pastikan juga Anda tidak melakukan kegiatan yang disebutkan di atas, ataupun kegiatan lain yang berpotensi menghilangkan fokus.