Belajar Load Index dan Speed Index pada Ban Mobil Agar Terhindari dari Kecelakaan

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:26

Kejadian ban pecah pada mobil dapat dihindari jika kamu memahami load index dan speed index pada ban yang dipasang.

Load index adalah batas kemampuan maksimal ban untuk mengangkut beban.

Sementara speed index adalah batas kemampuan maksimal kecepatan ban ketika mobil melaju.

Pabrikan merancang ban sesuai kebutuhan dengan load index dan speed index yang sudah disesuaikan agar ban dapat bekerja optimal dengan risiko kerusakan minimal.

Dengan memahami load index dan speed index ban, kamu harusnya tidak memaksakan ban untuk bekerja melebihi batas kemampuan maksimal.

Load index menggunakan kode angka dua digit, sedangkan speed index menggunakan kode atau simbol huruf.

Ambil contoh kode ban yang tertera pada Toyota Rush TRD Sportivo yakni 215/60 R17 96H.

Kode 96H ada 2 arti, pertama angka 96 sebagai indeks berat maksimal (load index) yang dapat dipikul oleh ban.

Dari literatur didapatkan angka 96 berarti bobot maksimal yang dapat dipikul oleh tiap roda adalah 710 kg.

Dikali 4 ban, maka load index total ban tersebut adalah 2.840 kg.

Dikurangi bobot kendaraan, kamu akan mendapatkan beban penumpang dan barang maksimal yang bisa diangkut.

Sedangkan huruf H menunjukkan batas kecepatan maksimal (speed rating) kendaraan yang diijinkan untuk dipacu yakni 210 km/jam.

Selain H, kode lainnya adalah S=180 km/jam, M=130 km/jam, N=140 km/jam, P=150 km/jam, Q=160 km/jam, R=170 km/jam, S=180 km/jam, V=240 km/jam, T=190 km/jam, U=200 km/jam, V=240 km/jam, dan W=270 km/jam.

Nah, berpatokan dari informasi tersebut, kamu sudah bisa mengatur seberapa berat dan seberapa kencang mobil kamu di jalan.

Oh ya untuk kecepatan, angka tersebut merupakan angka maksimal terkait safety dan tidak bisa kamu capai begitu saja karena keterbatasan kondisi mobil dan jalan.

Apalagi jalan tol di Indonesia membatasi kecepatan mobil maksimal hanya sampai 120 km/jam.

Patuhi aturan tersebut karena sudah mempertimbangkan berbagai faktor seperti situasi dan kondisi jalan.

Tips

Perbedaan, Kekurangan, dan Kelebihan Sistem Penggerak Roda Mobil

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:23

Sistem penggerak atau drivetrain merupakan salah satu hal yang vital pada sebuah mobil, ada FWD, RWD, AWD, dan 4WD.

Perbedaan penyaluran tenaga tersebut akan berpengaruh besar pada karakteristik sebuah mobil.

Front Wheel Drive (FWD)

FWD sesuai namanya, tenaga mesin disalurkan pada roda depan mobil.

Secara garis besar, kelebihan dari FWD ada dua yaitu ekonomis dan traksi.

Desain penggerak roda depan yang ringkas membuat mobil lebih efisien dalam menyalurkan tenaga ke roda depan.

Tentunya ini juga membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Selain itu, FWD memiliki part yang lebih sedikit dibanding RWD atau AWD.

FWD juga lebih mudah dipasang dan tentunya lebih mudah dan ekonomis dalam hal perawatan.

Keunggulan FWD lainnya terletak pada traksi bila dibandingkan dengan RWD.

Pada mobil FWD, mobil ditarik dari depan, berbeda dengan RWD yang didorong dari belakang.

Selain itu, beban di depan yang lebih besar juga membantu mobil untuk mendapat cengkeraman ban (grip) yang baik di depan.

Namun, beban besar pada bagian depan mobil tersebut tidak optimal untuk handling, terutama pada kecepatan tinggi dengan belokan yang yang curam.

FWD yang nose-heavy akan cenderung understeer alias susah belok alias mobil terasa akan melaju lurus terus.

Belum ditambah kerja roda depan yang berakselarasi sekaligus berbelok.

Inilah alasan kenapa mobil FWD tidak optimal untuk mobil performa tinggi atau mobil sport.

Rear Wheel Drive (RWD)

Kebalikan dari FWD, pada mobil RWD, tenaga mesin akan disalurkan ke 2 roda di belakang.

Beban yang disalurkan ke bagian belakang mobil ini memungkinkan mobil untuk memiliki keseimbangan beban depan-belakang yang lebih baik.

Hasilnya tentu adalah handling yang lebih baik sehingga banyak sportscar memiliki sistem penggerak roda belakang.

Selain itu, pembagian tugas roda depan dan belakang membuat mobil lebih seimbang dan memiliki respons kemudi yang lebih baik.

Roda belakang menyediakan power sementara roda depan bertugas mengendalikan arah mobil.

Secara teori, hal ini membuat mobil memiliki grip yang lebih baik ketika berbelok ketimbang pada FWD yang roda depannya berakselarasi sekaligus berbelok.

Berhubung beban di belakang tidak sebesar beban di depan membuat roda belakang lebih mudah kehilangan traksi dan cenderung oversteer.

All Wheel Drive (AWD)

AWD diperkenalkan untuk mengatasi berbagai masalah yang ditemukan pada FWD maupun RWD.

Pada AWD, tenaga mesin disalurkan kepada seluruh roda setiap saat.

Hal ini memungkinkan mobil untuk memiliki keunggulan yang sama dengan FWD dan RWD sekaligus mereduksi kekurangannya.

Sistem AWD terdiri dari dua jenis, yakni AWD yang diadaptasikan dari FWD dan AWD yang diadaptasikan dari layout RWD.

Umumnya, AWD yang diadaptasikan dari RWD berorientasi pada mobil balap atau mobil performa.

Kelebihan utama dari AWD adalah traksi alias grip yang sangat baik dalam berbagai kondisi jalan.

Jalan licin, permukaan kasar, hujan, mobil AWD akan mampu melesat lebih optimal dibanding sistem penggerak lainnya.

Kelemahan dari AWD yang pertama terletak pada berat.

Hal ini akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

Membuat sebuah sistem AWD pada mobil memerlukan perangkat dan sistem yang kompleks karena memiliki kendali elektronik.

Sistem yang kompleks juga membuat mobil menjadi rumit dan tidak mudah untuk di-maintenance.

Bagi sebagian car enthusiast, sistem AWD juga dinilai tidak seasyik RWD lantaran kemampuan mobil untuk melakukan fun things seperti drifting berkurang.

Four Wheel Drive (4WD)

4WD ini sangat identik dengan off-road, mobilnya pun umumnya SUV berukuran besar, truk atau crossover.

Sama halnya dengan AWD, pada 4WD tenaga juga disalurkan ke seluruh roda mobil.

Pada saat normal, mobil akan digerakkan oleh roda belakang (RWD) dan ketika sistem 4WD diaktifkan maka mobil akan berubah menjadi AWD.

Sistem ini diaktifkan dengan manual oleh pengemudi melalui tombol/tuas atau bisa juga secara otomotis oleh komputer (automatic 4WD).

4WD yang bisa dinon-aktifkan ini juga disebut dengan “part-time 4WD”.

Kebanyakan mobil 4WD modern adalah part-time 4WD.

Kebalikannya, mobil yang benar-benar 4WD alias tidak bisa diubah menjadi RWD disebut dengan full-time 4WD.

Perbedaan vital lainnya adalah pada 4WD tenaga mesin disalurkan dengan besaran yang sama ke seluruh roda.

Hal ini berbeda dengan AWD yang menyalurkan tenaga dengan besaran yang berbeda-beda (vectoring) pada rodanya.

Penyaluran tenaga yang sama ini sangat baik untuk manuver mobil pada kondisi jalan yang terjal dan kurang traksi di medan off-road.

Tapi hal ini akan menyulitkan di jalan normal karena keempat roda akan berputar dengan putaran tenaga yang sama sehingga membuat berbelok menjadi sulit, terutama di belokan curam.

Itulah mengapa pada kondisi normal sistem 4WD dapat dinon-aktifkan dan mobil menggunakan sistem RWD.

Technology

4 Filter Penting yang Wajib Diperiksa Setelah Selesai Libur Lebaran

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:21

Selesai libur Lebaran, kamu bisa memulai kembali aktivitas harian seperti bekerja.

Namun sebelumnya, jangan lupa untuk memeriksa 4 filter sebagai komponen mobil yang memiliki fungsi penting.

1. Filter Oli

Di antara semua filter, filter oli memiliki tugas paling berat dan krusial karena terkait langsung dengan kerja mesin.

Filter oli bertugas memastikan oli mesin selalu dalam kondisi bersih dari segala bentuk kontaminasi, baik jelaga, serbuk metal, air, ataupun kotoran lain.

Jika tidak, proses pelumasan mesin tidak akan berjalan baik, bahkan bisa merusak komponen bergerak pada mesin.

Filter oli yang tersumbat oleh kotoran membuat kinerjanya semakin menurun dan membahayakan sirkulasi oli.

Untuk itu filter oli wajib diganti mengikuti jadwal servis berkala yakni setiap 10.000 km atau 6 bulan, mana yang tercapai lebih dahulu, untuk memastikan filter oli dapat menjalankan tugasnya melindungi mesin dengan baik.

2. Filter Udara

Filter udara menyaring partikel asing seperti debu agar tidak masuk ke dalam sistem injeksi dan ruang bakar mesin.

Bila filter udara yang kotor terus dipakai, maka dampaknya akan merugikan karena bisa menyebabkan tenaga mesin menurun bahkan bahan bakar menjadi boros.

Dalam jangka panjang bisa merusak komponen dan menurunkan usia pakai mesin.

Dianjurkan setiap 40.000 km atau 2 tahun sebaiknya mengganti filter udara untuk mesin bensin, sementara diesel wajib dilakukan setiap 30.000 km atau 1,5 tahun, mana yang tercapai lebih dahulu atau sesuai buku pedoman servis berkala.

Ada beberapa mobil yang membutuhkan penggantian filter udara lebih cepat, seperti mobil yang sering digunakan di area proyek.

3. Filter Bahan Bakar

Filter bahan bakar menyaring kotoran pada bahan bakar agar tidak ikut terbawa ke saluran bahan bakar karena dapat menyumbat komponen di dalamnya.

Jika terjadi sumbatan, maka ketika mobil digunakan pada kecepatan tinggi akan tersendat-sendat karena aliran bahan bakar tidak lancar.

Dalam jangka panjang akan merusak komponen mesin seperti injektor yang sangat halus dan presisi.

Yang tidak kalah penting, filter bahan bakar juga menyaring air yang terkandung dalam bahan bakar sebab berpotensi menimbulkan karat di komponen mesin.

Sebaiknya filter bahan bakar diganti setiap 80.000 km atau 4 tahun, mana yang tercapai lebih dahulu.

4. Filter AC

Bila filter AC kotor, otomatis udara yang diembuskan ke dalam kabin juga tidak bagus dan pasti tidak sehat karena AC menganut sistem sirkulasi tertutup dimana udara yang diembuskan oleh AC berasal dari udara sebelumnya yang telah diembuskan, begitu terus selama AC dinyalakan.

Debu, jamur, dan kotoran lain dapat dengan mudah menumpuk pada filter sehingga mengganggu kesehatan.

Ditambah, kotoran tersebut akan menempel pada evaporator dan menghambat proses pendinginan udara.

Tidak hanya kurang dingin, udara juga menjadi bau dan berisiko merusak evaporator.

Sebaiknya filter AC diganti setiap 10.000 km atau 6 bulan ketika servis berkala atau sesuai buku pedoman servis berkala.

Tips

Pembagian Velg Mobil Berdasarkan Material dan Teknik Pembuatannya

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:17

Pertimbangan mengganti velg tidak sekadar berdasarkan desain saja.

Velg akan mempengaruhi kinerja dari mobil kamu sperti pengereman, akselarasi, dan pengendalian mobil.

Di sini akan diulas mengenai berbagai jenis velg agar dapat menjadi dasar pertimbangan awal untuk memutuskan mengganti velg mobil kamu.

Velg Mobil Berdasarkan Bahan Material

Ada berbagai jenis bahan atau material pembentuk velg yang akan mempengaruhi ketahanan dan berat velg.

Berat akan berpengaruh pada performa mobil, baik itu handling, akselerasi ataupun pengereman.

Velg mobil berdasarkan bahan material adalah sebagai berikut.

Velg Baja (Steel)

Jenis velg yang terbuat dari besi ini lebih dikenal dengan sebutan velg kaleng karena bentuknya mirip kaleng.

Jenis ini merupakan salah satu jenis terkuat dibanding jenis material velg lainnya, meskipun berimbas pada berat yang mempengaruhi performa mobil.

Selain itu jenis ini memiliki fleksibilitas desain yang minim sehingga tidak jauh dari bentuk kaleng yang berlubang-lubang.

Velg Aluminium

Jenis ini merupakan jenis yang populer saat ini menggantikan velg jenis baja yang identik dengan mobil klasik atau retro.

Velg aluminium (alloy) terdiri dari paduan aluminium, magnesium dan nikel yang memungkinkan ketahanan lebih kuat dengan bobot yang lebih ringan.

Selain itu, velg jenis ini lebih mudah dibentuk menjadi berbagai pola desain.

Kedua faktor tersebut, ketahanan dan desain, menjadikan velg jenis ini sampai sekarang menjadi jenis yang populer baik velg pabrikan maupun aftermarket.

Velg Magnesium

Velg dengan bahan utama magnesium ini merupakan salah satu velg yang jarang dijumpai atau tidak sepopuler lainnya.

Padahal, velg jenis ini lebih kuat dan lebih ringan dibandingkan dengan alumunium.

Selain itu, velg magnesium juga memiliki lebih mampu meredam guncangan dan panas dari rem.

Masalahnya bahan jenis ini lebih rentan terhadap korosi makanya kebanyakan hanya digunakan untuk balapan.

Velg Carbon

Inilah kasta tertinggi dari jenis velg berdasarkan bahan materialnya.

Carbon fiber sudah lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat yang seringkali menjadi material sasis serta bodi supercar.

Proses pembentukan carbon fiber memang tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi, ditambah harganya mahal.

Velg Mobil Berdasarkan Teknik Pembuatan

Velg dibuat dengan menggunakan beberapa teknik yang berbeda.

Masing-masing teknik tersebut akan berpengaruh pada kualitas, berat, kekuatan, dan tentunya harga.

Casting

Sesuai namanya yang berarti menuangkan atau mencetak.

Pada teknik casting, material velg dipanaskan sampai meleleh lalu dituangkan ke dalam cetakan velg.

Setelahnya dilakukan finishing, yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian mengaplikasikan cat.

Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat velg.

Keuntungannya adalah proses yang lebih cepat dan harga yang lebih murah.

Tetapi velg yang dihasilkan memiliki berat yang lebih dibandingkan menggunakan teknik lainnya.

Selain itu kualitas dan desainnya pun lebih terbatas.

Flow Forming

Teknik ini memiliki proses awal yang sama dengan casting.

Tapi material velg di cast hanya untuk tahap awal saja dengan bentuk yang padat. T

ahap selanjutnya, velg kemudian diputar menggunakan mesin, dipanaskan dan dibentuk sesuai dengan desain.

Mirip dengan membuat guci dari tanah liat.

Kelebihan teknik ini adalah velg lebih kuat dan ringan dibandingkan dengan teknik casting.

Selain itu, spesifikasi seperti lebar atau offset velg bisa lebih variatif.

Forging

Inilah teknik membuat velg dengan hasil velg terkuat dibanding teknik lainnya.

Dalam forging, tidak digunakan casting atau melelehkan material velg terlebih dahulu.

Melainkan material awalnya menggunakan blok material padat yang kemudian dipanaskan dan langsung dibentuk sesuai desain.

Pertama-tama, blok material dipress dengan tekanan yang ekstrim.

Kemudian blok yang sudah dipress tersebut dibentuk dengan menggunakan teknik flow forming yaitu diputar sambil dipanaskan dan dibentuk sesuai desain.

Hasilnya adalah velg dengan material yang padat, rapat, sangat kuat dan ringan.

Tentunya velg yang dibuat dengan menggunakan teknik ini dijual dengan harga yang lebih mahal.

Pembuatannya melibatkan proses yang lebih rumit serta peralatan yang mahal.

Tips

Diagnosa Kerusakan Mesin Mobil dengan Melihat Warna Asap Knalpot

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:15

Pernahkah kamu memperhatikan warna asap pada knalpot mobil?

Jika kendaraan kamu sehat, asap knalpot seharusnya tidak mengeluarkan warna apapun.

Jika asap dari knalpot sudah berwarna, diduga ada masalah di mobil kamu.

Dengan mengenali warna asap knalpot, kamu dapat mengetahui kerusakan yang terjadi di mobil.

Supaya tidak masalah tidak berkepanjangan, berikut adalah potensi masalah di mesin dari warna asap knalpot.

Asap Berwarna Putih

Warna asap putih ada dua macam yaitu asap putih tipis dan kedua asap putih tebal.

Jika yang keluar dari knalpot adalah asap putih tipis, kamu tidak perlu khawatir.

Itu berarti proses pembakaran dan aliran pembuangan knalpot masih cukup bersih.

Namun, jika asap knalpot putih tebal, berarti ada masalah dalam sistem pembakaran di mobil.

Umumnya karena ada oli yang masuk ke ruang pembakaran mesin mobil dan ikut terbakar.

Sementara untuk mobil diesel, asap putih dan pekat yang dikeluarkan knalpot bisa jadi tanda jika sistem pembakaran solar tidak bekerja secara maksimal.

Hal ini bisa disebabkan karena jumlah solar di ruang bakar terlalu banyak, sehingga tidak dibakar sempurna.

Sebaiknya kamu segera membawa mobil ke bengkel resmi Toyota karena oli itu bisa keluar jika ada kebocoran pada seal klep atau ring piston.

Asap Berwarna Kebiruan

Jika kamu melihat asap berwarna biru keluar dari knalpot, hal itu menandakan ada sedikit oli yang terbakar di dalam mesin.

Biasanya karena ada kerusakan pada head gasket antara silinder head dengan blok mesin atau biasa disebut blown gasket.

Penyebab lainnya adalah katup sil atau ring piston yang telah aus dan olipun bocor.

Selain itu, jika kamu memakai turbo, asap warna biru itu bisa menjadi salah satu tanda bahwa blower dari turbo mobil harus segera diperiksa di bengkel resmi.

Asap Berwarna Abu-abu

Asap warna ini bisa menandakan katup Positive Crankcase Ventilation (PCV) macet.

Fungsi katup PCV adalah untuk mengontrol jumlah uap dan gas yang masuk dari ruang mesin ke intake manifold.

Asap Berwarna Hitam

Selain asap putih pekat, knalpot mobil pun bisa mengeluarkan asap berwarna hitam.

Untuk mobil diesel masih dianggap normal, tapi untuk mobil dengan bahan bakar bensin, asap hitam merupakan tanda pembakaran yang tidak sempurna.

Biasanya, masalah ini diiringi juga mobil yang boros bensin dan tarikan berat.

Untuk menangani masalah ini, kamu harus mengecek kondisi filter udara dan komponen lainnya yang berhubungan dengan sistem pembakaran, misalnya sensor, fuel pressure regulator dan injeksi bahan bakar.

Kamu harus segera membawa mobil ke bengkel resmi Toyota karena kondisi seperti ini akan sangat berpengaruh pada konsumsi BBM yang bisa lebih boros.

Automotive

Simulasi Mengganti Sendiri Ban Cadangan Saat Libur Lebaran Supaya Tetap Ingat Prosedur

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:02

Sebagian dari kamu tidak bisa menjalankan tradisi mudik Lebaran karena patuh pada larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Daripada bengong di rumah, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan di rumah, seperti merawat mobil kesayangan.

Termasuk mengingat kembali bagaimana cara mengganti ban serep.

Terdengar mudah, namun karena bukan pekerjaan rutin bisa jadi kamu bermasalah ketika ban mobil bocor dan harus menggantinnya.

Supaya tidak bingung, kamu bisa melakukan simulasi mengganti ban mobil sendiri di rumah.

Meski demikian, ada beberapa hal tetap harus kamu pastikan sendiri agar ketika mengalami kondisi darurat dapat melakukan perbaikan sendiri.

Simulasi penggantian ban dapat kamu lakukan di garasi atau di jalan lingkungan depan rumah.

Simulasi ini juga memastikan bahwa ban serep dan perlengkapan darurat untuk mengganti ban dalam kondisi baik dan siap pakai.

1. Pelajari Pengetahuan Mengganti Ban Mobil

Seperti ban bocor, walau ban mobil kamu dalam kondisi prima, begitu bocor maka tak ada yang bisa kamu lakukan selain menggantinya.

Kamu wajib memahami seluruh prosedur penggantian ban agar tidak terlalu banyak buang tenaga dan cepat dilakukan.

Pengetahuan dasar seperti dimana dongkrak, ban cadangan, dan kunci-kunci disimpan bisa mempermudah proses penggantian ban.

Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika di saat santai, seperti setelah mencuci mobil di hari libur, kamu melakukan simulasi ringan mengganti ban mobil.

Buku manual kendaraan bisa kamu jadikan sebagai referensi karena memuat ragam info mengenai penggantian ban mobil yang benar dan aman.

2. Cari Lokasi Aman

Selanjutnya adalah mencari lokasi yang aman untuk mengganti ban mobil.

Semaksimal mungkin kamu harus menepi dan jangan mengganti ban mobil di badan jalan, apalagi sampai mengganggu pengguna jalan lain.

Jangan melakukan simulasi di garasi atau carport rumah yang miring karena berisiko jatuh ketika didongkrak.

Nyalakan lampu hazard dan pasang segitiga pengaman di belakang mobil dengan jarak cukup sebagai penanda untuk mobil lain dari belakang.

Meski hanya simulasi, laksanakan seluruh prosedur tersebut agar terekam dengan baik dan tidak lupa ketika dibutuhkan.

Lanjut aktifkan rem parkir lalu pasang posisi gigi di P (Park) untuk transmisi otomatis atau gigi mundur untuk transmisi manual.

3. Keluarkan Seluruh Perangkat dan Ban Serep

Setelah itu pastikan semua penumpang turun dari mobil dan jangan nyalakan mesin selama proses ganti ban cadangan.

Keluarkan ban cadangan dari tempat penyimpanannya, lantas cek kondisinya terutama tekanan angin.

Jangan lupa keluarkan pula kunci pembuka baut pelek.

4. Kendurkan Baut Pelek Mobil

Kendurkan semua baut pelek pada ban yang mau diganti sebanyak satu atau dua putaran ke arah kebalikan putaran jarum jam dan jangan sampai baut terlepas.

Jangan dipaksa bila susah, kamu bisa menginjak dengan kaki bila sulit.

Hati-hati jangan sampai membuat ulir mur dan baut rusak.

Lakukan proses pembukaan baut dengan urutan saling silang untuk membagi beban tekanan dan menghindari baut macet saat diputar.

Untuk mobil dengan jumlah baut ganjil seperti 5 buah, lakukan proses pengenduran dengan urutan lompat satu.

Metode serupa juga diterapkan saat kembali memasang baut roda.

5. Posisikan Dongkrak di Titik Tumpuan

Posisikan kepala dongkrak pada titik tumpuan yang pas, lokasinya bisa dicek di buku panduan mobil dan jungkitkan mobil menggunakan dongkrak hingga ban terangkat.

Letakkan ban serep di kolong mobil sebagai pengaman jika tiba tiba mobil kamu jatuh dari dongkrak.

Buka semua baut dan ban, serta pastikan saat meletakkan ban bagian pelek berada di atas agar tidak rusak.

Keluarkan ban dari dudukannya dan letakkan di kolong mobil.

6. Pasang Ban Cadangan

Lanjut pasang ban cadangan dan kencangkan baut pada ban yang baru dipasang, pastikan posisi ban tidak ada yang miring.

Tidak perlu sampai kencang, yang penting baut sudah memegang ban dengan baik dan menempel ke as roda.

Kendurkan dongkrak perlahan hingga ban menapak tanah dan kencangkan kembali semua baut.

Jangan terlalu kencang karena nantinya akan macet saat akan dibuka kembali.

Simpan kembali dongkrak dan kunci di tempat penyimpanan.

Tips

Cara Mudah Merawat Sunroof Mobil Supaya Awet dan Tidak Bocor

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 14:00

Sunroof sudah menjadi kelengkapan standar di beberapa mobil Toyota seperti Toyota Voxy dan Alphard.

Selain memberi kesan mewah, suasana di dalam kabin mobil akan terasa lapang berkat cahaya terang yang masuk ke dalam saat tirai sunroof dibuka.

Tidak hanya itu, saat bertamasya bersama keluarga ke daerah pegunungan, kamu bisa menikmati udara segar dan kesejukan alami di dalam kabin hanya dengan membuka kaca sunroof.

Nah, supaya sunroof tetap dapat berfungsi dengan baik, kamu harus mengetahui bahwa mobil beratap sunroof ada perawatannya.

Seperti halnya komponen lain, bila kamu malas merawat maka berisiko menimbulkan kerusakan dan berujung pada pengeluaran untuk perbaikan.

Cek Kondisi Karet Sunroof

Hal yang harus diperhatikan dari sunroof adalah kondisi karetnya karena merupakan elemen yang penting untuk mencegah kebocoran pada sunroof.

Paling penting pada sunroof jangan sampai lengah dalam perawatan karetnya pada sekeliling kaca.

Pastikan kondisinya apakah masih lentur atau keras.

Biasanya akibat penggunaan dan kerap terjemur di matahari menyebabkan terjadinya perubahan pada karet.

Ini harus diwaspadai karena karet tersebut membuat kabin kedap serta mencegah bocor saat hujan.

Jaga Kebersihan Karet dan Rel Sunroof

Selain itu jangan lupakan juga kebersihan di area karet, bila ada kotoran yang menempel, jangan ditunda untuk dibersihkan.

Begitu juga pada rel penggerak buka tutup sunroof yang dioperasikan menggunakan motor elektrik.

Kamu bisa membersihkan sendiri jalur rel tersebut dari debu atau kotoran lainnya.

Kondisi rel perlu diperhatikan terutama bagi pemilik mobil yang jarang membuka sunroof.

Dikhawatirkan bila terlalu lama didiamkan dapat membuat motor penggerak menjadi macet saat digunakan, belum lagi ditambah penumpukan debu pada rel dan karet.

Seperti sliding door, sektor rel ini perlu diperhatikan karena operasionalnya secara elektronik.

Keringkan Setelah Mencuci Mobil

Waktu proses mengeringkan saat mencuci mobil, keringkan permukaan sunroof agar terhindar dari water spot atau jamur kaca.

Setelahnya, buka sunroof dan bersihkan celah antara kaca dan bodi mobil kamu.

Pastikan celah tersebut kering sempurna sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal.

Untuk karet, selain dibersihkan kamu juga bisa memberikan silicon spray untuk menjaga kelenturannya.

Tips

Utamakan Keselamatan, Inilah Kekurangan dan Cara Mengenali Ban Vulkanisir

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 13:57

Ban vulkanisir merupakan ban yang sudah habis masa pakainya alias gundul namun alurnya diperbaiki kembali sehingga tampak seperti baru.

Jenis ban ini memang biasanya dijual dengan harga sangat terjangkau sehingga tak sedikit yang mau menggunakannya.

Pembuatan ban vulkanisir melalui tahap menempelkan lapisan karet ke bodi ban yang biasanya dilakukan melalui tahap pemanasan.

Selanjutnya, lapisan karet baru tersebut diberikan kembangan atau ukiran “baru” layaknya telapak ban mobil.

Kekurangan Ban Vulkanisir

Proses pabrikasi yang semakin canggih dan modern membuat ban vulkanisir tampak segar dan tidak beda dari ban baru.

Padahal ban vulkanisir punya risiko lebih mudah meletus lantaran hanya berupa tambahan lapisan karet yang diproses pemanasan.

Termasuk risiko mengelupas saat pemakaian yang jelas sangat membahayakan keselamatan berkendara.

Jelas tidak sekuat ban keluaran pabrik yang seluruh bagiannya dibuat secara utuh dan menyatu.

Ban jenis ini juga tidak tahan panas dan sewaktu-waktu lapisannya bisa copot.

Selain itu, tidak ada jaminan mengenai kualitas bahan lapisan karet yang dipakai.

Alhasil, kualitas ban vulkanisir tidak dapat disamakan dengan ban baru asal pabrikan.

Padahal kita semua tahu, keselamatan seluruh penumpang tergantung pada empat karet bundar yang berputar di atas aspal ini.

Cara Membedakan Ban Vulkanisir

1. Dari samping, ban vulkanisir telapaknya tidak tampak menyatu dengan dinding ban.

Terlihat juga garis tipis seperti karet tempelan yang disatukan.

Umumnya warna dinding ban lebih terang dan kusam akibat usia pemakaian sedangkan telapaknya lebih gelap dan baru.

2. Setiap ban punya indikator TWI (tread wear indicator).

TWI ditandai dengan adanya kode logo segitiga di pinggir dekat tapak ban dan biasanya ada total enam logo segitiga.

Logo tersebut mengarahkan sekaligus menunjukkan ke sebuah tonjolan di antara alur ban.

Bila tonjolan tersebut sudah sejajar dengan logo segitiga maka dapat dipastikan ban tersebut adalah hasil vulkanisir

3. Biasanya ban vulkanisir dibuat kembangan baru pada telapaknya dengan cara diukir.

Akibatnya tonjolan TWI yang berada di antara kembangan ban akan hilang.

Jika tak ada, dapat dipastikan ban itu sudah direkondisi.

4. Setiap ban baru pasti memiliki bulu halus di atas telapak ban.

Bulu itu menjadi salah satu indikator atau tanda bahwa ban itu masih baru dan bakal lepas dengan sendirinya seiring waktu pemakaian.

Bulu itu menempel karena hasil produksi ban tepatnya ketika selesai proses percetakan karena ada sebagian material ban yang terdorong ke jalur udara atau vent hole pada percetakannya.

5. Bila diperhatikan dengan seksama, pada permukaan ban yang masih baru akan ada lapisan berwarna putih.

Lapisan tersebut tujuannya untuk menjaga kompon ban supaya tidak rusak saat disimpan.

Lapisan itu sendiri terbentuk dari proses pembuatan ban dan ketika ban sudah mulai digunakan akan hilang sendirinya.

6. Pasti kamu melihat garis berwarna yang tercetak mengelilingi telapak ban baru.

Garis tersebut merupakan indikator yang membedakan tipe, jenis atau ukuran antar ban untuk mempermudah petugas gudang di pabrik dalam mencari ban yang sesuai ukurannya.

7. Proses pabrikasi ban vulkanisir di sini masih banyak mengandalkan keahlian tangan dan belum memanfaatkan teknologi modern.

Alhasil, akan terlihat kualitas akhir yang kurang baik seperti alur ban yang tidak rapi atau pola telapak ban yang tidak sama dengan ban aslinya.

Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, kamu bisa membedakan ban biasa dan vulkanisir.

Cara paling mudah mencegah membeli ban vulkanisir adalah dengan membeli ban baru di bengkel resmi Toyota.

Tips

Apa Itu Ban Suntikan dan Ban Vulkanisir yang Tidak Disarankan Untuk Dipakai?

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 13:26

Kamu pasti pernah mendengar istilah ban vulkanisir dan ban suntikan.

Ban vulkanisir dan ban suntikan untuk mobil pada dasarnya merupakan teknik yang biasa dilakukan oleh para penjual ban bekas.

Mereka berusaha untuk menjual ban yang terlihat seperti baru, tentunya dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Nah, agar lebih jelas, ini perbedaan antara ban vulkanisir dan ban suntikan.

Ban Vulkanisir

Ban vulkanisir adalah ban yang dibuat dengan membuang sisa karet pada ban bekas, lalu menambahkan lagi lapisan baru.

Karena asalnya adalah dari ban bekas, jelas kualitas ban vulkanisir tidak bisa disejajarkan dengan ban baru.

Kabarnya, ban jenis ini hanya memiliki kualitas 60 hingga 70 persen dibanding ban normal.

Kalau kualitasnya tidak terlalu bagus, mengapa dijual?

Ban vulkanisir memang tidak ditujukan untuk pengguna mobil pribadi.

Biasanya ban jenis ini oleh  para pelaku usaha karena harganya yang murah bisa menekan biaya.

Ban Suntikan

Sama dengan ban vulkanisir, ban suntikan sangat tidak disarankan untuk digunakan karena risiko bahayanya lebih tinggi, apalagi jika digunakan sehari-hari.

Ban jenis ini adalah ban bekas yang diukir kembali telapak bannnya secara manual dengan tangan untuk membentuk kembang alias ulir ban.

Jadi jika dilihat sekilas, tampilannya mirip seperti ban baru yang kembangnya masih terlihat tegas.

Masalahnya, pembentukan kembali telapak ban ini mengurangi ketebalan telapak yang pada dasarnya sudah tipis karena aus dan sangat berbahaya.

Selain itu, ada risiko mengenai kawat baja ban yang berpotensi merusak struktur ban sehingga kekuatan dan keamananya tidak sesuai lagi.

So, untuk kamu pengguna Toyota yang peduli keselamatan berkendara, kedua jenis ban di atas tidak disarankan untuk dipakai.

Gunakan ban baru yang sudah dipastikan kualitasnya dan memperoleh dukungan garansi yang dijual di bengkel resmi Toyota.

Tips

Cara Mudah Merawat Mesin Turbo, Kuncinya Rutin Servis Berkala

Submitted byadminConnect onThu, 06/24/2021 - 13:20

Sebagian kalangan masih ragu mengenai perawatan mobil yang didukung oleh teknologi turbo.

Termasuk calon pengguna All New Raize yang mengandalkan dapur pacu 1.000 cc 3-silinder turbo bertenaga 98 PS dan torsi 140 Nm.

Sebenarnya perawatan mesin berturbo tidaklah serepot yang dibayangkan sepanjang kamu rutin menjalankan servis berkala sesuai rekomendasi pabrikan.

Dengan begitu, turbo di mesin mobil kamu diperiksa dan dipastikan kondisinya selalu prima.

Selain itu, ada beberapa hal harus diperhatikan oleh pemiliknya, di antaranya adalah:

1. Pelajari Buku Manual Kendaraan

Buku manual kendaraan berisi panduan tertulis dan gambar dalam bentuk ilustrasi sederhana dan mudah dipahami.

Buku manual berisi informasi penting seperti garansi, keselamatan kendaraan, instruksi instalasi, identifikasi masalah, instruksi pengaturan, spesifikasi produk serta instruksi perawatan dan pemecahan masalah.

Dengan membaca buku manual, kamu dapat mempelajari cara merawat dan memperlakukan mobil turbo dengan benar.

2. Gunakan Bahan Bakar yang Tepat

Mesin turbo membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan tinggi mengingat rasio kompresi ketika pembakaran sangat tinggi.

Asupan bahan bakar yang tidak tepat, seperti nilai oktan di bawah rekomendasi, akan membuat pembakaran tidak berlangsung sempurna yang membuatnya kehilangan tenaga dan menyebabkan knocking atau ngelitik.

Dalam jangka panjang jika diabaikan bisa merusak mesin.

Kondisi ini juga akan menghasilkan residu karbon pada gas buang yang akan menempel di turbin jika didiamkan akan merusak komponen turbo.

3. Perhatikan Kondisi Oli Mesin

Komponen turbo mendapatkan pelumasan dari oli yang sama dengan oli yang dipakai untuk melumasi komponen mesin.

Mengingat kinerja turbo yang terbilang berat karena sanggup berputar hingga 25.000 – 30.000 rpm, wajib digunakan oli yang sesuai kebutuhan untuk memastikannya tetap bekerja dengan baik dan menjaga daya tahan turbo.

Gunakan oli TMO yang sesuai rekomendasi pabrikan dan rutin menggantinya waktu servis berkala.

4. Ganti Filter Udara Saat Servis Berkala

Turbo mengisap udara dari luar untuk dipampatkan ke dalam ruang bakar mesin.

Selalu perhatikan kondisi filter udara untuk memastikannya bekerja optimal menyaring kotoran supaya tidak ikut terbawa.

Segera ganti kalau filter udara terlalu kotor karena akan menghambat aliran udara dan jangan dibersihkan dengan cara yang tidak disarankan karena akan membuat elemennya rusak mengingat kuatnya dorongan turbo.

Sama dengan oli mesin, pastikan untuk selalu mengganti saringan udara sesuai ketentuan waktu servis berkala di bengkel resmi Toyota.

5. Idle Time Sebelum Mematikan Mesin

Turbo bekerja di area dengan suhu tinggi karena menggunakan panas dari gas buang.

Selain itu, turbo juga berputar jauh lebih kencang ketimbang mesin dengan rata-rata kitiran 25.000-30.000 rpm waktu bekerja penuh.

Bandingkan dengan putaran mesin normal yang hanya mencapai kisaran 6.000 rpm ketika gas diinjak penuh.

Selesai mengendarai mobil bermesin turbo, sebaiknya mesin tidak langsung dimatikan dan biarkan menyala langsam alias idle untuk beberapa saat terutama jika habis dikendarai pada kecepatan tinggi.

Dengan begitu, turbo mendapat kesempatan untuk menurunkan temperaturnya yang sangat tinggi sebelum mesin dimatikan.

Idle time yang dibutuhkan hanya sekitar 30 detik atau lebih dimana diperkirakan temperature turbo sudah dalam kondisi normal dan siap untuk dimatikan.

Perlakuan ini akan menjaga kinerja dan usia pakai turbo mobil kamu.

Tips
PrevNext

Back to top