Sebab Kamu Dilarang Pakai High Heels Saat Mengemudi Mobil

Submitted byIndriTraveller onFri, 05/01/2020 - 08:53

Aku mau menambahkan 2 konten aku sebelumnya yang melarang penggunaan sandal jepit dan cara mencari sepatu mengemudi yang pas.

Yang tidak kalah penting, kamu juga tidak boleh pakai sepatu hak tinggi atau biasa disebut high heels saat mengemudi mobil.

Mobilitas membuat kamu berada di jalan dan tidak lepas dari kemungkinan kecelakaan di jalan raya, baik dari pengguna jalan lain maupun diri sendiri.

Khusus untuk faktor diri sendiri, kamu kerap lalai untuk memperhatikan keselamatan dan kenyamanan saat mengemudi.

Salah satunya akibat penggunaan alas kaki yang tidak tepat.

Tuntutan penampilan dan kepraktisan membuat kamu kadang tetap menggunakan alas kaki dengan sol tebal atau high heels saat mengemudi.

Padahal ini berbahaya!

Mengurangi Feeling Pengemudi

Penggunaan alas kaki yang kurang tepat ini membuat feeling mengemudi menjadi tidak peka.

Terutama saat menginjak pedal gas dan rem yang menjadi dua komponen penting mengemudi kendaraan.

Sulit Memperoleh Posisi Kaki Natural

Desain high heel yang menekuk kaki juga membuat pergerakan kaki kamu jadi sulit dan tidak mendapatkan posisi yang rileks dan natural saat menginjak pedal.

Belum lagi risiko kaki kamu tergelincir karena heel yang terlalu tinggi dan runcing, selain bisa cidera juga membahayakan saat butuh respons cepat.

Sebaiknya kamu membawa alas kaki cadangan yang lebih nyaman untuk digunakan saat mengemudi, tapi jangan sendal jepit ya.

Pakai Sepatu Khusus Mengemudi

Kalau mau sedikit keluar modal, bisa pakai sepatu khusus mengemudi.

Tapi kalau nggak mau repot, bisa pakai sepatu kets atau sneaker yang sol bagian luarnya tipis dan tidak licin.

Nantinya ketika sudah tiba di tempat tujuan, sepatu hak tinggi tersebut baru kamu pakai lagi.

Tapi menyimpannya juga harus diperhatikan dan jangan taruh di bawah pengemudi karena bisa mengganggu pergerakan kaki, bahkan bisa menghalangi pergerakan pedal.

Tempatkan sepatu yang tidak dipakai itu di bagasi atau kolong baris kedua agar aman.

Lifestyle

Tips Cara Pilih Sepatu Untuk Mengemudi Mobil Yang Pas

Submitted byIndriTraveller onFri, 05/01/2020 - 08:52

Di artikel sebelumnya, aku sudah bahas mengapa sandal jepit tidak layak dipakai untuk mengemudi mobil.

Lantas, alas kaki seperti apa yang paling pas dipakai untuk mengemudi mobil?

Dalam sebuah survey di Inggris pada tahun 2010, dilansir dari Telegraph, 27 persen koresponden mengalami kesulitan saat mengemudi dikarenakan sepatu yang mereka kenakan.

Bahkan 5 persen mengklaim bahwa alas kaki menyebabkan mereka susah mengemudi, kehilangan kendali dan sampai mengalami kecelakaan.

Mengemudikan kendaraan, terlebih mobil, melibatkan penggunaan pedal gas, rem dan kopling dengan cepat.

Terutama dalam lalu lintas yang padat atau jalan yang sempit, dibutuhkan sepatu yang tepat untuk membuat kaki menjadi rileks.

Dengan kaki yang nyaman dan rileks, kontrol mobil akan membaik, dan kamu bisa bereaksi lebih cepat terhadap dinamika lalu lintas.

Sepatu Mengemudi Yang Pas

Untuk sepatu, sol dan tumit adalah kuncinya.

Jika sepatu kamu tebal, berarti kaki kamu tidak bisa merasakan pedal dengan baik, sehingga kamu tidak bisa menilai dengan tepat tekanan yang harus diberikan.

Hal ini bisa berbahaya, karena akan membuat pengereman serta tekanan pada pedal gas akan lebih cepat dan tidak akurat.

1. Tebal sol sepatu sebaiknya tidak lebih tebal dari 10 mm (1 cm), bahkan menggunakan sol setebal 4 mm lebih baik dan dianjurkan.

Yang paling penting adalah kamu bisa merasakan pedal untuk memperkirakan tekanan yang harus diberikan.

2. Selain itu, hindari menggunakan telapak sepatu yang lebar karena ada potensi kamu menekan dua pedal bersamaan.

3. Termasuk pula bahan telapak sepatu tidak boleh terlalu keras atau terlalu empuk agar dapat menjaga feeling berkendara kamu.

4. Usahakan pula cari sepatu yang tidak licin sehingga tidak mengganggu saat memindahkan kaki dari pedal.

5. Untuk tumit, menggunakan hak tinggi tidak boleh dilakukan.

Tumit kaki harus berada di lanjtai untuk mencapai tekanan pedal dengan benar.

Sepatu hak tinggi akan mengangkat tumit serta mendistorsi kemampuan untuk mengukur tekanan pada pedal.

Dilarang Tanpa Alas Kaki

Selain itu, sandal jepit merupakan pilihan yang buruk karena mudah lepas dan bisa tersangkut di bawah pedal.

Sandal jepit yang macet atau terlepas bisa mengalihkan perhatian ke bawah sehingga membuat mengemudi menjadi tidak fokus.

Bahkan ada kasus sandal jepit nyangkut di pedal gas sehingga mobil melaju kencang tanpa bisa dikendalikan.

Alternatif lain adalah mengemudi dengan bertelanjang kaki atau tanpa alas kaki karena feeling kamu lebih terasa karena pedal dan kaki langsung bersentuhan.

Namun, bertelanjang kaki bisa menghasilkan keringat yang membuat kaki menjadi licin.

Selain tentunya berbahaya saat terjadi kecelakaan karena kaki kamu tidak terlindung dari benda keras dan tajam di sekitarnya.

Pilihan Sepatu Mengemudi

Jadi, apa seharusnya yang dipakai dalam memilih sepatu untuk mengemudi?

Pilihan klasik jatuh pada sepatu moccasin, atau jenis loafer.

Sepatu ini memiliki sol lembut dan tipis sehingga bisa dijadikan sebagai sepatu untuk fashion, terlebih untuk para eksekutif muda.

Kekurangannya, dengan sol yang agak tipis, sepatu ini kurang layak untuk berjalan kaki di tempat-tempat dengan permukaan kasar.

Selain itu, sudah banyak sepatu mengemudi yang dikeluarkan oleh produsen sepatu ternama, contohnya Adidas dan Puma yang memberikan pilihan sepatu mengemudi dengan gaya boot rider.

Selain itu, jangan lupakan produsen khusus sepatu mengemudi motosport ternama, Sparco dan Alpinestars.

Lifestyle

Alasan Kamu Dilarang Pakai Sandal Jepit Saat Mengemudi

Submitted byIndriTraveller onFri, 05/01/2020 - 08:51

Sandal jepit mungkin terkesan santai dan nyaman dipakai, namun jika dipakai untuk urusan mengemudi, sepertinya bukan ide yang baik.

Sebuah studi mengungkapkan, sandal jepit merupakan pemicu 1,4 juta kasus pelanggaran peraturan lalu lintas dan kecelakaan di jalan raya setiap tahunnya.

Studi juga menyebutkan, satu dari sembilan pengemudi mengalami pedal yang tersangkut pada sandal saat mengemudi.

Penelitian menunjukkan, bahkan sandal jepit lebih berbahaya dari sepatu hak tinggi jika digunakan untuk mengemudi karena kamu yang menggunakan sandal tidak bisa menginjak rem secara efektif.

Melalui alat simulator, para peneliti menemukan, pengemudi bersandal jepit mengalami penurunan kecepatan mengerem rata-rata hingga 0,13 detik.

Dalam simulasi tersebut, para peneliti meminta responden untuk mengemudi selama 3,5 menit dengan kecepatan 96 km/jam.

Kalah Efektif Dari High Heels

Para peneliti menemukan, pemindahan kaki dari gas ke rem rata-rata memerlukan  waktu 0,04 detik bagi pengemudi bersandal.

Sementara itu, pengemudi dengan sepatu hak tinggi sekalipun hanya membutuhkan waktu 0,02 detik.

Gaya tekan pada rem pengemudi bersandal adalah 10,05 meter persegi per detik, sedangkan pengemudi dengan wedges, gaya tekannya mencapai 10,20 meter persegi per detik.

Sebuah survei terhadap 1.055 pengemudi di Inggris menemukan, sepertiga dari mereka menggunakan sandal jepit untuk mengemudi.

Sebanyak 27 persen dari mereka mengakui alas kaki tersebut menyebabkan ketidaknyamanan mengemudi, dan 7 persen menyalahkan sandal jepit sebagai penyebab kecelakaan.

Hampir 60 persen responden menjawab tidak mengenakan alas kaki yang cocok.

Sementara 20 persen dari mereka mengakui tetap akan menggunakan sandal jepit meski berpotensi memicu terjadi kecelakaan.

Bagaimana amannya?

Kamu bisa pakai sepatu khusus mengemudi, atau sneaker dengan hak rendah dan tidak terlalu empuk sehingga responsif dan nyaman saat dipakai menginjak pedal.

Lifestyle

4 Langkah Aman Mengemudi di Bulan Puasa

Submitted byIndriTraveller onSat, 04/25/2020 - 09:29

Meski ada aturan #DiRumahAja, sebagian dari kamu tetap harus keluar rumah untuk beraktivitas.

Di saat yang sama, kamu harus berpuasa menahan rasa lapar dan haus sebagai bagian dari ibadah di bulan Ramadhan.

So, bagaimana cara agar kamu tetap bisa jaga konsentrasi tubuh ketika mengemudi mobil padahal harus tetap puasa?

Oh ya, jangan lupa untuk selalu gunakan masker dan bawa hand sanitizer ya guys.

1. Atur Waktu Perjalanan

Berangkat ke kantor lebih awal lebih menguntungkan karena kondisi tubuh lebih fit dan jalan belum macet.

Usahakan agar tidak mengemudi di tengah hari yang sangat panas.

Kalaupun terpaksa, gunakan kacamata hitam supaya mata kamu tidak cepat lelah.

Atur waktu berkendara dan cari rute yang tidak melalui daerah rawan macet, terutama saat waktunya buka puasa.

Manfaatkan peta digital untuk membantu mencari rute terbaik.

Sedikit sharing pengalaman, golden moment berkendara di bulan puasa adalah sesaat setelah waktu berbuka karena jalan masih cukup lengang.

2. Jaga Emosi

Saat puasa justru godaan emosional cenderung meningkat lantaran rasa lapar yang menghantui tubuh.

Selain itu, tingkat emosi yang tinggi juga membuat tubuh kamu lebih cepat membakar lebih banyak kalori, sehingga cepat letih atau lemas.

Oleh sebab itu, cobalah jaga emosi saat berkendara dan tenang ketika menghadapi berbagai situasi.

Cobalah menghibur diri dengan mendengarkan lagu kesukaan.

Apalagi saat mengemudi kamu menggunakan masker yang cukup menyulitkan pernapasan.

Oleh sebab itu, kendalikan emosi supaya tidak memicu kamu untuk bernapas lebih cepat.

3. Atur Waktu Istirahat

Puasa pasti bikin badan jadi mudah lelah dan mengantuk.

Makanya, jam makan siang bisa kamu manfaatkan untuk tidur sejenak untuk memulihkan energi.

Kamu juga harus bisa mengukur tingkat kelelahan tubuh saat mengemudi karena lengah sepersekian detik bisa fatal akibatnya.

Cara paling mudah adalah masuk ke area pom bensin dan segera tidur jika sudah sangat letih.

Selepas tidur, kamu bisa membasuh muka untuk menghilangkan rasa kantuk dan olahraga ringan di luar mobil untuk meregangkan otot yang kaku.

4. Atur Pola Makan

Disarankan saat sahur untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat dan protein.

Makanan seperti ini memberikan efek kenyang yang cukup lama, serta memberikan energi yang cukup besar.

Hindari makanan yang mengandung kadar gula tinggi, karena lebih cepat diserap tubuh sehingga cenderung menurunkan level energi saat siang hari.

Perbanyak minum air putih agar tidak mudah kena dehidrasi.

Saat berbuka puasa juga harus tetap menjaga pola makan dengan mengonsumsi minuman dan makanan yang manis.

Tapi jangan berlebih karena kekenyangan bikin tubuh terasa tidak nyaman dan mudah mengantuk.

Tips

Rayakan Ultah Ke-15, Toyota Soluna Community Berikan Donasi Untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Submitted byIndriTraveller onSat, 04/25/2020 - 09:28

Wabah virus Corona atau Covid-19 di Indonesia membuat beberapa komunitas otomotif tergerak untuk membantu mengurangi penyebaran virus tersebut.

Salah satunya adalah Toyota Soluna Community (TSC) yang menggelar donasi para anggotanya dimulai dari tanggal 18 April sampai 2 Mei 2020.

Kegiatan tersebut sekaligus dilaksanakan dalam rangka memperingati hari jadi TSC ke 15 yang jatuh pada tanggal 13 April 2020.

Hasil donasi nantinya akan disalurkan ke beberapa Rumah Sakit, Yayasan, Panti Jompo dan juga warga yang membutuhkan fasilitas penunjang kesehatan dan kebersihan di daerah Jakarta, Depok, Bekasi, Sukabumi, Bogor & Bandung.

Dalam acara donasi yang dibuat oleh TSC kali ini berhasil mengumpulkan dana kurang lebih sebesar Rp. 20.000.000, yang berasal dari penggalangan donasi member TSC melalui program "Gerakan 15 Ribu dalam 15 Tahun TSC".

Dana sumbangan dibelanjakan dalam bentuk barang, seperti vitamin, masker, hand sanitizer, dan tempat cuci tangan portable.

Ketua Umum TSC, Eko Chandra, mengatakan, sudah saatnya komunitas otomotif untuk peduli terhadap isu Covid-19 khususnya di Indonesia.

“Kegiatan ini merupakan kepedulian TSC di era pandemi Covid 19, di hari jadinya ke 15 kami ingin lebih bisa turun melakukan kegiatan sosial dan berbagi ke sesama,” ujar Eko.

Di usia ke 15 tahun ini, TSC sudah mempunyai member sejumlah kurang lebih 2500 member yang tersebar di 35 chapter di Seluruh Indonesia.

TSC juga aktif dalam kegiatan touring, modifikasi, keamanan berkendara, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Tidak hanya itu, TSC sudah mendapatkan prestasi di bidang Modifikasi Interior di Bali pada tahun 2019, dan Eksterior Modifikasi di Serang di 2019.

Community

5 Komponen Mobil Yang Punya Risiko Rusak Saat #DiRumahAja

Submitted byIndriTraveller onSat, 04/18/2020 - 10:37

Seiring dengan diberlakukannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia, secara tidak langsung berdampak pada menurunnya aktivitas masyarakat.

Kondisi ini tentunya akan membuat mobil kesayangan menjadi jarang digunakan.

Tak dipungkiri berkurangnya intensitas penggunaan mobil akan berimbas pada beberapa risiko kerusakan komponen krusial pada mobil, jadi mobil yang jarang dipakai belum tentu akan terbebas dari masalah.

 Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, mari simak beberapa komponen mobil yang paling berpeluang rusak agar tahu cara pencegahannya selama masa PSBB masih berlangsung.

1. Aki Lemah

Hal ini akan dirasakan saat pertama kali menyalakan mobil yang sudah lama tak digunakan.

Mobil akan menjadi sulit dinyalakan karena adanya penurunan daya listrik dengan sendirinya.

Penurunan daya listrik ini berbeda-beda kondisinya tergantung pada umur dan kualitas aki, semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.

Tipsnya, hidupkan mesin dua hari sekali tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit.

Waktunya bisa lebih atau kurang tergantung kondisi.

Sesekali jalankan mobil untuk pengisian daya listrik pada aki yang lebih maksimal.

2. Ban Kempis

Tekanan angin pada ban berkurang jika mobil terparkir terlalu lama, meyebabkan bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata, membuat bentuk ban menjadi tidak lagi bundar utuh.

Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan ketika mobil pertama kali dijalankan setelah sekian lama terpakir.

Selain itu penyebab tekanan angin pada ban berkurang juga disebabkan oleh karet penutup yang berubah tekstur atau bisa juga disebabkan adanya bagian yang tidak rata antara ban dan pelek.

Tipsnya, jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk-keluar garasi secara rutin.

Upayakan posisi pelek dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuan.

Hal ini bertujuan agar tekanan angin pada ban akan terdistribusi secara merata dan ban tidak terlalu lama tertumpu hanya pada satu titik tertentu saja.

3. Bensin Mengendap

Iklim di Indonesia yang tropis membuat udara lembab akan menyebabkan pengembunan pada tangki dan saluran bahan bakar jika mesin tidak dihidupkan dalam waktu lama.

Akibatnya, yang terjadi adalah bahan bakar akan tercampur dengan air yang menguap sehingga dapat mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat pada tangki/saluran bahan bakar yang terbuat dari besi.

Adapun bahan bakar di Indonesia terutama solar bio-diesel, jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi endapan yang akan menyumbat saluran bahan bakar.

Tipsnya, saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster.

Rajinlah untuk memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran akan tersaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.

4. Karat di Cakram Rem

Ketika mobil tidak digunakan dalam durasi yang cukup lama, ditambah dibiarkan terkena hujan karena terparkir di tempat terbuka.

Karat akan timbul pada piringan cakram yang dimana hal ini merupakan proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berunsur besi.

Jika terus dibiarkan akan menyebabkan berkurangnya performa rem dan juga akan menimbulkan bunyi saat mobil pertama kali dipakai kembali.

Tipsnya, sebaiknya mobil tetap dijalankan minimal satu kali dalam seminggu, karena karat pada piringan cakram akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 meter.

5. Kuman dan Debu di Saluran AC

Penting untuk diketahui, bahwa AC mobil yang jarang digunakan tidak akan menjadi lebih awet.

Ditambah AC yang jarang beroperasi akan memiliki udara yang tidak bersikulasi, hal ini dapat menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC yang berdampak pada kualitas udara di dalam kabin mobil.

Tipsnya, disarankan agar rutin memanaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali.

Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan ada nya sirkulasi udara pada kabin mobil.

Tips

Cara Membersihkan Panel Kayu, Logam, dan Plastik di Kabin Mobil Sambil #DiRumahAja

Submitted byIndriTraveller onSat, 04/18/2020 - 10:36

Buat kamu yang mau belajar membersihkan isi kabin mobil selagi #DiRumahAja, jangan langsung bekerja jika belum paham bahan yang digunakan.

Setelah bahan fabric dan kulit, kini sekaligu bahan untuk panel di dasbor, konsol tengah, dan panel pintu yakni kayu, logam, dan plastik.

Seperti apa perbedaan aplikasi ketiganya?

1. Panel Kayu

Biasanya panel kayu mendapatkan finishing berupa coating dengan permukaan licin.

Ini membuat upaya kamu untuk membersihakn panel kayu jadi mudah dan simpel.

Masalahnya adalah, permukaan panel kayu jadi mudah terlihat kotor, terutama jika sering kena sentuh tangan.

Jika kotoran ringan cukup pakai kain mikrofiber.

Seka perlahan dengan gerakan searah.

Kalau membandel bisa dibantu dengan cairan interior cleaner.

2. Panel Logam

Panel logam memberi kesan sporty dan berkelas, makanya banyak dipakai di mobil mewah.

Cara membersihkannya tetap semudah panel kayu.

Hanya saja untuk bahan krom butuh perawatan khusus dengan menggunakan formula metal polish karena sifat bahannya yang mudah terkena oksidasi.

3. Panel Plastik

Teknologi zaman now membuat banyak inovasi dilahirkan, termasuk teknologi otomotif.

Saat ini panel plastik bisa punya motif berbeda-beda, seperti bermotif logam, serat karbon, atau panel kayu.

Sebagai finishing di-coating mengilap atau doff.

Asyiknya, kamu jadi tidak kesulitan untuk membersihkan layaknya panel kayu dan logam.

Cukup seka dan langsung bersih. Kalau membandel bisa dibantu dengan interior cleaner.

Namun untuk bahan plastik yang terkena paparan sinar matahari langsung, kamu bisa pakai bahan conditioner seperti untuk bahan kulit untuk menjaganya supaya tidak kusam dan pecah.

Tips

Jangan Salah Pilih, Berikut Perbedaan Oli Mesin Bensin dan Diesel

Submitted byIndriTraveller onThu, 04/09/2020 - 08:30

Ada beberapa risiko yang mesti kamu hadapi saat salah menentukan jenis oli untuk mesin mobil.

Mesin bensin yang memakai oli mesin diesel punya risiko start-up yang berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental.

Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Akibatnya, oli tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel.

Bagaimana dengan oli mesin bensin yang dipakai oleh mesin diesel?

Kalau nilai kekentalan oli tidak sesuai, akan membuat mesin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik.

Dalam jangka panjang, kandungan kimia oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan 4 tugas utamanya dengan optimal.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel.

Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin, serta menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston.

Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja.

Beda Oli Mesin Bensin dan Diesel

Oli mesin yang beredar di pasar bebas biasanya mempunyai dua API Service.

Sebagai contoh API SL/CF.

SL merujuk pada klasifikasi oli untuk mesin bensin, dan CF merujuk pada tingkatan oli untuk mesin diesel.

Parameter lain untuk melihat kesesuaian penggunaan oli mesin adalah pada kode SAE atau kekentalan oli mesin.

Seperti SAE 10W-30 dan SAE 10W-40.

Semakin besar angka di belakang kode SAE menunjukkan oli tersebut semakin kental.

Cek buku manual dimana posisi oli mesin mobil kamu, seperti Toyota Kijang Innova yang punya mesin bensin dan diesel, sesuai kedua parameter di atas.

Patokan tersebut bisa dipakai untuk mencari oli mesin aftermarket yang sesuai keinginan tapi tetap memenuhi kebutuhan mesin mobil.

Namun untuk menjaga kondisi mesin mobil agar tetap prima, sebaiknya kamu konsultasi dengan pihak bengkel resmi Toyota.

Gunakan oli mesin Toyota Motor Oil (TMO) yang sudah pasti sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi mesin.

Tips

Risiko Salah Pilih Oli Mesin Bensin dan Diesel

Submitted byIndriTraveller onThu, 04/09/2020 - 08:28

Walau masih #DiRumahAja, bukan berarti kamu tidak perlu peduli kondisi mobil Toyota kesayangan.

Mobil keluarga seperti Toyota Kijang Innova mempunyai 2 pilihan mesin modern, yakni 2.0 bensin dan 2.4 diesel.

Artinya, ada perbedaan mendasar dalam hal spesifikasi dan karakteristik mesin, serta kebutuhan pelumas yang sesuai.

Mesin Bensin Pakai Oli Diesel

Ada beberapa risiko yang mesti kamu hadapi saat salah menentukan jenis oli untuk mesin mobil.

Mesin bensin yang memakai oli mesin diesel punya risiko start-up yang berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental.

Efek jangka panjangnya, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi.

Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Akibatnya, oli tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel.

Mesin Diesel Pakai Oli Bensin

Bagaimana dengan oli mesin bensin yang dipakai oleh mesin diesel?

Kalau nilai kekentalan oli tidak sesuai, akan membuat mesin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik.

Dalam jangka panjang, kandungan kimia oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan 4 tugas utamanya dengan optimal.

Kalau sudah begini, potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel.

Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin. Kerak juga menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston.

Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja.

Kerak yang menempel juga membuat proses pembakaran yang mengandalkan tekanan piston tidak akan berjalan optimal dan membuat konsumsi BBM meningkat.

Oleh sebab itu, usahakan untuk selalu menggunakan oli mesin yang sesuai peruntukannya.

Paling mudah tentunya dengan membaca buku manual kendaraan atau konsultasi dengan service advisor bengkel resmi Toyota.

Tips

Masih #DiRumahAja? Mari Simak 10 Kelebihan Toyota Fortuner TRD Sportivo 2019

Submitted byIndriTraveller onSat, 04/04/2020 - 08:54

Masih #DiRumahAja guys? Yuks sekarang kita lihat 10 kelebihan Toyota Fortuner TRD Sportivo yang mempercantik wajahnya saat ajang GIIAS 2019 silam.

Toyota Fortuner TRD Sportivo merupakan model paling mewah, punya desain luar yang rupawan, berkelas, dengan sentuhan body kit yang sporty dan dinamis.

Berikut 10 desain baru fitur Toyota Fortuner TRD Sportivo yang membuatnya terlihat sangat menggoda.

1. TRD Front Bumper Spoiler

Sentuhan pertama hadir dari kolong mobil, yakni penambahan panel pelindung di bawah bumper depan untuk melindung dari serangan kerikil di jalan.

Selain fungsional, penempatannya membuatnya terlihat lebih menawan secara estetika.

2. TRD Rear Bumper Spoiler

Bagian ini sudah ada sejak awal, namun sekarang warnanya diubah dari silver menjadi hitam di area tengah bagian yang sering disebut sebagai diffuser.

3. TRD Foglamp Garnish

Rumah foglamp depan yang tadinya full black, sekarang ditambah sematan panel krom dengan aksen desain yang sporty sehingga tidak lagi terlihat monoton.

4. TRD Radiator Grille

Sentuhan kecil diberikan dengan mengubah warna sisi luar gril dari hitam menjadi dark chrome sehingga memberikan detail yang lebih tegas dan kuat.

5. Engine Hood Ornament

Sentuhan lain dari sektor gril dengan penambahan ornamen di bibir kap mesin yang berbatasan dengan gril sehingga memberi kesan menyatu dan kokoh.

6. TRD Alloy Wheel

Ubahan warna pelek yang tadinya silver industrial menjadi full hitam sehingga memberi kesan misterius dan powerful, sekaligus berwibawa dan prestisius.

7. TRD Tape Stripe

Desain baru striping di samping bodi yang membuatnya tampak lebih dinamis, slim, dan bertenaga

8. TRD Side Visor

Selain memberi perlindungan pada penghuni kabin, ornamen pemanis di jendela samping ini juga dibuat lebih stylish dengan sentuhan label TRD

9. Side Step

Toyota berusaha menampilkan sosok Fortuner TRD Sportivo yang lebih berwibawa dan gagah dengan sentuhan warna hitam di beberapa area.

Termasuk injakan kaki penumpang yang memperoleh ubahan warna dari silver menjadi hitam.

10. Power Back Door with Kick Sensor

Toyota menawarkan solusi cerdas dengan menyematkan akses buka-tutup pintu bagasi secara elektronik sehingga tidak perlu lagi repot buka-tutup secara manual.

Bahkan spesial untuk Toyota Fortuner TRD Sportivo, tersedia kick sensor di bawah bumper belakang sehingga penumpang dapat membuka pintu bagasi dengan sangat mudah berbekal sentuhan ringan ujung kaki ke bagian bawah bumper belakang.

Lifestyle
PrevNext

Back to top