Tips Aman Mengemudi Mobil Saat New Normal

Submitted byIndriTraveller onSat, 06/06/2020 - 08:47

Pandemi global akibat virus COVID-19 membuat kamu harus menjalankan aturan #DiRumahAja, termasuk tidak mengemudi kendaraan untuk aktivitas bersama keluarga tercinta untuk memutuskan mata rantai penularan wabah virus COVID-19.

Setelah beberapa bulan, pemerintah berencana akan melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mulai memasuki masa transisi untuk siap menjalankan tahapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal.

Saat ini aktivitas mulai bisa kembali dijalankan walau masih terbatas dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Jalankan beberapa langkah berikut ini supaya perjalanan bersama keluarga tercinta dapat berlangsung lancar dan aman saat kondisi New Normal diputuskan.

1. Persiapkan Kondisi Kendaraan

Langkah awal ini sangat krusial untuk memastikan mobil tidak memiliki kendala teknis yang bisa merepotkan di jalan, seperti mogok atau bahkan kecelakaan.

Tahapan yang dilalui diantaranya mengecek tekanan angin ban, cairan di dalam ruang mesin seperti oli mesin, serta komponen mobil lainnya.

Perhatikan apakah ada ketidakwajaran seperti suara aneh atau lampu indikator di panel instrumen berkedip saat mesin nyala atau ketika kamu mengetesnya berkendara keliling lingkungan rumah.

2. Cek Surat-Surat Kendaraan

Lama tidak dipakai, kamu bisa lupa dimana meletakkan surat-surat kendaraan, atau bahkan lupa masa berlakunya.

Terkesan sepele, namun bila sampai SIM atau STNK mati, akan mengakibatkan timbul masalah di jalan seperti kena tilang polisi.

Selain itu, surat-surat yang sudah tidak berlaku seperti SIM akan menyulitkan saat terlibat masalah dengan pihak ketiga meski posisi kamu benar karena secara hukum dilarang mengemudikan mobil.

Selain tentunya akan merepotkan ketika harus mengurus asuransi kecelakaan, bahkan ada risiko klaim asuransi ditolak.

3. Gunakan Alat Pengaman Diri

Kamu diwajibkan untuk menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) saat mengemudi mobil di jalan.

Walaupun belum ada petunjuk detail saat kondisi New Normal kelak diumumkan, yang pasti kamu harus menggunakan masker, termasuk seluruh anggota keluarga yang menjadi penumpang.

Bawa serta hand sanitizer untuk membersihkan tangan dan cairan pembersih mobil atau disinfektan untuk membersihkan bagian mobil yang sering dipegang oleh penumpang.

4. Patuhi Aturan Physical Distancing

Walaupun di dalam mobil sendiri bersama keluarga, kamu harus tetap mematuhi aturan physical distancing yang ditetapkan oleh pemerintah.

Mengacu aturan PSBB, kapasitas mobil hanya boleh maksimal 50%.

Artinya, untuk mobil dengan dua baris bangku seperti Toyota Agya atau Yaris, mobil hanya boleh dinaiki oleh 3 orang, yakni pengemudi dan 2 penumpang di belakang.

Sementara untuk kendaraan dengan 3 baris bangku seperti Toyota Calya atau Innova, hanya boleh dinaiki 4 orang, yakni pengemudi, 2 penumpang di tengah, dan 1 penumpang di baris ketiga.

5. Adaptasi Dengan Kendaraan

Waktu yang cukup lama saat berdiam di rumah ketika menjalankan aturan PSBB membuat kamu melupakan sejenak kebiasaan mengemudi.

Oleh sebab itu, cobalah untuk beradaptasi kembali dengan mobil kesayangan.

Duduk dan atur posisi duduk sopir ke posisi paling pas dan nyaman.

Sembari mengecek kondisi mobil lewat panel instrumen, cobalah untuk mengoperasikan berbagai fitur yang tersedia untuk mengingat kembali posisi dan cara kerjanya sehingga tidak membingungkan saat sudah di jalan.

Gunakan mobil untuk keliling lingkungan rumah atau sekadar isi bensin untuk memastikan kamu sudah familiar kembali dengan mobil yang dipakai.

6. Selalu Gunakan Sabuk Pengaman

Pastikan pengemudi telah memakai sabuk pengaman atau safety belt sebelum mobil berjalan.

Meskipun belum wajib di Indonesia, penumpang di bangku tengah juga bisa mulai memakai sabuk pengaman sebagai tindakan preventif.

Terbukti, penumpang yang menggunakan safety belt punya peluang untuk selamat lebih besar ketimbang yang tidak pakai saat mobil kecelakaan karena tubuhnya tidak terlempar dari bangku.

7.  Jalankan Prinsip Safety Driving

Selalu terapkan prinsip mengemudi aman dan tidak berlaku agresif yang dapat merugikan sesama pengguna jalan.

Tidak perlu bersikap emosional ketika ada pengguna jalan lain bertindak membahayakan.

Selain berpotensi kecelakaan, juga bisa menimbulkan pertengkaran.

Karena emosi, kamu bisa melepaskan masker saat berdebat atau melakukan kontak fisik yang justru memicu potensi penularan virus COVID-19.

Patuhi aturan lalu lintas mengingat AutoFamily sedang berkendara bersama keluarga tercinta.

8. Amankan Barang Bawaan

Pastikan seluruh pintu mobil terkunci dengan mengaktifkan central door lock.

Pastikan pula seluruh kaca mobil tertutup rapat untuk menjamin tidak ada potensi bahaya dari pihak ketiga yang bermaksud jahat.

Jangan meletakkan barang berharga seperti ponsel dan dompet di tempat terbuka yang terlihat jelas dari luar.

Travel

Ini Isi Tas Siaga Covid-19 Sebagai Persiapan Diri Menjalani New Normal

Submitted byIndriTraveller onSat, 06/06/2020 - 08:46

Dua bulan berlalu sejak Covid-19 mulai menjadi wabah, imbauan untuk berdiam di rumah saja sudah berganti menjadi ajakan untuk berdamai dengan virus Covid-19.

New Normal, kegiatan ekonomi maupun sektor-sektor lain dalam kehidupan sudah dipersiapkan agar bisa kembali berfungsi secara normal.

Tapi dengan penyesuaian perilaku di tengah pandemi Covid-19 dengan cara menjalankan protokol kesehatan dalam aktivitas keseharian.

Mengutip dari salah satu konten sosial media yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai apa saja yang harus dipersiapkan untuk menyongsong kenormalan baru, yaitu dengan membawa “Tas Siaga Covid-19”.

Tas tersebut berisi perlengkapan pribadi yang dapat melindungi kamu dari paparan virus dan menunjang aktivitas keseharian di tengah pandemi.

Adapun tas siaga Covid-19 tersebut berisikan perlengkapan sebagai berikut:

1. Sabun cuci tangan, hand sanitizer, dan disinfektan

2. Masker cadangan

3. Tisu basah & kering

4. Alat ibadah

5. Alat makan & botol minum pribadi

6. Tas belanja lipat

7. Kantong untuk masker bekas pakai

Setelah mempersiapkan perlengkapan seperti yang sudah dijabarkan di atas, tentu saja yang tak kalah penting bagi kamu saat di luar rumah adalah untuk tetap menerapkan physical distancing kapanpun dan dimanapun berada.

Hal penting lain yang harus diingat adalah membiasakan diri untuk membersihkan tangan setelah menyentuh apapun dan sebisa mungkin tidak menyentuh wajah.

Sebab tangan juga menjadi jembatan utama dalam penyebaran virus Covid-19.

Seperti yang kamu ketahui virus ini dapat masuk melalui hidung, mulut, maupun mata jika kita tidak berhenti menyentuh wajah.

Jangan lupa, selain beraktivitas dengan mengikuti protokol kesehatan, imbangi juga kesehatan kamu dengan mengonsumsi buah, sayur-sayuran, dan perbanyak minum air putih, sehingga daya tahan tubuh tetap terjaga.

Lifestyle

6 Kesalahan Mengemudi Mobil Transmisi Manual Yang Harus Dihindarkan

Submitted byIndriTraveller onSat, 05/30/2020 - 09:10

Ada sebagian generasi millenial yang sama sekali tidak bisa mengemudi mobil transmisi manual.

Masalah timbul saat kamu yang tidak paham lantas harus mengendarainya.

Ada beberapa kesalahan sepele yang kerap kamu lakukan sehingga membuat usia pakai kopling manual cepat menurun, bahkan mengalami kerusakan.

1. Malas Menginjak Penuh

Ketika menginjak pedal kopling harus sepenuhnya agar roda gila (fly wheel) dan pelat kopling dapat benar-benar tidak lagi terhubung sehingga memudahkan saat memindahkan tuas transmisi dan mengurangi risiko cepat aus.

Setelah memindahkan tuas transmisi, lepaskan pedal kopling secara perlahan dan diselaraskan dengan injakan pada pedal gas.

Jangan tergesa-gesa karena akan membuat pelat kopling mudah selip dan aus.

2. Selalu Menginjak Pedal Kopling

Yang paling sering adalah menginjak pedal kopling sepanjang perjalanan.

Posisi ini sering dipilih karena pengemudi malas mengangkat kaki dari pedal kopling dan berpindah saat ingin kembali menginjak pedal kopling.

Imbasnya, dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling.

Oleh sebab itu, lepaskan kaki kamu dari pedal kopling setelah proses memindahkan gigi transmisi selesai dilakukan.

3. Malas Menetralkan Transmisi

Kebiasaan lain yang merugikan onderdil kopling manual adalah malas memindahkan gigi transmisi ke posisi netral saat terkena lampu merah dengan alasan biar tidak repot saat mulai jalan.

Selain merusak komponen seperti release bearing, perilaku seperti ini juga tidak aman.

Bayangkan jika karena sesuatu hal kaki kamu terangkat dari pedal kopling.

Risiko paling kecil adalah mobil kamu menabrak mobil di depannya.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila kamu memindahkan gigi transmisi ke posisi netral, lepaskan kaki dari pedal kopling dan tarik rem parkir.

Toh, hal ini juga memberi kesempatan buat kaki kiri Anda beristirahat.

4. Langsung Masuk Gigi 2 Saat Start

Perbandingan gigi 1 transmisi manual dibuat besar agar dapat start dengan baik.

Masalahnya, kamu harus lekas memindahkan posisi gigi ke 2 sesaat setelah mobil melaju.

Sebagian orang malas melakukan proses ini dan langsung memasukkan gigi ke 2 saat mau jalan.

Dengan sedikit menahan injakan pedal kopling dan menambah tekanan pada pedal gas, mobil akan bergerak dan Anda tak perlu repot memindahkan gigi ke 2.

5. Setengah Kopling di Tanjakan

Satu lagi kesalahan dalam mengoperasikan pedal kopling adalah menginjak pedal kopling tidak penuh (setengah kopling) sembari menekan pedal gas agar mobil tidak bergerak turun di tanjakan.

Upaya ini membuat seluruh komponen yang ada di dalam sistem kopling manual mobil jadi cepat rusak.

Tentu biasanya yang kena terlebih dahulu adalah pelat kopling, bahkan di kondisi ekstrem bisa tercium bau gosong.

Cukup gunakan rem tangan untuk menahan laju mobil di jalanan menurun.

Masalah lain dari setengah kopling adalah adanya getaran berlebih di mobil.

Semakin sering kamu lakukan, komponen seperti dudukan mesin bisa kalah lebih cepat.

Kalau sudah begini, kerusakan bisa merambat ke komponen lainnya.

Masalahnya, kopling akan terbebani dengan gaya berkendara seperti ini.

Efeknya mirip ketika kamu melakukan setengah kopling.

6. Kasar Menginjak Pedal Kopling

Gaya terburu-buru dan kasar ketika menginjak pedal kopling juga mempercepat berkurangnya usia pakai kopling lantaran gesekan yang terjadi antar komponen jadi besar dan kasar.

Santai saja dan sesuaikan dengan irama mesin dan kecepatan mobil.

Jangan lupakan pula untuk mengecek tabung penyimpanan minyak kopling. Usahakan agar volumenya selalu berada di batas maksimal.

Kalau berkurang, lakukan pengecekan di kabel kopling sebagai antisipasi kebocoran.

Tips

Tips Cara Mudah Merawat Transmisi Manual Mobil

Submitted byIndriTraveller onSat, 05/30/2020 - 09:09

Sebenarnya, merawat transmisi manual mobil dapat kamu lakukan sendiri.

Jika kamu termasuk orang yang sibuk atau tidak memiliki waktu luang untuk merawat mobil maka ada beberapa hal penting yang bisa kamu lakukan sebagai perwakilan dalam perawatan transmisi manual.

1. Oli Transmisi Berkualitas Baik

Untuk mempercepat serta memperhalus pengoperasian pada transmisi manual, sebaiknya pilihlah tipe oli full sintesis dengan viskositas 75-90 W.

Ciri-ciri dari pelumas itu terbilang encer serta tahan panas, dimana penyusupan oli itu ke tiap-tiap sisi di transmisi akan menjadi lebih cepat, dan dapat memberikan proteksi pada transmisi lebih maksimal.

Apabila perawatan transmisi mobil manual kurang maka dapat menyebabkan kebocoran sehingga membuat oli transmisi menjadi lebih cepat kering.

Penyebab kebocoran biasanya berasal dari baut tempat pembuangan oli yang mengalami kerusakan ataupun yang tidak rapat.

2. Penyetelan Kopling yang Sesuai

Untuk memperhalus dan mempercepat perubahan gigi pada mobil transmisi manual sebaiknya setel terlebih dahulu kopling karena jarak pedal kopling yang terlalu tinggi dapat merenggangkan jarak pada kopling serta transmisi manual pada mobil.

Hal ini dapat menyebabkan perpindahan gigi menjadi kasar serta berat saat perpindahan gigi dilakukan.

Hindari meletakkan kaki di kopling saat tidak digunakan.

Agar kopling tidak cepat aus, saat gigi sudah masuk dan kendaraan sudah melaju, biasakan agar kaki tidak menyentuh pedal kopling.

Cara ini efektif untuk mengurangi cepat ausnya kopling mobil.

3. Mengganti Oli Transmisi Secara Berkala

Untuk memperpanjang umur pemakaian transmisi mobil, perawatan oli secara berkala dan teratur akan memberikan efek dan pengaruh besar pada kinerja mesin sebab keberadaa oli sangat menunjang sebagai bahan pelumas pada mesin.

Jadi, agar kondisi mesin mobil selalu tetap prima, sudah seharusnya penggantian oli mesin harus dilakukan secara berkala dan teratur.

Pastikan mengikuti prosedur standar yang sudah ditentukan oleh pabrikan mobil.

Umumnya, waktu penggantian oli pada kendaraan sangat baik dilakukan setelah kendaraan menempuh jarak antara 3.000-5.000 km.

Dengan melakukan hal tersebut secara rutin, dapat mengurangi friksi di sekitar transmisi mobil, serta pengoperasian gigi akan terasa halus dan mudah dipindahkan.

Faktor dalam pemilihan oli yang disesuaikan dengan kebutuhan mesin juga sangat penting untuk menunjang keawetan mesin mobil.

Selain itu, pemilihan oli yang tepat juga bisa menghindari terjadinya panas yang berlebih ketika mesin mobil beroperasi.

4. Menggunakan Suku Cadang Berkualitas

Penggunaan suku cadang orisinil dapat mengurangi kerusakan lebih cepat, karena dengan produk asli artinya kualitas pun lebih terjamin karena memang sudah melewati percobaan dan kelayakan penggunaan.

Jangan pernah tergiur harga murah, tapi akhirnya malah membuat susah.

Tips

Teknik Memutar Setir Mobil Yang Benar dan Aman

Submitted byIndriTraveller onThu, 05/21/2020 - 13:40

Tugas utama seorang sopir mobil adalah mengendalikan arah kendaraan.

Bagaimana kamu bisa mengendalikan dengan baik kalau secara teknis mengemudi kurang siap?

Nah, tips berikutnya terkait proses olah kemudi yang benar di jalan.

Cara mengemudi yang baik harus mengetahui posisi tangan di lingkar kemudi.

Sedikit mengulang, posisi tangan di arah jam 9 dan 3, serta jari jempol tidak ikut menggenggam setir.

Lanjut adalah cara memutar setir supaya kamu tidak mengemudi ala sopir angkot yang suka asal-asalan di jalan.

1. Pull and Push (Tarik dan Dorong)

Posisi tangan kamu memegang setir di arah jarum jam 3 dan jam 9.

Posisi jempol tidak perlu mencengkeram lingkaran setir.

Jempol pengendara bisa cedera jika mengenai ruas-ruas setir yang di bagian tengah, jika terjadi kecelakaan.

Selain itu, kalau jempolnya di dalam seperti mencengkeram setir, bisa-bisa tangan kamu patah saat airbag meledak.

Saat ingin berbelok, letakkan tangan yang berada di arah belok di posisi jam 12.

Kalau mau belok kanan artinya tangan kanan yang ada di posisi tersebut.

Lantas tangan tersebut digerakkan ke arah belok dengan gerakan seperti menarik.

Sesuaikan sudut putar dan tenaga dengan arah berbelok mobil.

Sembari itu, tangan satunya lagi membantu dengan diletakkan di posisi jam 6.

Bantu mendorong ke arah belok dengan sudut putar dan tenaga mengikuti gerakan tangan satunya.

Itulah mengapa teknik memutar setir ini sering disebut sebagai tarik dan dorong.

Umum dipakai saat manuver ringan seperti berbelok di perempatan jalan.

Sementara untuk pergerakan setir ringan seperti pindah jalur atau belok di jalan menikung, selama tidak butuh banyak putaran setir, tangan masih tetap di posisi jam 9 dan jam 3.

2. Hand Over Hand

Nah, kalau teknik ini cocok untuk manuver yang butuh radius putar luas sekaligus.

Biasa dipakai saat balik arah di U turn atau parkir seri.

Ambil contoh saat ingin berbalik arah, posisikan tangan kanan di arah jam 10 dan tangan kiri di arah jam 4 secara bersamaan.

Selanjutnya putar secara bersamaan kedua tangan ke arah belok mobil.

Karena jangkauan tangan yang luas, kamu bisa memutar setir sekaligus untuk mendapatkan sudut belok yang besar.

Bahkan kadang kala cukup dengan sekali putar, mobil sudah mendapatkan sudut belok yang diinginkan.

Kamu tinggal menahan setir agar tidak berbalik arah sebelum waktunya.

Kalaupun belum cukup, kamu bisa mengembalikan tangan ke arah awal.

Namun jangan sekaligus karena harus ada tangan yang menahan setir.

Tetap ambil contoh saat balik arah ke kanan, pindahkan dulu tangan kiri kembali ke posisi jam 9 untuk menahan kemudi.

Setelah itu, pindahkan tangan kanan ke posisi jam 10.

Sejenak tangan kanan sudah bisa menahan kemudi agar tetap berada di sudut yang diinginkan, segera pindahkan tangan kiri ke posisi jam 4.

Lakukan kembali gerakan memutar dari awal.

Sesuaikan sudut putar kemudi dengan sudut belok yang kamu inginkan.

3. Jangan Seperti Sopir Angkot

Jangan pernah melakukan gerakan seperti menyangkul, yakni posisi tangan di jam 12 namun dengan arah genggaman dibalik keluar ala sopir angkot.

Beberapa orang melakukan cara ini karena hanya perlu satu tangan untuk memutar setir.

Apalagi setir mobil modern sudah ringan dan mudah diputar.

Masalahnya adalah, kamu tidak punya kendali sepenuhnya pada kemudi.

Ketika misalnya kamu harus membalikkan kemudi ke arah berlawanan, tangan kamu tidak akan sigap dalam melakukannya.

Pun sulit buat kamu untuk mengukur sudut putaran kemudi apakah sesuai dengan sudut belok mobil.

Plus, ada risiko cidera saat kemudi berputar sendiri ke arah berlawanan dengan cepat.

4. Jangan Hanya Menempelkan Telapak Tangan

Atau menggerakkan setir seperti orang mencuci dengan hanya menempelkan telapak tangan ke setir.

Ini juga banyak dilakukan oleh sopir angkot.

Posisi seperti ini tidak memberikan kamu akses yang optimal pada setir.

Saat kondisi darurat, kamu akan kebingungan sendiri.

Travel

Cara Pegang Setir Mobil Yang Benar Untuk Mencegah Kecelakaan di Jalan

Submitted byIndriTraveller onThu, 05/21/2020 - 13:38

Mengapa teknik pegang setir yang benar jadi krusial?

Memegang setir dengan baik dan benar merupakan salah satu hal penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat sedang mengemudikan mobil.

Mungkin banyak pengendara yang menyepelekan bahwa cara memegang setir ternyata bisa berpengaruh terhadap kecelakaan.

Kemudi merupakan pengendali arah mobil kamu.

Kalau kamu sigap mengendalikan kemudi, maka risiko celaka juga berkurang.

Contoh, ketika di depan ada kecelakaan dan kamu harus melakukan manuver menghindar.

Atau tiba-tiba ada orang menyeberang jalan.

Jika cara memegang kemudi kamu tidak tepat, sulit untuk melakukannya dengan cepat.

Bahkan di beberapa kasus malah bikin masalah baru dan membuat celaka.

Padahal bisa saja itu menentukan hidup dan mati kamu.

Lantas, seperti apa cara memegang setir yang benar?

Atur Posisi Duduk

Cari posisi duduk yang paling nyaman namun tanpa mengurangi kesigapan kamu dalam mengolah kemudi.

Cari semua setingan di kursi mulai dari headrest, kursi, kaca spion disesuaikan dengan ketinggian, dan juga menyesuaikan ketinggian setir.

Setelah merasa benar-benar nyaman pastikan juga kamu bisa melihat spion samping kanan kiri dan spion tengah bisa melihat pandangan di belakang untuk menghindari blind spot.

Arah Jam 9 dan Jam 3

Masuk ke menu utama, teknik memegang setir yang benar disarankan adalah seperti arah jam 9 dan jam 3.

Posisi tangan kiri berada di arah jam 9 sementara tangan kanan di arah jam 3.

Posisi tersebut dianggap yang paling fleksibel dibanding posisi arah jam 10 dan jam 2 dan lebih mumpuni jika dibutuhkan kesigapan dalam bermanuver.

Posisi jam 10 dan jam 2 tak lagi disarankan karena bisa berbahaya bagi pengendara yang memiliki setir mobil berukuran kecil dilengkapi dengan airbags.

Posisi jam 9 dan jam 3 menjaga tangan pengendara agar tetap pada posisi yang benar dan mudah untuk mengendalikan setir dan mereduksi reduksi terkena airbag saat mengembang.

Sudut Tangan 120 Derajat

Selain itu, tangan kamu juga harus punya keleluasaan bergerak.

Parameternya adalah tangan ditekuk sekitar 120 derajat saat memegang setir.

Metode lain untuk mengukur adalah dengan meletakkan tumit tangan di sisi paling atas batang kemudi.

Badan kamu harus tetap menempel pada sandaran bangku dan tidak bergerak maju.

Kalau masih maju, artinya kamu harus lebih menegakkan sandaran atau memajukan kursi sopir.

Cara Memegang Setir

Usahakan tidak memegang setir dengan posisi menggenggam atau seperti tangan mengepal.

Buka jari jempol ke arah atas setir.

Selain membuat kamu merasa rileks, ini juga membuat kamu lebih mudah saat memutar setir dan mereduksi risiko cidera saat setir berputar sendiri.

Setelah itu, cobalah untuk memutar setir ke kanan dan ke kiri.

Apakah kemudi dapat bergerak optimal tanpa membuat tangan kamu kesulitan.

Cobalah untuk mengoperasikan tuas transmisi dan tuas rem parkir.

Adakah kesulitan seperti terlalu jauh saat digapai?

Jika ya, berarti kamu harus mengulang semua proses di atas sampai mendapatkan posisi memegang setir yang pas agar dapat mengendalikan mobil dengan sigap dan cekatan, namun tetap nyaman di jalan.

Travel

Daftar Modifikasi Mobil Yang Berbahaya Jika Tidak Sesuai Aturan

Submitted byIndriTraveller onWed, 05/13/2020 - 13:52

Kamu pasti ingin mengubah komponen bawaan mobil supaya bisa tampil sesuai keinginannya.

Masalahnya, jika dikerjakan tanpa aturan, modifikasi tampilan justru akan berbahaya.

Apa saja modifikasi yang dapat membawa masalah jika tidak dilakukan secara hati-hati, baik dalam hal keselamatan dan kenyamanan berkendara, termasuk hangusnya garansi?

Berikut beberapa di antaranya.

1. Ganti Pelek dan Ban

Mengganti pelek dan ban merupakan cara paling mudah untuk mengubah tampilan mobil.

Sayangnya, demi mengejar gaya banyak orang yang memaksakan menggunakan pelek dengan dimensi berlebihan padahal digunakan untuk harian.

Melakukan ubahan kaki-kaki dengan melebihi batasan tertentu sangat mempengaruhi kenyamanan berkendara.

Bahkan efeknya bisa berbahaya karena membuat mobil tidak layak jalan dan membahayakan.

2. Menurunkan Bodi Mobil

Modifikasi mobil dengan menurunkan bodi bisa dilakukan tanpa mengganti komponen apapun.

Cukup memotong beberapa ulir pada per standar sehingga membuat ground clearance turun.

Sayangnya modifikasi seperti ini bila digunakan untuk harian akan membahayakan.

 Dengan ground clearance rendah akan membuat pengendara kesulitan saat bermanuver.

Hal ini tentu saja mengganggu dan membahayakan pengguna jalan lain.

Poin modifikasi nomor 1 dan 2 juga akan menyulitkan saat mobil kamu diberi muatan banyak.

Manuver kendaraan semakin terbatas serta handling dan kenyamanan menurun drastis.

Dan yang pasti, usia pakai komponen kaki-kaki bakal berkurang drastis.

3. Ganti Kaca Film

Kaca film menjadi kebutuhan semua mobil di daerah tropis seperti Indonesia.

Sayang, banyak orang yang masih tidak mengerti intensitas kaca film yang baik dan aman digunakan.

Kondisi ini jadi masalah, karena bila gelapnya berlebih akan mempengaruhi visibilitas ketika berkendara di malam hari.

4. Ganti Lampu LED

Modifikasi lampu LED sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan, tapi tetap ada syaratnya agar aman digunakan dan tidak membahayakan pengguna jalan lain.

Penggunaan lampu LED harus melihat intensitas sinar yang dikeluarkan bila terlalu besar kelvinnya akan membuat sinar yang dihasilkan terlalu terang dan bisa mencelakakan pengendara dari arah berlawanan.

5. Upgrade Audio

Ubahan audio standar biasanya dilakukan untuk meningkatkan hiburan dalam mobil, tapi bila pemasangannya sembarang akan berisiko besar.

Upgrade audio serta perangkat elektronik lainnya berkaitan erat dengan sistem kelistrikan, bila tidak diimbangi dengan penambahan daya maka cukup berisiko.

Apalagi kalau proses instalasinya sembarangan.

6. Karpet Mobil

Penambahan karpet akan membuat dimensi dek bawah mobil mejadi lebih naik dari biasanya.

Bila tidak hati-hati akan mengganggu kerja dari pedal gas, kopling dan rem.

Cukup bahaya bila gerak pedal-pedal tertahan karpet yang tidak standar.

7. Pedal Metal

Aksesori pedal berbahan metal diyakini mampu mengentalkan kesan sporty pada interior mobil.

Tapi perlu diingat, meterial pedal memiliki sifat yang lebih licin dibandingkan karet.

8. Body Kit di Bumper

Body kit di bumper seringkali lebih berat dari bumper asli yang menambah beban saat berkendara. Selain itu,

pemasangan yang tidak hati-hati dapat mengganggu kerja sensor airbag.

Oh ya, satu hal yang harus diingat, ada potensi garansi mobil kamu akan gugur bila ternyata di kemudian hari ditemukan bahwa penyebab kerusakan komponen mobil akibat melakukan modifikasi.

Konsultasi dulu dengan service advisor bengkel resmi Toyota untuk memastikannya.

Lifestyle

7 Cara Cegah Mobil Terbakar Sendiri di Jalan, Nomor 7 Paling Penting

Submitted byIndriTraveller onTue, 05/12/2020 - 08:44

Cerita mengenai mobil terbakar sendiri di jalan selalu terulang.

Sebenarnya mobil kamu tidak akan terbakar sendiri tanpa ada pemicu awal.

Biasanya timbul akibat kecerobohan dan ketidakpedulian pemilik mobil.

Padahal, dengan sedikit kepedulian, kamu bisa mengurangi potensi mobil terbakar sendiri.

Berikut beberapa di antaranya.

1. Perhitungkan Modifikasi Kelistrikan

Perhitungkan baik-baik jika kamu mau melakukan modifikasi kendaraan, apalagi yang menyangkut sistem kelistrikan mobil.

Cobalah sempatkan berdiskusi dengan teknisi bengkel resmi Toyota supaya aman.

Salah satu contoh modifikasi yang berpotensi dapat menyebabkan kebakaran adalah mengubah lampu utama atau foglamp dengan alasan kurang terang.

Atau mengubah kelistrikan di dalam mobil dengan cara memotong kabel, seperti membuat jalur baru untuk koneksi ponsel.

Jika dilakukan sembarangan, punya risiko mudah panas dan terbakar sendiri.

Meski sepele, namun modifikasi tersebut mengubah beban kelistrikan mobil.

Apalagi bila modifikasi dilakukan dengan cara yang kurang baik dan rapi.

Dan jangan lupa, modifikasi pada komponen mobil dapat menyebabkan garansi gugur bila suatu saat Anda mengklaim suatu kerusakan dan ternyata sebabnya adalah perubahan teknis tersebut.

2. Tidak Menyimpan Barang Mudah Terbakar

Hindari menyimpan barang-barang yang mudah terbakar di dalam kabin mobil, seperti bensin, tinner, parfum cair, dan korek api gas.

Barang tersebut mengandung bahan aktif yang jika diletakkan di dalam ruang tertutup dengan suhu udara tinggi bisa berpotensi menimbulkan api dan menyebabkan kebakaran.

Termasuk misalnya meletakkan ponsel yang sedang di-charge menggunakan power bank.

Panas yang ditimbulkan bisa saja memicu terbakarnya permukaan kain atau plastik di dalam mobil.

3. Hati-hati Barang Mudah Terbakar di Dalam Kap Mesin

Pasti ada di antara kamu yang pernah kelupaan meletakkan kain bekas mencuci mobil di dalam kap mesin.

Atau meletakkan kain bekas membersihkan spare part secara sembarangan sehingga tertinggal di dalam kap mesin.

Intinya adalah, hindari meletakkan barang-barang yang mudah terbakar di dalam kap mesin.

Sebut saja lap, sarung tangan, busa, dan plastik.

Benda tersebut jika terkena sumber panas seperti pipa knalpot bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.

4. Cek Oli Mesin

Bisa saja terjadi kebocoran pada oli mesin.

Tetesan oli mesin dapat terbakar bila mengenai bidang panas seperti pipa knalpot.

Di samping itu, jika kamu tidak rutin mengganti oli sesuai ketentuan, maka senyawa kimia dalam oli akan berubah.

Perubahan tersebut akan berimbas pada mesin yang jadi cepat panas, komponen di dalamnya aus, dan berpotensi terjadi kebakaran jika terpercik.

5. Dilarang Parkir Dekat Sumber Api

Karena buru-buru, bisa saja ketika parkir kamu tidak sadar bahwa di sebelah mobil ada sumber api, seperti tempat sampah.

Apalagi kalau ternyata isi tempat sampah tersebut baru saja dibakar.

Bara api dari sisa pembakaran yang terbang dapat mengenai bagian mobil yang sensitif seperti kabel kelistrikan.

Mesin yang masih panas juga berisiko terbakar jika terkena sampah plastik yang terbang terbawa angin.

Oleh sebab itu, saat berhenti pastikan dulu mobil kamu aman dari sumber panas.

6. Perhatikan Indikator Mesin

Indikator mesin merupakan penanda saat ada problem di mobil.

Misal, kalau indikator suhu mesin naik, artinya ada masalah pada mesin mobil kamu.

Segera cek supaya tidak menjadi masalah besar bahkan berakibat mobil terbakar sendiri.

Segera tepikan mobil dan matikan mesin.

7. Servis Berkala di Bengkel Resmi Toyota

Lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota sesuai rekomendasi pabrikan.

Selain rutin mengganti oli setiap servis berkala, area mesin juga dicek untuk melihat risiko kebocoran dan kerusakan sistem oli, bahan bakar, dan kelistrikan.

Tips

Tips Rawat Aki Mobil Supaya Tidak Tekor Karena #DiRumahAja

Submitted byIndriTraveller onThu, 05/07/2020 - 08:48

Saat menjalani himbauan #DiRumahAja, otomatis mobil kamu tidak pernah dijalankan.

Sa;ah satu komponen yang wajib diawasi kondisinya adalah baterai atau aki.

Aki merupakan komponen yang penting bagi kendaraan kamu sebagai penyedia arus listrik, menstabilkan tegangan kendaraan, dan mem-backup alternator.

Supaya aki bisa berumur panjang sesuai kemampuannya, maka merawat aki jadi hal mutlak.

Untuk menjaganya berfungsi maksimal, kamu bisa menyimak tips berikut ini.

1. Matikan Sistem Kelistrikan

Ketika kamu memanaskan mobil, baiknya jangan nyalakan pendingin ruangan (AC), radio, lampu, atau perangkat elektronik lain.

Pasalnya, kondisi aki belum sepenuhnya terisi dengan listrik.

Kemudian setelah memanaskan mesin, jangan lupa matikan semua komponen kelistrikan sebelum mesin dimatikan.

Tujuannya, supaya listrik pada aki tak berkurang dan memudahkan ketika menyalakan mesin kembali.

Memanaskan mesin cukup 10 menit seminggu 2 kali.

2. Periksa Level Cairan Aki

Air jangan sampai di bawah level minimal atau low level.

Mengisi air pun tak boleh melebihi level atas karena, pada saat aki panas, air bisa tersembur keluar bersamaan uap yang sangat korosit.

Namun, jika level air di bawah takaran, tambahkan secukupnya.

Penambahan air aki disarankan menggunakan air aki murni, bukan air aki zuur agar sel aki tak cepat rusak.

Sementara untuk aki jenis maintenance free (MF) bisa dilakukan dengan alat battery tester.

Alat ini tidak hanya berguna untuk mengukur voltase atau tegangan aki saja, namun juga daya starter (CCA – Cold Cranking Ampere), tingkat tegangan (SOC – State of Charge), dan tingkat kesehatan aki (SOH – State of Health).

3. Perhatikan Kebersihan

Perhatikan kebersihan permukaan aki pada kutub negatif dan positif.

Saat terminal aki kotor, arus listrik tidak bisa mengalir sempurna akibat pasokan listrik kurang.

Lambat laun merusak terminal dan bisa menjalar ke peranti elektronik.

Jika kamu melihat kerak berwarna kehijauan dan kotoran pada terminal aki, segera bersihkan dengan memakai air panas secukupnya, kemudian menyikatnya sampai bersih.

Setelah dibersihkan, kencangkan baut klem aki.

Pastikan aki selalu dalam posisi yang fix dan tidak bergeser karena aki yang mudah berguncang saat kendaraan bergerak, bisa cepat rusak.

4. Cek Daya Aki

Kamu bisa mengecek kapasitas aki dengan multitester.

Cek dayanya dan pastikan aki mampu bekerja dengan baik.

Sebab, aki yang kekurangan daya bisa mempengaruhi sistem kelistrikan mobil.

Paling penting, agar pasokan listrik pada otak mobil (ECU) berjalan mulus.

Untuk urusan perawatan, paling mudah memang aki MF karena indikator dayanya jelas, yakni terdapat warna hijau dan merah.

Periksa, bila indikator merah, berarti harus segera diganti, dan sebaliknya jika berwarna hijau, berarti aki masih layak pakai.

5. Cek Kebocoran Aki

Periksa apakah terjadi kebocoran pada aki, terutama di badan aki maupun penutupnya.

Jika terjadi kebocoran dan tidak segera diatasi, air korosif bisa merusak bodi bahkan komponen lain.

Kebocoran pada badan aki harus segera ganti dengan yang baru.

Sedangkan jika terjadi hanya pada tutup saja, bisa dikencangkan atau diganti tutup aki yang baru.

6. Pemasangan Aki

Nah, ini yang kelihatanya mudah, tapi jarang diperhatikan.

Jika kamu mau buka aki, dahulukanlah copot pengait pada kutub negatif, kemudian barulah lepas pengait positif.

Sebaliknya saat memasang, dahulukan kutub positif baru negatif agar tidak terjadi korsleting.

Tips

Toyota HiAce Disulap Menjadi Kendaraan Medis Penderita Corona di Jepang

Submitted byIndriTraveller onThu, 05/07/2020 - 08:46

Beragam cara dilakukan pabrikan otomotif dunia untuk membantu menangani wabah Corona (Covid-19).

Mulai dengan berdonasi, membuat perlengkapan medis, seperti masker, APD, sarung tangan, dan merancang ventilator.

Bahkan sampai ada yang memodifikasi kendaraan secara khusus untuk mengangkut pasien Covid-19.

Contohnya seperti yang dilakukan Toyota Motor Corporation (TMC) dengan merancang HiAce menjadi kendaraan medis guna membawa pasien Covid-19 yang sudah terkontaminasi serius.

Dikutip dari Kompas.com, Toyota mengubah HiAce menjadi kendaraan transportasi layaknya ambulans.

Ini dibuat mengingat secara desain, dimensi, dan kelapangan yang dimiliki HiAce sudah cukup proposional dijadikan sebagai kendaraan medis.

Modifikasi yang dilakukan tidak ke sektor visual, seperti mobil-mobil modifikasi pada umumnya, melainkan lebih ke teknis kelengkapan penanganan pasien.

Toyota mengembangkan HiAce sebagai kendaraan pengendali sirkulasi udara yang memiliki kompartemen interior untuk memisahkan antara kabin depan dengan bagian belakang.

Rancang bangunnya juga tergolong sederhana, karena hanya menggunakan kipas yang ditempatkan pada penghalang antar interior.

Dengan demikian, udara yang terkontaminasi tidak sampai menembus sampai ke bagian kabin depan.

HiAce ini adalah modifikasi pertama yang dirancang oleh Toyota untuk membawa pasien Covid-19 yang sudah dalam konsisi parah.

Kendaraan ini pun dikembangakan atas permintaan pemerintah daerah untuk fasilitas medis, dan hal tersebut bagian dari proyek Kokoro Hakobu Toyota, yakni upaya kolektif perusahaan yang dimulai sejak gempa besar Jepang Timur beberapa waktu lalu.

Saat ini, kendaraan yang biasa digunakan sebagai moda transportasi travel dan logistik tersebut telah didonasikan ke Rumah Sakit Showa University yang berada di Tokyo.

Seperti diketahui, Tokyo sendiri menjadi daerah zona merah Covid-19 dengan angka kematian yang cukup tinggi.

Upaya Toyota dalam penanganan Covid-19 juta tidak hanya itu saja.

Pada 10 April lalu, Toyota juga sudah menyumbang 11 kendaraan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan di Tokyo, Prefektur Miyagi, dan Prefektur Chiba.

Automotive
PrevNext

Back to top