Anti Merosot di Tanjakan, Fitur Safety Ini Ada di Semua Model Toyota di Indonesia, Bikin Hati Tenang

Submitted byadminConnect onWed, 06/07/2023 - 06:42

Saat ini mobil Toyota modern sudah dilengkapi dengan fitur-fitur canggih untuk menunjang sisi kenyamanan, hiburan, sampai keselamatan berkendara. Terkait safety driving, salah satu fitur canggih yang sudah diaplikasikan pada Toyota bertransmisi otomatis adalah Hill Start Assist (HSA).

Lantas apa fungsi dari fitur HSA?

Meski sudah cukup lama hadir, ternyata masih banyak pemilik mobil yang tidak mengerti kegunaan HSA, bahkan banyak yang tidak sadar bahwa mobilnya sudah mengusung teknologi ini. Prinsip kerjanya sederhana saja namun mujarab untuk membantu pengemudi.

Mulai berjalan di jalan menanjak bukan perkara mudah. Jika kaki terlalu lama pindah dari pedal rem ke pedal gas padahal tuas rem parkir sudah dilepaskan, maka mobil akan meluncur turun ke belakang. Apalagi ketika kamu lupa memindahkan tuas transmisi ke D. Situasi ini berpotensi memicu kecelakaan kalau di belakang ada kendaraan lain.

Hill Start Assist (HSA) memiliki tugas untuk menahan mobil agar tidak bergerak mundur saat start, khususnya ketika berada di jalan menanjak. Fitur pengereman tambahan ini akan menahan sejenak mobil supaya tidak bergerak turun atau merosot ketika kamu melepaskan rem tangan atau pedal rem untuk memulai menginjak pedal gas.

Selanjutnya, kamu bisa berakselerasi dengan aman dan nyaman tanpa perlu ragu mobil bergerak turun. Karena biasanya, saat menghadapi macet di jalan menanjak, sebagian pengemudi kagok ketika mobil mulai bergerak dan dapat berbahaya kalau responsnya salah. Apalagi ketika kendaraan di belakang tidak sabaran dan membunyikan klakson.

Meski bisa menahan mobil agar tidak meluncur turun, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena hanya beberapa detik saja. Jeda waktu tersebut sudah diatur oleh sistem komputer untuk memberikan kesempatan buat kamu saat kaki melepaskan pedal rem dan beralih ke pedal gas.

Sifatnya memang menahan sesaat saja agar kamu tidak panik dan terburu-buru menekan pedal gas. Selain mencegah mobil merosot, mobil yang sudah dilengkapi HSA akan mulus melakukan akselerasi awal di tanjakan, yang sangat membantu roda agar tidak selip.

Melihat fungsinya yang sangat penting untuk keamanan berkendara, seluruh produk Toyota di Indonesia kini telah menggunakan fitur Hill Start Assist (HSA). Bahkan hingga model entry level All New Agya yang baru saja diluncurkan, sudah menyematkan active safety feature ini. Kunjungi dealer resmi Toyota terdekat untuk informasi lebih lengkap.

Automotive

Tips Membaca Nomor Rangka Mobil, Ada 17 Digit Berisi Informasi Kendaraan

Submitted byadminConnect onWed, 05/31/2023 - 07:43

Di Indonesia, setiap lima tahun sekali kamu wajib melakukan perpanjangan STNK. Salah satu syaratnya yaitu dengan menunjukkan nomor rangka lewat kertas gesek yang sudah disediakan. Tujuannya adalah untuk mencocokkan nomor rangka dan nomor mesin yang tertera di STNK sebagai identifikasi kendaraan.

Tanpa kedua nomor tersebut, kendaraan akan dianggap bermasalah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor. Nomor rangka terpasang di setiap mobil, tetapi masih banyak yang belum tahu fungsi dari nomor tersebut.

Cara Membaca Vehicle Identification Number

Dikurasi dari Kompas.com, kode nomor rangka dibuat sesuai dengan standar internasional yang berisi sejumlah informasi mengenai mobil. Kode ini juga dikenal dengan nama Vehicle Identification Number atau VIN.

Terdapat beberapa format standard VIN yang digunakan. Misalkan di Indonesia yang mengacu pada standar ISO 3779. VIN menurut ISO 3779 terdiri dari 17 digit yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 3 digit pertama WMI (World Manufacture Identifier), digit ke 4-9 VDS (Vehicle Descriptor Section) dan 8 digit terakhir adalah VIS (Vehicle Identifier Section).

Sebagai contoh misalnya nomor rangka kendaraan adalah “M K F K Z E 8 1 S C J 1 1 5 0 4 5”, di mana 3 digit pertama adalah WMI (World Manufacture Identifier) yang menunjukkan identitas produsen kendaraan: MKF. Sementara digit ke 4-9 adalah VDS (Vehicle Descriptor Section) : KZE81S - 8 digit terakhir adalah VIS (Vehicle Identifier Section): CJ115045  

Cara membacanya adalah:

Tiga Digit Pertama MKF

Digit ke-1 dan ke-2 yaitu MK menunjukan negara di mana kendaraan tersebut dirakit. Untuk Indonesia diberi kode MF - MK. Jadi kendaraan di atas dirakit di Indonesia, karena MK berada dalam range MF - MK. Berikut kode negara perakit kendaraan:

• JA-J0: Jepang

• LA-L0: China

• MA-ME: India

• MF-MK: Indonesia

• ML-MR: Thailand

• PL-PR: Malaysia

• RL-RR: Vietnam

• SA-SM: Inggris

• WA-W0: Jerman

• 1A-10: Amerika Serikat

• 4A-40: Amerika Serikat

• 5A-50: Amerika Serikat

• 6A-6W: Australia

Kode digit ketiga merupakan kode lokasi produsen kendaraan. Pada contoh di atas, 'F' merupakan kode produsen untuk Toyota. Berikut kode produsen mobil yang dirakit di Indonesia:

• Y=Suzuki

• F=Toyota

• R=Honda

• K=Daihatsu

Digit ke 4 Sampai ke 8

Digit ke-4 sampai dengan digit ke-8 yaitu KZE81 disebut Vehicle Descriptor Section atau kode VDS berisi tentang tipe kendaraan termasuk di dalamnya jenis mesin, model kendaraan, dan tipe bodi kendaraan. Kode ini digunakan produsen mobil untuk mengidentifikasi jenis kendaraan.

Seperti, informasi platform mobil yang digunakan, model, tipe kendaraan, jenis mesin hingga posisi setir(kanan atau kiri). Masing-masing produsen memiliki sistem yang unik untuk mendeskripsikan rangkaian angka di urutan ke 4 hingga 9 ini, di mana pabrikan menyimpan informasi ini dan tidak diketahui secara luas.

Digit ke-9

Huruf S merupakan Check Digit. Ada cara/rumusan tersendiri yang digunakan untuk menghitung cek digit ini.

Digit ke 10 Hingga 17

Kode ini merupakan kode tahun dan urutan nomor produksi. Digit ke 10 merupakan kode tahun produksi dan digit ke 11 hingga 17 adalah nomor urut produksi (nomor seri produksi) kendaraan. Urutan angka ke 10 merupakan tahun produksi kendaraan.

Jika untuk seluruh rangkaian VIN huruf I, O dan Q tidak dipergunakan, maka khusus pada digit ke 10 ini huruf U, Z dan angka 0 digunakan untuk kode tahun produksi.

- Digit ke-11 yaitu J Ini adalah kode Plant/Pabrik perusahaan

- Digit ke-12 yaitu 1 adalah nomor jenis/tipe kendaraan dari pabrikan yang bersangkutan. Misalnya Toyota Avanza.

- Digit ke- 13 sampai dengan 17 yaitu 15045 adalah Nomor seri kendaraan.

Letak Nomor Rangka di Mobil

Setiap mobil dipastikan mempunyai nomor rangka yang berbeda-beda, termasuk penempatannya. Ada produsen yang menaruh di sasis belakang bagian kiri, sasis belakang bagian kanan, sasis depan kanan, sasis depan kiri. Ada juga yang menempatkannya di bagian dalam mobil, bawah jok, di balik pintu depan kanan atau kiri.

Lalu, ada yang menaruh tepat di bagian tengah sasis, di dekat girboks, di sasis dekat engine mounting, dekat bagian mesin atau di dekat booster rem. Silakan konsultasikan dengan service advisor bengkel resmi Toyota atau mempelajari buku panduan pemilik kendaraan mengenai lokasi pasti nomor rangka mobil kamu.

Tips

Waspada Ditabrak dari Belakang, Ini Cara Buka Pintu Mobil yang Aman, Pastikan Menengok ke Belakang

Submitted byadminConnect onWed, 05/31/2023 - 07:42

Ketika berhenti di pinggir jalan, pengemudi mobil sering kali kurang hati-hati saat membuka pintu, sehingga sering memicu kecelakaan. Seperti video viral di social media ketika sebuah sepeda motor yang dikendarai wanita terjatuh akibat menabrak pintu mobil yang dibuka tiba-tiba.

Seharusnya kejadian semacam itu bisa dihindari jika pengemudi mobil lebih berhati-hati. Dikutip dari Kompas.com, saat membuka pintu mobil yang terparkir di pinggir jalan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kecelakaan mobil ditabrak kendaraan lain dari belakang.

1. Cek Awal Lewat Spion Mobil

Sebelum kamu turun dari mobil, pastikan untuk selalu melihat kondisi lalu lintas dari kaca spion, baik spion tengah maupun kiri dan kanan. Meskipun kamu turun dari sisi mobil yang menempel trotoar, tetap ada risiko kena tabrak sepeda atau pejalan kaki.

2. Pastikan Menengok ke Belakang

Kamu juga disarankan menengok langsung ke belakang untuk melihat kondisi di sekitarnya, baik sisi kanan atau kiri mobil. Menengok keluar juga memiliki fungsi tambahan yakni memastikan di sekitar mobil tidak ada orang yang punya niat jahat. Pastikan bahwa sisi pintu yang akan kamu buka sudah aman dari risiko masalah.

3. Buka Pintu Sedikit

Setelah dipastikan kondisi lalu lintas aman, kamu bisa membuka pintu sedikit dulu untuk memberi pesan ada pintu yang dibuka. Jangan pernah langsung membuka pintu mobil meskipun kondisi jalan sedang sepi dan aman, termasuk ketika buru-buru. Lakukan langkah ini dengan tetap menengok ke belakang dan depan untuk memastikan kondisi aman.

4. Buka Pintu Sedikit Lagi

Terutama di area parkir yang ramai atau parkir paralel, jangan langsung membuka pintu secara penuh. Sebaiknya buka pintu sedikit dulu, lebih kurang 5 cm, untuk memastikan keamanan di sekitar mobil kamu. Dengan membuka pintu sedikit terlebih dahulu juga bisa membangun kesadaran orang lain bahwa pintu mobil dibuka.

Pengguna jalan lain bisa melakukan langkah antisipasi seperti mengurangi kecepatan atau menghindar. Termasuk memastikan tidak ada halangan di sisi mobil seperti tiang atau bodi mobil lain. Setelah dipastikan aman, kamu bisa membukanya lebih lebar.

5. Tahan Pintu dengan Tangan

Meskipun dalam kondisi aman, jangan melepas pintu seketika dibuka. Momentum dari gerakan pintu bisa berakibat fatal jika menabrak orang atau benda lain di sekitar mobil. Tindakan ini juga membuat kamu dapat segera menutup kembali pintu mobil jika ada masalah, seperti ada motor lewat atau upaya jahat.

Tahan dengan tangan di posisi bukaan pintu yang diinginkan hingga pintu benar-benar berhenti bergerak. Segera tutup pintu sesaat setelah kamu keluar. Jangan lupa untuk menguncinya atau mengaktifkan alarm untuk menjaga mobil dari risiko kejahatan.

Tips

Kenali Kekurangan dan Cara Membedakan Ban Vulkanisir Untuk Keamanan Berkendara di Jalan

Submitted byadminConnect onWed, 05/31/2023 - 07:39

Untuk menghemat biaya, beberapa orang rela menggunakan ban vulkanisir untuk mengganti ban yang sudah aus. Ban vulkanisir merupakan ban yang sudah habis masa pakainya, kemudian telapaknya diganti baru melalui proses tertentu sehingga tampak seperti baru.

Jenis ban ini biasanya dijual dengan harga terjangkau sehingga tidak sedikit kalangan yang mau menggunakannya. Padahal, ban jenis ini menyimpan kekurangan yang berbahaya jika kamu tetap memaksakan untuk membelinya. Berikut daftar kekurangan ban vulkanisir dan cara membedakannya dari ban baru.

Kekurangan Ban Vulkanisir

Memang proses pabrikasi yang semakin canggih dan modern membuat ban vulkanisir tampak lebih segar dan tidak beda dari ban baru. Namun tetap, ban vulkanisir punya risiko lebih mudah meletus lantaran hanya berupa tambahan lapisan karet yang diproses pemanasan.

Jelas tidak sekuat ban baru keluaran pabrik yang seluruh bagiannya dibuat secara utuh dan menyatu. Termasuk risiko mengelupas saat pemakaian yang jelas sangat membahayakan keselamatan berkendara.

Selain itu, ban vulkanisir juga tidak tahan panas dan sewaktu-waktu lapisannya bisa copot. Serta tidak ada jaminan kualitas bahan lapisan karet yang dipakai. Padahal kamu pasti tahu, keselamatan penumpang tergantung pada empat karet bundar yang berputar di atas aspal ini.

Tips Cara Membedakan Ban Vulkanisir

1. Dari samping, ban vulkanisir telapaknya tidak tampak menyatu dengan dinding ban. Terlihat juga garis tipis seperti karet tempelan yang disatukan. Umumnya warna dinding ban lebih terang dan kusam akibat usia pemakaian sedangkan telapaknya lebih gelap dan baru.

2. Setiap ban memiliki indikator TWI (tread wear indicator) yang ditandai dengan kode logo segitiga di pinggir dekat telapak ban dan biasanya ada enam logo segitiga. Logo tersebut mengarahkan sekaligus menunjukkan ke sebuah tonjolan di antara alur ban. Bila tonjolan tersebut sudah sejajar dengan logo segitiga, maka dapat dipastikan sebagai ban vulkanisir.

3. Biasanya, ban vulkanisir dibuat kembangan baru pada telapaknya dengan cara diukir. Akibatnya tonjolan TWI yang berada di antara kembangan ban akan hilang. Jika tidak ada, dapat dipastikan ban itu sudah direkondisi.

4. Setiap ban baru pasti memiliki bulu halus di atas telapak ban. Bulu itu menempel karena hasil produksi ban ketika selesai proses percetakan karena ada sebagian material ban yang terdorong ke jalur udara atau vent hole pada percetakannya. Bulu itu menjadi salah satu indikator bahwa ban itu masih baru.

5. Bila diperhatikan, permukaan ban yang masih baru akan ada lapisan berwarna putih untuk menjaga kompon ban supaya tidak rusak saat disimpan. Lapisan itu terbentuk dari proses pembuatan ban dan akan hilang dengan sendirinya seiring pemakaian ban.

6. Pasti kamu melihat garis berwarna yang tercetak mengelilingi telapak ban baru. Garis tersebut merupakan indikator yang membedakan tipe, jenis atau ukuran antar ban untuk mempermudah petugas gudang di pabrik dalam mencari ban yang sesuai ukurannya. Garis ini dapat pula kamu jadikan sebagai panduan ban baru.

7. Proses pabrikasi ban vulkanisir di sini masih banyak mengandalkan keahlian tangan dan belum memanfaatkan teknologi modern. Alhasil, akan terlihat kualitas akhir yang kurang baik seperti alur ban yang tidak rapi atau pola telapak ban yang tidak sama dengan ban aslinya.

Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, kamu bisa membedakan antara ban biasa dan vulkanisir. Cara paling mudah mencegah membeli ban vulkanisir adalah dengan membeli ban baru di bengkel resmi Toyota yang terjamin keaslian dan kualitasnya.

Tips

Hoax atau Fakta, Ban Suntikan dan Ban Vulkanisir Tidak Disarankan Untuk Dipakai

Submitted byadminConnect onWed, 05/31/2023 - 07:25

Karena pemakaian, kamu harus mengganti ban mobil saat kondisinya sudah menurun. Langkah paling baik adalah menggantinya dengan ban baru di bengkel resmi Toyota. Namun supaya lebih hemat biaya, ada yang menggunakan ban vulkanisir atau ban suntikan.

Ban vulkanisir dan ban suntikan untuk mobil pada dasarnya merupakan teknik yang dilakukan supaya ban bekas dapat dipakai kembali. Sepintas, ban jenis ini terlihat seperti baru dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Tetapi, ada alasan kamu tidak disarankan memakai ban jenis ini, terutama terkait safety.

Ban Vulkanisir

Ban vulkanisir adalah ban yang dibuat dengan membuang sisa karet pada telapak ban bekas, lalu menambahkan lagi lapisan telapak ban baru. Karena asalnya adalah dari ban bekas, jelas kualitas ban vulkanisir tidak bisa disejajarkan dengan ban baru.

Pangsa pasar utama ban vulkanisir memang bukan pengguna mobil pribadi. Biasanya ban jenis ini dipakai oleh para pelaku usaha karena harganya yang murah untuk menekan biaya operasional. Tetapi bukan berarti tidak ada yang menjual ban vulkanisir untuk pemilik mobil penumpang.

Ban Suntikan

Sama dengan ban vulkanisir, ban suntikan sangat tidak disarankan untuk digunakan karena risiko bahayanya tinggi jika digunakan sehari-hari. Ban jenis ini adalah ban bekas yang diukir kembali telapak bannnya secara manual dengan tangan untuk membentuk kembang alias ulir ban.

Jika dilihat sekilas, tampilannya mirip seperti ban baru yang kembangan atau telapak bannya masih terlihat tegas. Masalahnya, pembentukan kembali telapak ban ini mengurangi ketebalan telapak yang sudah tipis karena aus sehingga sangat berbahaya.

Selain itu, ada risiko terkena kawat baja ban yang berpotensi merusak struktur ban sehingga kekuatan dan keamananya tidak sesuai lagi. Alhasil, kedua jenis ban di atas tidak disarankan untuk dipakai karena tidak aman di jalan. Gunakan ban baru yang sudah dipastikan kualitasnya dan memperoleh dukungan garansi yang dijual di bengkel resmi Toyota.

Automotive

Belajar Cara Merawat Transmisi Manual Supaya Bekerja dengan Baik dan Tahan Lama

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 20:41

Setelah mengetahui beberapa kesalahan umum menggunakan mobil dengan transmisi manual, sekarang saatnya untuk mempelajari cara perawatannya. Transmisi manual merupakan komponen yang sifatnya mekanikal dan tidak ada campur tangan komputer layaknya mobil matik sehingga perawatan tidak rumit dan awet. Berikut caranya:

1. Gunakan Oli Transmisi Manual Berkualitas Baik

Ciri pemakaian oli transmisi manual berkualitas baik adalah dengan memilih yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan Toyota. Karena jenis dan merek oli transmisi manual banyak, gunakan oli TMO khusus transmisi manual yang dapat dibeli di bengkel resmi Toyota sehingga dijamin kualitas dan keasliannya.

2. Ganti Oli Transmisi Manual Secara Berkala

Disarankan untuk mengganti oli transmisi manual setiap 40.000 km atau 2 tahun, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu. Namun, untuk mencegah kerusakan dini, tetap lakukan pemeriksaan oli transmisi manual setiap 1 tahun sekali atau 20.000 km.

Jika kualitas atau kuantitas oli transmisi sudah berkurang atau menurun, maka wajib diganti karena akan mengalami penurunan kemampuan kerja. Jika dipaksakan, maka lambat laun komponen gear dan bearing di dalam transmisi manual akan cepat rusak, oblak, hingga membuat transmisi susah masuk gigi atau macet.

3. Atur Setelan Pedal Kopling

Tanpa setelan kopling yang tepat, proses pemindahan gigi transmisi tidak akan berjalan lancar dan membuat transmisi rusak. Lakukan pemeriksaan free play (jarak gerak bebas) dan ketinggian pedal kopling secara teratur, setidaknya setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Jika ditemukan perubahan pada pedal kopling, lakukan penyetelan sesuai rekomendasi buku panduan pemilik.

4. Pindahkan Gigi Transmisi dengan Cara yang Benar

Cara memindahkan gigi transmisi turut mempengaruhi usianya. Tanda paling mudah untuk memastikan perpindahan gigi sudah tepat adalah suara "Klek" halus yang terdengar saat memasukkan gigi transmisi. HIndari memindahkan gigi transmisi dengan tergesa-gesa karena dapat merusak gigi transmisi, terutama saat menurunkan posisi gigi.

Perpindahan yang dilakukan tergesa-gesa juga bisa berakibat gigi tidak mau atau salah masuk. Selain mempercepat kerusakan, kondisi ini akan membahayakan saat kamu ingin menyalip kendaraan lain atau di tanjakan.

5. Jangan Tunda Perbaikan

Cara perawatan transmisi manual mobil yang selanjutnya adalah segera memperbaiki jika ada tanda-tanda masalah. Seperti adanya gejala kerusakan dini yakni ketika perpindahan gigi sudah mulai terasa kasar dan tidak halus lagi.

Atau mulai terasa adanya selip kopling bahkan sampai timbul bau hangus dari dalam ruang mesin. Termasuk kesulitan mobil bergerak saat start padahal injakan pada pedal gas sudah cukup besar dan pedal kopling dilepas sepenuhnya.

6. Gunakan Spare Parts Berkualitas

Menggunakan suku cadang yang berkualitas membuat komponen transmisi manual semakin awet dan tahan lama. Selain itu, kamu juga terhindar dari pekerjaan bongkar pasang transmisi yang berulang-ulang dan sulit akibat menggunakan suku cadang berkualitas rendah.

Jalan keluarnya adalah dengan mengganti komponen transmisi manual yang rusak di bengkel resmi Toyota. Suku cadang yang dipakai dijamin asli dan berkualitas, serta yang tidak kalah penting dilengkapi garansi resmi Toyota yang memberikan rasa tenang.

7. Servis Berkala di Bengkel Resmi Toyota

Teknisi bengkel resmi Toyota memiliki prosedur pengecekan dan perawatan transmisi manual yang dijalankan saat servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, mana yang tercapai lebih dahulu. Dengan begitu, transmisi manual mobil kamu akan selalu terjaga kondisinya dan lebih tahan lama.

Automotive

Cegah Masalah Transmisi Manual dengan Belajar Kesalahan Mengemudi Yang Bikin Kopling Cepat Rusak

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 20:39

Saat ini, mobil dengan transmisi manual kurang diminati oleh generasi muda perkotaan. Namun, populasi mobil jenis ini tetap besar karena masih banyak yang menggunakannya, seperti di perusahaan atau kota-kota lebih kecil.

Untuk generasi muda yang tidak terlalu akrab dengan jenis transmisi manual, ada beberapa kesalahan umum yang dapat dihindari supaya komponen transmisinya, terutama kopling, tidak mudah rusak. Berikut daftarnya:

1. Tidak Menginjak Pedal Kopling dengan Penuh

Kamu harus menginjak pedal kopling hingga penuh atau mentok supaya roda gila (fly wheel) dan pelat kopling dapat benar-benar melepaskan hubungan. Sehingga, kamu mudah memindahkan tuas transmisi dan mengurangi risiko cepat aus. Setelah itu, lepaskan pedal kopling secara perlahan dan diselaraskan dengan injakan pedal gas.

2. Kaki Menggantung di Pedal Kopling

Membiarkan kaki menginjak pedal kopling sering dipilih karena malas mengangkat kaki dari pedal kopling dan harus kembali menginjak pedal kopling saat dibutuhkan. Masalahnya, dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Lepaskan kaki kamu dari pedal kopling setelah selesai memindahkan gigi transmisi.

3. Malas Menetralkan Transmisi

Dengan alasan supaya tidak repot saat mulai jalan, kamu malas memindahkan gigi transmisi ke posisi netral saat terkena lampu merah. Selain merusak komponen seperti release bearing, perilaku seperti ini juga tidak aman. Bayangkan jika karena sesuatu hal kaki terangkat dari pedal kopling.

Alangkah baiknya bila kamu memindahkan gigi transmisi ke posisi netral, lepaskan kaki dari pedal kopling dan tarik rem parkir. Hal ini juga memberi kesempatan buat kaki kiri dan komponen transmisi manual untuk istirahat sejenak.

4. Pakai Gigi 2 Untuk Start

Sebagian orang malas start dari gigi 1 dan langsung memasukkan gigi ke 2 saat mau jalan. Dengan sedikit menahan injakan pedal kopling dan menambah injakan pedal gas, mobil akan bergerak maju dan kamu tidak perlu repot memindahkan ke gigi 2. Di sini kopling akan menerima beban berlebihan dan membuat komponennya cepat rusak.

5. Setengah Kopling di Tanjakan

Sebagian orang menginjak pedal kopling tidak penuh (setengah kopling) sembari menekan pedal gas agar mobil tidak bergerak turun di tanjakan. Sehingga, seluruh komponen yang ada di dalam sistem kopling manual mobil jadi cepat rusak. Yang kena terlebih dahulu adalah pelat kopling, bahkan di kondisi ekstrem bisa tercium bau gosong.

Masalah lain adalah adanya getaran berlebih di mobil. Semakin sering kamu lakukan, komponen seperti dudukan mesin bisa lebih cepat rusak dan merambat ke komponen lainnya. Cukup gunakan rem tangan untuk menahan laju mobil agar tidak bergerak turun atau manfaatkan fitur Hill Start Assist yang sudah menjadi standard di mobil Toyota terkini.

6. Menginjak Pedal Kopling dengan Kasar

Gaya terburu-buru dan kasar ketika menginjak pedal kopling juga mempercepat berkurangnya usia pakai kopling lantaran gesekan yang terjadi antar komponen jadi besar dan kasar. Santai saja dan sesuaikan dengan irama mesin dan kecepatan mobil.

Jangan lupa mengecek tabung penyimpanan minyak kopling dan usahakan agar volumenya selalu berada di batas maksimal. Kalau berkurang, lakukan pengecekan di kabel kopling sebagai antisipasi kebocoran. Untuk menjaga kondisi transmisi manual, lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota.

Automotive

Cairan Menetes di Kolong Mobil Saat Parkir, Cari Sumber Kebocoran Untuk Mencegah Mobil Mogok

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:47

Kamu pasti pernah melihat ada cairan menetes dari kolong saat mobil parkir setelah digunakan. Atau, saat mobil parkir di garasi rumah dan esok harinya ada bekas tetesan cairan di kolong mobil. Keadaan ini bisa membuat pemilik mobil khawatir lantaran ada indikasi komponen mobil bocor.

Seperti diketahui, beberapa komponen mobil menggunakan cairan, baik untuk menggerakkan atau melumasinya. Seperti cairan rem untuk menggerakkan komponen rem dan oli mesin untuk melumasi parts mesin. Atau air wiper untuk membersihkan kaca dan cairan radiator sebagai media pendingin mesin.

Sehingga, wajar saja kalau kamu khawatir begitu melihat ada tetesan air di lantai ketika mobil parkir. Tidak ada salahnya kalau kamu memeriksa genangan cairan tersebut sebelum mobilitas di pagi hari. Sebelum itu, pastikan kamu mengenali warna khas cairan mobil, seperti warna radiator coolant atau cairan rem.

Pertama, perhatikan lokasi menetesnya air. Paling umum adalah tetesan air yang berada di bawah saluran pembuangan air AC. Proses kondensasi pada AC mobil akan menghasilkan embun yang akan berkumpul dan menetes melalui saluran pembuangan. Kondisi tersebut normal dan kamu tinggal menandai lokasi tetesan air supaya tidak khawatir.

Lokasi kedua adalah di bawah gril mobil. Waspada jika ada cairan di area tersebut karena ada potensi kebocoran pada radiator mobil. Colek cairan tersebut dan lihat warnanya. Kalau sama dengan warna radiator coolant, segera periksa tangki cadangan, juga kemungkinan kebocoran pada radiator, selang-selang, dan sambungannya.

Bagian lain yang harus diperhatikan adalah ketika ada oli menetes di bawah mesin. Kamu bisa menelusuri sumbernya dengan melihat ke mesin mobil. Biasanya akan ada lelehan oli mesin kalau ada kebocoran. Kalau benar oli mesin merembes keluar, segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota karena ada risiko masalah besar.

Berikutnya, dapat saja water pump bocor karena ada korosi di blok mesin. Bagian ini juga bisa berakibat fatal jika dibiarkan terlalu lama atau tidak terdeteksi. Bedanya, cairan yang bocor bukan oli melainkan air pendingin mesin sehingga dapat langsung dibedakan sebabnya.

Sumber kebocoran lain ada pada transmisi yang menempel pada mesin atau as kopel untuk mobil penggerak roda belakang. Yang tidak kalah penting adalah kebocoran pada sistem rem yang bisa kamu lihat menetes di sekitar roda atau meleleh di pelek mobil.

Beberapa kebocoran di atas tidak menimbulkan masalah besar seperti air wiper. Namun akan berakibat fatal kalau sampai oli mesin, cairan radiator, atau cairan rem yang bocor. Segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota untuk pemeriksaan dan lakukan servis berkala untuk memastikan tidak ada masalah seperti komponen mobil bocor.

Automotive

Waspada Sumber Suara Berisik di Mobil yang Wajib Diperiksa

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:45

Kamu bisa memperkirakan kondisi komponen mobil dari suaranya, apalagi kalau sudah terbiasa mengemudi mobil yang sama setiap hari. Jika suara mobil terdengar halus, maka kondisi mobilnya juga bagus, begitu pula sebaliknya.

Ketika kamu mendengarkan suara mobil tidak seperti biasanya, dipastikan ada yang tidak beres dan harus dicari penyebabnya. Karena bila diabaikan dapat membuat mobil mogok atau kerusakan merembet ke komponen lainnya. Berikut beberapa bunyi berisik pada mobil yang harus diwaspadai.

1. Mendengung Keras

Ketika kamu mendengarkan suara seperti ini, besar kemungkinan penyebabnya adalah fan belt yang terlalu kencang. Segera periksa dan perbaiki karena bisa berdampak pada putusnya fan belt. Sabuk yang putus dapat membuat kerja beberapa komponen penting berhenti, seperti water pump, alternator, atau kompresor AC.

2. Bunyi Mendecit

Tidak hanya sabuk pemutar terlalu kencang yang dapat menyebabkan bunyi berisik pada mobil, namun yang terlalu kendur pun juga bisa. Fan belt yang kendur mengeluarkan suara mendecit dari dalam ruang mesin mobil. Efeknya sama dengan yang terlalu kencang, yakni dapat putus dan mengganggu kerja komponen mobil yang mengandalkannya.

3. Suara dari Roda Mobil

Hal ini bisa kamu rasakan ketika mobil berjalan dengan kecepatan konstan, biasanya antara 60-100 km/jam. Bunyi tersebut umumnya timbul ketika bearing roda mulai rusak atau roda butuh spooring. Getarannya cukup mengganggu dan bisa membuat mobil sulit dikendalikan andai dibiarkan.

4. Benturan Logam

Suara berisik yang harus diwaspadai selanjutnya adalah bunyi pada kaki mobil yang mirip suara benturan logam ketika melewati jalan tidak mulus dan berlubang. Ketika kamu mendengarkan suara ini, silakan cek bagian tie-rod atau end-rod. Kedua komponen ini yang tidak presisi akan membuat bunyi tersebut muncul.

5. Suara Kasar di Dalam Ruang Mesin

Ada beberapa sumber bunyi di dalam ruang mesin yang akan mengeluarkan suara kasar ketika bermasalah. Di antaranya adalah bearing kompresor AC mulai aus atau terjadi kebocoran di saluran olinya. Jangan dibiarkan karena bisa menyebabkan kerusakan di kompresor AC.

6. Suara Berdenting

Suara berdenting akan ditemukan ketika kamu menginjak pedal gas, terutama mobil dengan penggerak roda belakang. Bunyi berdenting merupakan tanda ada masalah pada as kopel yang disebabkan oleh cross joint yang rusak.  Tidak hanya bunyi, masalah pada kopel akan menyebabkan laju mobil tidak nyaman karena timbul getaran.

7. Suara Lain pada Mesin

Ada beberapa suara pada mesin yang dapat dicurigai sebagai tanda adanya masalah atau kerusakan. Seperti suara mesin yang pincang saat idle akibat salah satu busi mati, atau suara berisik seperti komponen logam beradu yang cukup mengganggu akibat sirkulasi oli mesin yang tidak lancar.

Karena suara berasal dari dalam mesin yang sulit dideteksi, segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota untuk pemeriksaan dan perbaikan. Termasuk untuk suara berisik lainnya sebagai tanda adanya masalah teknis. Sementara untuk mencegahnya, lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota.

Automotive

Tips Cegah Ban Mobil Meletus di Jalan, Pastikan Tidak Pakai Ban Vulkanisir

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:43

Sempat ramai di social media mengenai ban mobil yang meletus dan ternyata adalah ban vulkanisir. Ban jenis ini lebih mudah meletus dan mengelupas karena hanya berupa tambahan lapisan karet yang diberikan alur baru. Selain itu, tidak ada jaminan mengenai kualitas bahan lapisan karet yang dipakai.

Padahal ban mobil yang meletus bisa sangat berbahaya, khususnya ketika mobil sedang melaju kencang. Apalagi kalau ban mobil yang meletus berada di depan karena mobil sulit dikendalikan. Kamu dapat mengurangi risiko ban meletus dengan melakukan beberapa langkah perawatan ban.

1. Tekanan Udara Ban Paling Penting

Ban dengan tekanan udara lebih tinggi dari normal memang lebih aman dari risiko meletus, namun tetap bisa terjadi kalau telapak ban sudah menipis sehingga permukaan jalan langsung bertemu dengan anyaman baja di balik telapak ban.

Tekanan udara ban yang terlalu rendah membuat dinding ban tidak berdiri kokoh seperti seharusnya, bahkan dapat menekuk kalau terlalu kempis. Ketika mobil melaju, defleksi pada dinding ban bakal lebih tinggi dari normal dan berisiko merusak anyaman kawat baja di dinding ban.

2. Cek Kondisi Telapak Ban

Telapak ban yang aus, bahkan sampai tidak ada alurnya, mempunyai potensi meletus karena berhubungan langsung dengan permukaan jalan yang panas. Tire Wear Indicator (TWI) di beberapa titik ban menjadi gambaran mengenai tingkat keausannya. Segera ganti ban ketika batas TWI sudah terlewati.

3. Spooring dan Balancing secara Rutin

Fungsi spooring adalah untuk mengatur keselarasan kaki-kaki mobil. Karena sistem suspensi dan kemudi yang baik akan membuat kerja ban lebih ringan dan memudahkan pengendalian. Sedangkan balancing akan membuat putaran ban tetap stabil dan membuat mobil dapat bergerak aman saat kecepatan tinggi tanpa khawatir terjadi sesuatu pada ban.

4. Perhatikan Daya Angkut Ban Mobil

Load index atau daya angkut adalah kemampuan setiap ban untuk memikul beban mobil maksimal yang terdiri atas berat total mobil ditambah bobot penumpang dan barang bawaan. Beban mobil yang melebihi kemampuan ban akan membuat suspensi bekerja keras meredam getaran, bahkan ikut dikerjakan oleh dinding ban yang dampaknya mirip tekanan udara kurang.

5. Perhatikan Kondisi Pentil Ban

Secara perlahan udara akan keluar lewat pentil ban yang rusak. Tekanan udara ban akan turun di bawah normal bahkan habis bila kamu tidak memeriksanya secara rutin. Situasi ini berubah menjadi masalah saat berkendara sehingga berujung pada ban meletus.

6. Rotasi Ban Saat Servis Berkala

Sebaiknya melakukan rotasi ban setiap 10.000 km atau 6 bulan, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu, saat servis berkala di bengkel resmi Toyota. Rotasi seluruh ban membuat tingkat keausan ban lebih merata. Ditambah, ada kecenderungan telapak ban depan lebih cepat aus lantaran memegang beban paling besar.

7. Dilarang Pakai Ban Vulkanisir

Seperti disebutkan di awal konten, ban vulkanisir lebih mudah meletus dan mengelupas karena hanya berupa tambahan lapisan karet yang diberikan alur baru. Selain itu, tidak ada jaminan mengenai kualitas bahan lapisan karet yang dipakai. Untuk mencegahnya, gunakan ban baru dengan kualitas terjamin yang dapat dibeli di bengkel resmi Toyota.

 

Automotive
PrevNext

Back to top