Belajar Cara Merawat Transmisi Manual Supaya Bekerja dengan Baik dan Tahan Lama

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 20:41

Setelah mengetahui beberapa kesalahan umum menggunakan mobil dengan transmisi manual, sekarang saatnya untuk mempelajari cara perawatannya. Transmisi manual merupakan komponen yang sifatnya mekanikal dan tidak ada campur tangan komputer layaknya mobil matik sehingga perawatan tidak rumit dan awet. Berikut caranya:

1. Gunakan Oli Transmisi Manual Berkualitas Baik

Ciri pemakaian oli transmisi manual berkualitas baik adalah dengan memilih yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan Toyota. Karena jenis dan merek oli transmisi manual banyak, gunakan oli TMO khusus transmisi manual yang dapat dibeli di bengkel resmi Toyota sehingga dijamin kualitas dan keasliannya.

2. Ganti Oli Transmisi Manual Secara Berkala

Disarankan untuk mengganti oli transmisi manual setiap 40.000 km atau 2 tahun, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu. Namun, untuk mencegah kerusakan dini, tetap lakukan pemeriksaan oli transmisi manual setiap 1 tahun sekali atau 20.000 km.

Jika kualitas atau kuantitas oli transmisi sudah berkurang atau menurun, maka wajib diganti karena akan mengalami penurunan kemampuan kerja. Jika dipaksakan, maka lambat laun komponen gear dan bearing di dalam transmisi manual akan cepat rusak, oblak, hingga membuat transmisi susah masuk gigi atau macet.

3. Atur Setelan Pedal Kopling

Tanpa setelan kopling yang tepat, proses pemindahan gigi transmisi tidak akan berjalan lancar dan membuat transmisi rusak. Lakukan pemeriksaan free play (jarak gerak bebas) dan ketinggian pedal kopling secara teratur, setidaknya setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Jika ditemukan perubahan pada pedal kopling, lakukan penyetelan sesuai rekomendasi buku panduan pemilik.

4. Pindahkan Gigi Transmisi dengan Cara yang Benar

Cara memindahkan gigi transmisi turut mempengaruhi usianya. Tanda paling mudah untuk memastikan perpindahan gigi sudah tepat adalah suara "Klek" halus yang terdengar saat memasukkan gigi transmisi. HIndari memindahkan gigi transmisi dengan tergesa-gesa karena dapat merusak gigi transmisi, terutama saat menurunkan posisi gigi.

Perpindahan yang dilakukan tergesa-gesa juga bisa berakibat gigi tidak mau atau salah masuk. Selain mempercepat kerusakan, kondisi ini akan membahayakan saat kamu ingin menyalip kendaraan lain atau di tanjakan.

5. Jangan Tunda Perbaikan

Cara perawatan transmisi manual mobil yang selanjutnya adalah segera memperbaiki jika ada tanda-tanda masalah. Seperti adanya gejala kerusakan dini yakni ketika perpindahan gigi sudah mulai terasa kasar dan tidak halus lagi.

Atau mulai terasa adanya selip kopling bahkan sampai timbul bau hangus dari dalam ruang mesin. Termasuk kesulitan mobil bergerak saat start padahal injakan pada pedal gas sudah cukup besar dan pedal kopling dilepas sepenuhnya.

6. Gunakan Spare Parts Berkualitas

Menggunakan suku cadang yang berkualitas membuat komponen transmisi manual semakin awet dan tahan lama. Selain itu, kamu juga terhindar dari pekerjaan bongkar pasang transmisi yang berulang-ulang dan sulit akibat menggunakan suku cadang berkualitas rendah.

Jalan keluarnya adalah dengan mengganti komponen transmisi manual yang rusak di bengkel resmi Toyota. Suku cadang yang dipakai dijamin asli dan berkualitas, serta yang tidak kalah penting dilengkapi garansi resmi Toyota yang memberikan rasa tenang.

7. Servis Berkala di Bengkel Resmi Toyota

Teknisi bengkel resmi Toyota memiliki prosedur pengecekan dan perawatan transmisi manual yang dijalankan saat servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, mana yang tercapai lebih dahulu. Dengan begitu, transmisi manual mobil kamu akan selalu terjaga kondisinya dan lebih tahan lama.

Automotive

Cegah Masalah Transmisi Manual dengan Belajar Kesalahan Mengemudi Yang Bikin Kopling Cepat Rusak

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 20:39

Saat ini, mobil dengan transmisi manual kurang diminati oleh generasi muda perkotaan. Namun, populasi mobil jenis ini tetap besar karena masih banyak yang menggunakannya, seperti di perusahaan atau kota-kota lebih kecil.

Untuk generasi muda yang tidak terlalu akrab dengan jenis transmisi manual, ada beberapa kesalahan umum yang dapat dihindari supaya komponen transmisinya, terutama kopling, tidak mudah rusak. Berikut daftarnya:

1. Tidak Menginjak Pedal Kopling dengan Penuh

Kamu harus menginjak pedal kopling hingga penuh atau mentok supaya roda gila (fly wheel) dan pelat kopling dapat benar-benar melepaskan hubungan. Sehingga, kamu mudah memindahkan tuas transmisi dan mengurangi risiko cepat aus. Setelah itu, lepaskan pedal kopling secara perlahan dan diselaraskan dengan injakan pedal gas.

2. Kaki Menggantung di Pedal Kopling

Membiarkan kaki menginjak pedal kopling sering dipilih karena malas mengangkat kaki dari pedal kopling dan harus kembali menginjak pedal kopling saat dibutuhkan. Masalahnya, dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Lepaskan kaki kamu dari pedal kopling setelah selesai memindahkan gigi transmisi.

3. Malas Menetralkan Transmisi

Dengan alasan supaya tidak repot saat mulai jalan, kamu malas memindahkan gigi transmisi ke posisi netral saat terkena lampu merah. Selain merusak komponen seperti release bearing, perilaku seperti ini juga tidak aman. Bayangkan jika karena sesuatu hal kaki terangkat dari pedal kopling.

Alangkah baiknya bila kamu memindahkan gigi transmisi ke posisi netral, lepaskan kaki dari pedal kopling dan tarik rem parkir. Hal ini juga memberi kesempatan buat kaki kiri dan komponen transmisi manual untuk istirahat sejenak.

4. Pakai Gigi 2 Untuk Start

Sebagian orang malas start dari gigi 1 dan langsung memasukkan gigi ke 2 saat mau jalan. Dengan sedikit menahan injakan pedal kopling dan menambah injakan pedal gas, mobil akan bergerak maju dan kamu tidak perlu repot memindahkan ke gigi 2. Di sini kopling akan menerima beban berlebihan dan membuat komponennya cepat rusak.

5. Setengah Kopling di Tanjakan

Sebagian orang menginjak pedal kopling tidak penuh (setengah kopling) sembari menekan pedal gas agar mobil tidak bergerak turun di tanjakan. Sehingga, seluruh komponen yang ada di dalam sistem kopling manual mobil jadi cepat rusak. Yang kena terlebih dahulu adalah pelat kopling, bahkan di kondisi ekstrem bisa tercium bau gosong.

Masalah lain adalah adanya getaran berlebih di mobil. Semakin sering kamu lakukan, komponen seperti dudukan mesin bisa lebih cepat rusak dan merambat ke komponen lainnya. Cukup gunakan rem tangan untuk menahan laju mobil agar tidak bergerak turun atau manfaatkan fitur Hill Start Assist yang sudah menjadi standard di mobil Toyota terkini.

6. Menginjak Pedal Kopling dengan Kasar

Gaya terburu-buru dan kasar ketika menginjak pedal kopling juga mempercepat berkurangnya usia pakai kopling lantaran gesekan yang terjadi antar komponen jadi besar dan kasar. Santai saja dan sesuaikan dengan irama mesin dan kecepatan mobil.

Jangan lupa mengecek tabung penyimpanan minyak kopling dan usahakan agar volumenya selalu berada di batas maksimal. Kalau berkurang, lakukan pengecekan di kabel kopling sebagai antisipasi kebocoran. Untuk menjaga kondisi transmisi manual, lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota.

Automotive

Cairan Menetes di Kolong Mobil Saat Parkir, Cari Sumber Kebocoran Untuk Mencegah Mobil Mogok

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:47

Kamu pasti pernah melihat ada cairan menetes dari kolong saat mobil parkir setelah digunakan. Atau, saat mobil parkir di garasi rumah dan esok harinya ada bekas tetesan cairan di kolong mobil. Keadaan ini bisa membuat pemilik mobil khawatir lantaran ada indikasi komponen mobil bocor.

Seperti diketahui, beberapa komponen mobil menggunakan cairan, baik untuk menggerakkan atau melumasinya. Seperti cairan rem untuk menggerakkan komponen rem dan oli mesin untuk melumasi parts mesin. Atau air wiper untuk membersihkan kaca dan cairan radiator sebagai media pendingin mesin.

Sehingga, wajar saja kalau kamu khawatir begitu melihat ada tetesan air di lantai ketika mobil parkir. Tidak ada salahnya kalau kamu memeriksa genangan cairan tersebut sebelum mobilitas di pagi hari. Sebelum itu, pastikan kamu mengenali warna khas cairan mobil, seperti warna radiator coolant atau cairan rem.

Pertama, perhatikan lokasi menetesnya air. Paling umum adalah tetesan air yang berada di bawah saluran pembuangan air AC. Proses kondensasi pada AC mobil akan menghasilkan embun yang akan berkumpul dan menetes melalui saluran pembuangan. Kondisi tersebut normal dan kamu tinggal menandai lokasi tetesan air supaya tidak khawatir.

Lokasi kedua adalah di bawah gril mobil. Waspada jika ada cairan di area tersebut karena ada potensi kebocoran pada radiator mobil. Colek cairan tersebut dan lihat warnanya. Kalau sama dengan warna radiator coolant, segera periksa tangki cadangan, juga kemungkinan kebocoran pada radiator, selang-selang, dan sambungannya.

Bagian lain yang harus diperhatikan adalah ketika ada oli menetes di bawah mesin. Kamu bisa menelusuri sumbernya dengan melihat ke mesin mobil. Biasanya akan ada lelehan oli mesin kalau ada kebocoran. Kalau benar oli mesin merembes keluar, segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota karena ada risiko masalah besar.

Berikutnya, dapat saja water pump bocor karena ada korosi di blok mesin. Bagian ini juga bisa berakibat fatal jika dibiarkan terlalu lama atau tidak terdeteksi. Bedanya, cairan yang bocor bukan oli melainkan air pendingin mesin sehingga dapat langsung dibedakan sebabnya.

Sumber kebocoran lain ada pada transmisi yang menempel pada mesin atau as kopel untuk mobil penggerak roda belakang. Yang tidak kalah penting adalah kebocoran pada sistem rem yang bisa kamu lihat menetes di sekitar roda atau meleleh di pelek mobil.

Beberapa kebocoran di atas tidak menimbulkan masalah besar seperti air wiper. Namun akan berakibat fatal kalau sampai oli mesin, cairan radiator, atau cairan rem yang bocor. Segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota untuk pemeriksaan dan lakukan servis berkala untuk memastikan tidak ada masalah seperti komponen mobil bocor.

Automotive

Waspada Sumber Suara Berisik di Mobil yang Wajib Diperiksa

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:45

Kamu bisa memperkirakan kondisi komponen mobil dari suaranya, apalagi kalau sudah terbiasa mengemudi mobil yang sama setiap hari. Jika suara mobil terdengar halus, maka kondisi mobilnya juga bagus, begitu pula sebaliknya.

Ketika kamu mendengarkan suara mobil tidak seperti biasanya, dipastikan ada yang tidak beres dan harus dicari penyebabnya. Karena bila diabaikan dapat membuat mobil mogok atau kerusakan merembet ke komponen lainnya. Berikut beberapa bunyi berisik pada mobil yang harus diwaspadai.

1. Mendengung Keras

Ketika kamu mendengarkan suara seperti ini, besar kemungkinan penyebabnya adalah fan belt yang terlalu kencang. Segera periksa dan perbaiki karena bisa berdampak pada putusnya fan belt. Sabuk yang putus dapat membuat kerja beberapa komponen penting berhenti, seperti water pump, alternator, atau kompresor AC.

2. Bunyi Mendecit

Tidak hanya sabuk pemutar terlalu kencang yang dapat menyebabkan bunyi berisik pada mobil, namun yang terlalu kendur pun juga bisa. Fan belt yang kendur mengeluarkan suara mendecit dari dalam ruang mesin mobil. Efeknya sama dengan yang terlalu kencang, yakni dapat putus dan mengganggu kerja komponen mobil yang mengandalkannya.

3. Suara dari Roda Mobil

Hal ini bisa kamu rasakan ketika mobil berjalan dengan kecepatan konstan, biasanya antara 60-100 km/jam. Bunyi tersebut umumnya timbul ketika bearing roda mulai rusak atau roda butuh spooring. Getarannya cukup mengganggu dan bisa membuat mobil sulit dikendalikan andai dibiarkan.

4. Benturan Logam

Suara berisik yang harus diwaspadai selanjutnya adalah bunyi pada kaki mobil yang mirip suara benturan logam ketika melewati jalan tidak mulus dan berlubang. Ketika kamu mendengarkan suara ini, silakan cek bagian tie-rod atau end-rod. Kedua komponen ini yang tidak presisi akan membuat bunyi tersebut muncul.

5. Suara Kasar di Dalam Ruang Mesin

Ada beberapa sumber bunyi di dalam ruang mesin yang akan mengeluarkan suara kasar ketika bermasalah. Di antaranya adalah bearing kompresor AC mulai aus atau terjadi kebocoran di saluran olinya. Jangan dibiarkan karena bisa menyebabkan kerusakan di kompresor AC.

6. Suara Berdenting

Suara berdenting akan ditemukan ketika kamu menginjak pedal gas, terutama mobil dengan penggerak roda belakang. Bunyi berdenting merupakan tanda ada masalah pada as kopel yang disebabkan oleh cross joint yang rusak.  Tidak hanya bunyi, masalah pada kopel akan menyebabkan laju mobil tidak nyaman karena timbul getaran.

7. Suara Lain pada Mesin

Ada beberapa suara pada mesin yang dapat dicurigai sebagai tanda adanya masalah atau kerusakan. Seperti suara mesin yang pincang saat idle akibat salah satu busi mati, atau suara berisik seperti komponen logam beradu yang cukup mengganggu akibat sirkulasi oli mesin yang tidak lancar.

Karena suara berasal dari dalam mesin yang sulit dideteksi, segera bawa mobil ke bengkel resmi Toyota untuk pemeriksaan dan perbaikan. Termasuk untuk suara berisik lainnya sebagai tanda adanya masalah teknis. Sementara untuk mencegahnya, lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota.

Automotive

Tips Cegah Ban Mobil Meletus di Jalan, Pastikan Tidak Pakai Ban Vulkanisir

Submitted byadminConnect onTue, 05/30/2023 - 07:43

Sempat ramai di social media mengenai ban mobil yang meletus dan ternyata adalah ban vulkanisir. Ban jenis ini lebih mudah meletus dan mengelupas karena hanya berupa tambahan lapisan karet yang diberikan alur baru. Selain itu, tidak ada jaminan mengenai kualitas bahan lapisan karet yang dipakai.

Padahal ban mobil yang meletus bisa sangat berbahaya, khususnya ketika mobil sedang melaju kencang. Apalagi kalau ban mobil yang meletus berada di depan karena mobil sulit dikendalikan. Kamu dapat mengurangi risiko ban meletus dengan melakukan beberapa langkah perawatan ban.

1. Tekanan Udara Ban Paling Penting

Ban dengan tekanan udara lebih tinggi dari normal memang lebih aman dari risiko meletus, namun tetap bisa terjadi kalau telapak ban sudah menipis sehingga permukaan jalan langsung bertemu dengan anyaman baja di balik telapak ban.

Tekanan udara ban yang terlalu rendah membuat dinding ban tidak berdiri kokoh seperti seharusnya, bahkan dapat menekuk kalau terlalu kempis. Ketika mobil melaju, defleksi pada dinding ban bakal lebih tinggi dari normal dan berisiko merusak anyaman kawat baja di dinding ban.

2. Cek Kondisi Telapak Ban

Telapak ban yang aus, bahkan sampai tidak ada alurnya, mempunyai potensi meletus karena berhubungan langsung dengan permukaan jalan yang panas. Tire Wear Indicator (TWI) di beberapa titik ban menjadi gambaran mengenai tingkat keausannya. Segera ganti ban ketika batas TWI sudah terlewati.

3. Spooring dan Balancing secara Rutin

Fungsi spooring adalah untuk mengatur keselarasan kaki-kaki mobil. Karena sistem suspensi dan kemudi yang baik akan membuat kerja ban lebih ringan dan memudahkan pengendalian. Sedangkan balancing akan membuat putaran ban tetap stabil dan membuat mobil dapat bergerak aman saat kecepatan tinggi tanpa khawatir terjadi sesuatu pada ban.

4. Perhatikan Daya Angkut Ban Mobil

Load index atau daya angkut adalah kemampuan setiap ban untuk memikul beban mobil maksimal yang terdiri atas berat total mobil ditambah bobot penumpang dan barang bawaan. Beban mobil yang melebihi kemampuan ban akan membuat suspensi bekerja keras meredam getaran, bahkan ikut dikerjakan oleh dinding ban yang dampaknya mirip tekanan udara kurang.

5. Perhatikan Kondisi Pentil Ban

Secara perlahan udara akan keluar lewat pentil ban yang rusak. Tekanan udara ban akan turun di bawah normal bahkan habis bila kamu tidak memeriksanya secara rutin. Situasi ini berubah menjadi masalah saat berkendara sehingga berujung pada ban meletus.

6. Rotasi Ban Saat Servis Berkala

Sebaiknya melakukan rotasi ban setiap 10.000 km atau 6 bulan, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu, saat servis berkala di bengkel resmi Toyota. Rotasi seluruh ban membuat tingkat keausan ban lebih merata. Ditambah, ada kecenderungan telapak ban depan lebih cepat aus lantaran memegang beban paling besar.

7. Dilarang Pakai Ban Vulkanisir

Seperti disebutkan di awal konten, ban vulkanisir lebih mudah meletus dan mengelupas karena hanya berupa tambahan lapisan karet yang diberikan alur baru. Selain itu, tidak ada jaminan mengenai kualitas bahan lapisan karet yang dipakai. Untuk mencegahnya, gunakan ban baru dengan kualitas terjamin yang dapat dibeli di bengkel resmi Toyota.

 

Automotive

Kenali Ciri Khas Ban Mobil Baru dan Belum Pernah Dipakai, Silakan Beli di Bengkel Resmi Toyota

Submitted byadminConnect onMon, 05/29/2023 - 16:06

Dengan harapan harganya lebih murah ketimbang beli di bengkel resmi Toyota, beberapa orang membeli ban baru ke penjual online atau penjual lain yang belum tentu terjamin kualitasnya. Selain itu, kamu pasti suka bingung melihat ban baru, apakah ban baru tersebut sudah pernah dipakai?

Karena kalau hanya melihat kondisi fisik, bisa saja ban tersebut sudah pernah dipakai dan dibersihkan sehingga tampak baru dan siap dijual kembali. Supaya tidak bingung, ini beberapa ciri khas ban baru yang bisa kamu perhatikan.

1. Bulu Halus di Telapak Ban

Bulu halus tersebut merupakan salah satu indikator atau tanda bahwa ban masih baru dan bakal lepas dengan sendirinya seiring waktu pemakaian. Bulu itu menempel karena hasil produksi ban, tepatnya ketika selesai proses percetakan karena ada sebagian material ban yang terdorong ke jalur udara atau vent hole pada percetakannya.

2. Lapisan Lilin di Telapak Ban

Biasanya permukaan ban yang masih baru akan terdapat lapisan berwarna putih halus. Lapisan tersebut tujuannya untuk menjaga kompon ban supaya tidak rusak saat disimpan. Sehingga, ban tetap optimal ketika digunakan walaupun tahun produksinya sudah cukup lama.

Lapisan itu terbentuk dari proses pembuatan ban dan ketika ban sudah mulai digunakan akan hilang sendirinya. Tetapi,  lapisan lilin pada ban juga mempunyai efek negatif yaitu membuat ban menjadi licin saat menyentuh aspal. Sebaiknya kamu tidak melakukan manuver ekstrem paling tidak sampai 100 km pertama.

3. Garis Berwarna di Telapak Ban

Kamu pasti akan mendapati garis berwarna yang tercetak mengelilingi telapak ban baru. Garis warna tersebut biasa disebut dengan tread mark. Fungsi utamanya adalah sebagai penanda di gudang penyimpanan pabrik dan distributor ban untuk memudahkan sortir dan penyimpanan.

Selain merah atau biru, ada warna lainnya seperti kuning, putih dan hijau. Dengan warna ini, maka proses penyimpanan di gudang pabrik dan distributor ban akan lebih mudah dan cepat karena petugas tidak perlu melihat dinding ban untuk mengetahui ukurannya.

Saat penyusunan ban, tinggal samakan saja garis warna ini maka didapatkan ukuran ban yang sama. Setiap pabrikan ban mobil memiliki pola garis warna yang berbeda-beda. Nah, kamu juga bisa memanfaatkan garis berwarna tersebut sebagai indikator ban masih baru.

Untuk lebih mudah, kamu dapat membeli ban baru di bengkel resmi Toyota. Selain dipastikan baru dan berkualitas, ukurannya juga sudah sesuai spesifikasi mobil sehingga kamu tidak perlu pusing memikirkan dan tingga

Automotive

Anak Kecil Mengemudi Mobil dan Terlibat Kecelakaan, Dapatkah Klaim Asuransi Kerusakan Mobil?

Submitted byadminConnect onThu, 05/25/2023 - 06:37

Viral di social media, anak kecil usia SMP mengalami kecelakaan saat mengemudi mobil. Meskipun tidak terluka, namun mobilnya rusak di bagian atap dan depan. Dikutip dari Kompas.com, Ini bukan kecelakaan pertama yang melibatkan anak di bawah umur yang diizinkan orang tuanya untuk mengemudikan kendaraan bermotor.

Selain salah secara hukum karena ia belum memiliki SIM, tindakan ini membahayakan pengguna jalan lainnya. Tidak hanya itu, kecelakaan yang melibatkan anak di bawah umur sebagai pengemudi juga menimbulkan kerugian material, seperti tidak bisa klaim asuransi mobil. 

Jika terjadi kecelakaan pada anak di bawah 17 tahun, dikarenakan anak tersebut menyetir kendaraan bermotor sendiri, maka asuransi mobil tidak dapat dicairkan. Dasar asuransi bisa diklaim atau tidak tergantung kepada Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI).

Kalau seseorang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), maka ia tidak boleh berkendara. Dalam PSAKBI BAB II, Pengecualian, Pasal 3, nomor 4, tertulis bahwa pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan, dan atau biaya atas Kendaraan Bermotor dan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga jika:

  • Disebabkan oleh tindakan sengaja Tertanggung dan atau pengemudi;
  • Pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan, Kendaraan Bermotor dikemudikan oleh seseorang yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku;
  • Dikemudikan oleh seorang yang berada di bawah pengaruh minuman keras, obat terlarang atau sesuatu bahan lain yang membahayakan;
  • Dikemudikan secara paksa walaupun secara teknis kondisi kendaraan dalam keadaan rusak atau tidak laik jalan;
  • Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang, tidak diperuntukkan untuk Kendaraan Bermotor atau melanggar rambu-rambu lalu-lintas.

Sehingga dapat dipastikan bahwa kecelakaan yang ditimbulkan oleh anak di bawah umur yang belum memiliki SIM sebagai pengemudi, tidak dapat mengklaim asuransi mobil meskipun mobil tersebut ada asuransi yang mencover kerusakan yang terjadi.

Lifestyle

Ban Mobil Terjebak Pasir Pantai, Lakukan Tips Ini Supaya Dapat Lolos dengan Aman

Submitted byadminConnect onThu, 05/25/2023 - 06:36

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar di social media mengenai mobil yang terjebak pasir saat dibawa wisata ke pantai. Permukaan pasir bisa membuat roda mobil terjebak dan tidak dapat bergerak. Bila mengalami hal tersebut, sebaiknya jangan asal menekan pedal gas.

Apalagi kalau mobil kamu tidak memiliki penggerak empat roda. Dijamin mobil akan sangat sulit keluar dari jebakan pasir dengan aman. Pasalnya, semakin dalam pedal gas ditekan, roda akan berputar di tempat karena tidak memiliki traksi sehingga mobil tambah terjebak.

Kalau kamu main asal tekan pedal gas, maka roda seperti orang mencangkul berputar di tempat karena selip dan membuat jebakan makin dalam. Penting untuk mengetahui mengapa lahan berpasir seperti di pantai bukan tempatnya mobil-mobil 4x2. Dikutip dari Momobi.id, berikut tips agar dapat lolos dari jebakan pasir.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kepadatan permukaan pasir pantai. Kalau ban sudah mengalami gejala selip, jangan memaksa menambah tenaga karena yang ada akan semakin parah. Sebaliknya, jika permukaan dirasa cukup kuat, maka injak pedal gas secara perlahan.

Berikutnya, kamu bisa mencari material seperti batu atau kayu untuk diselipkan antara ban dengan permukaan pasir. Pastikan batu atau kayu tersebut diletakkan pada bagian roda penggerak sebagai landasan ban untuk mendapat traksi. Selain diselipkan, kayu juga bisa diikatkan ke ban mobil agar lebih kuat.

Selain itu, kamu juga dapat mengurangi tekanan udara di semua ban sekitar 20 sampai 25 persen dari normal. Hal ini bertujuan untuk membuat ban lebih menapak untuk memperoleh traksi yang memadai saat berusaha keluar dari jebakan pasir.

Saat semua sudah siap, kamu tidak bisa main tekan pedal gas dan harus menyalurkan tenaga mesin secara perlahan hingga ban memperoleh grip-nya kembali. Tambah injakan pada pedal gas jika dirasakan tenaga mesin mulai tersalurkan ke ban dan mobil mulai bergerak. Tetap sabar mengemudi hingga mobil sepenuhnya keluar dari area pantai.

Bila mobil terjebak semakin dalam, apalagi sampai setengah tinggi ban, jangan memaksakan diri. Segera minta bantuan agar mobil bisa ditarik keluar dari jebakan pasir. Itupun sebaiknya dibantu oleh pihak yang kompeten dalam mengatasi masalah ini. Kalau tidak, justru akan menambah korban mobil yang terjebak pasir pantai.

Tips

Etika Mengemudi Mobil Saat Kendaraan Lain Mendahului, Tetap Tenang dan Waspada

Submitted byadminConnect onThu, 05/25/2023 - 06:33

Menyalip atau mendahului merupakan aktivitas yang umum dilakukan ketika mengemudi mobil. Dilansir dari Detik.com, perlu diingat bahwa tindakan mendahului mobil lain ini memiliki risiko tinggi. Terlebih lagi ketika kamu harus menyalip dengan cara mengambil lajur lawan arah.

Melihat risiko tersebut, kamu perlu memperhatikan etika dan tata cara menyalip yang aman. Tapi, bukan hanya dalam menyalip, kamu yang dalam posisi disalip, pun harus mengerti bagaimana sikap saat mobil kamu didahului oleh kendaraan lain untuk keamanan bersama.

Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menyadari bahwa mobil kamu hendak didahului. Salah satunya adalah sedikit bergeser ke kiri untuk memberi jalan. Meskipun tidak wajib, memberi jalan dengan bergeser sedikit ke kiri sudah sangat cukup.

Saat didahului, kamu tidak perlu memperlambat laju mobil karena kecepatan mobil yang akan menyalip pasti lebih kencang. Jangan pula menambah kecepatan yang akan menyulitkan pihak yang akan mendahului bahkan berbahaya karena ada risiko mobil lain datang dari arah berlawanan.

Jangan memprovokasi pengendara yang menyalip. Misalkan, menggerakkan setir ke kanan atau menambah kecepatan mobil dengan sengaja. Tidak hanya mengganggu konsentrasi, tetapi juga dapat memicu pertengkaran dan kecelakaan. Tetap tenang meskipun pihak yang mendahului cukup agresif, misalnya membunyikan klakson secara berlebihan.

Selain itu, tidak perlu pula memberikan tanda aman menggunakan lampu sein. Kendaraan yang akan menyalip pasti sudah melihat kondisi di depan mobil kamu sehingga memutuskan untuk mendahului ketika memungkinkan. Tugas kamu cukup memastikan bahwa mobil kamu sudah melaju di lajur yang tepat dengan aman.

Oleh sebab itu, kamu harus meninggalkan aktivitas yang dapat mendistraksi perhatian saat mengemudi mobil seperti bermain ponsel. Kegiatan ini dapat membuat kamu alpa mengecek spion mobil sehingga tidak sadar ada kendaraan lain akan mendahului.

Tidak lupa, kamu juga wajib menjaga kewaspadaan ketika didahului. Seperti, memastikan mobil yang menyalip mampu kembali ke lajurnya dengan aman. Karena bisa saja ada rintangan yang datang tiba-tiba di depan, seperti kendaraan lain yang masuk dari jalan kecil tanpa memperhatikan kondisi di sekitar.

Ketika situasi terlihat kurang aman, segera kurangi kecepatan dengan melepaskan kaki dari pedal gas. Perhatikan lingkungan sekitar mobil dan bersiaplah untuk melakukan manuver menghindar atau pengereman. Kalau aman, kamu dapat menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan dan terus melaju dengan tenang.

Automotive

Alasan Polisi Kembali Berlakukan Aturan Tilang Manual, Berikut Daftar Pelanggaran yang Kena Tindakan

Submitted byadminConnect onThu, 05/25/2023 - 06:30

Polda Metro Jaya kembali memberlakukan aturan tilang manual untuk menindak pengguna jalan yang tidak menaati aturan lalu lintas. Namun, tidak lantas menghilangkan electronic traffic law enforcement (ETLE) alias tilang elektronik. Tilang manual kembali diberlakukan untuk menyikapi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang luput dari pantauan ETLE.

“Ada beberapa ruas jalan yang memang belum ter-cover oleh ETLE. Selain itu, faktor kepadatan arus lalu lintas juga menjadi batasan tilang elektronik,” jelas Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman, dikutip dari Kompas.com.

Dalam pelaksanaannya, tilang manual akan menjadi support bagi tilang elektronik. Di saat yang sama, pengembangan teknologi ETLE akan terus dilakukan pihak kepolisian. Beberapa jenis pelanggaran yang cukup menyulitkan penerapan ETLE seperti sikap pengemudi mobil saat menggunakan jalan yang ugal-ugalan dan membahayakan.

Di jalan yang padat, kamera ETLE memiliki keterbatasan dalam memantau pengendara dengan sikap mengemudi yang membahayakan sehingga perlu pantauan langsung oleh polisi. Kembalinya tilang manual juga dirasa mampu memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat dengan kontak langsung antara polisi dengan masyarakat.

Kamu tidak perlu khawatir dan risau terkait pemberlakuan kembali tilang manual. Polda Metro Jaya memastikan proses tilang akan diawasi sepenuhnya dan mencegah terjadinya potensi overlapping dari anggota kepolisian. Jenis pelanggaran yang menjadi perhatian tilang manual berjumlah 12, yaitu:

  1. Berkendara di bawah umur;
  2. Berboncengan lebih dari satu orang;
  3. Menggunakan ponsel saat berkendara;
  4. Menerobos lampu merah;
  5. Tidak menggunakan helm;
  6. Melawan arus;
  7. Melampaui batas kecepatan;
  8. Berkendara di bawah pengaruh alkohol;
  9. Kendaraan bermotor tidak sesuai spek;
  10. Menggunakan kendaraan bermotor tidak sesuai peruntukannya;
  11. Kendaraan bermotor over load dan over dimension;
  12. Tidak ada Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor (NRKB) atau NRKB Palsu.
Automotive
PrevNext

Back to top