Risiko Masalah yang Dapat Timbul Saat Ganti Pelek Standar Mobil dengan Pelek Racing

Submitted bysalsa onThu, 01/26/2023 - 10:10

Sebagian pemilik mobil mengganti pelek bawaan mobil dengan pelek racing untuk mendongkrak tampilan mobil. Saat kamu memilih untuk melakukan modifikasi dengan menggunakan pelek aftermarket, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Mulai dari risiko kualitas dan aspek keselamatan, sampai masalah garansi kendaraan yang bisa hangus. Sebelum mengganti pelek standar dengan aftermarket, ada baiknya memikirkan dulu efek negatifnya.

Efek Negatif Ganti Pelek Mobil

Paling utama terkait soal keamanan dan kenyamanan berkendara di jalan. Pelek aftermarket secara kualitas tidak bisa dijamin, beda dengan pelek standar pabrikan yang sudah melalui pengujian dan sesuai karakter mobil. Apalagi bila sampai mengganti dengan dimensi yang tidak sesuai standarnya.

Banyak yang tidak menyadari, dengan hanya mengganti pelek sebenarnya sudah menimbulkan dampak negatif pada kendaraan. Contoh seperti dari sisi kestabilan saat mobil digunakan, pengendalian, bahkan bisa sampai berimbas pada jarak pengereman yang bertambah jauh. Perubahan kondisi tersebut sangat besar dampaknya dari sisi keselamatan berkendara. Belum lagi bila sampai hilangnya sisi kenyamanan berkendara yang dikorbankan demi meningkatkan penampilan.

Risiko Beda Ukuran Pelek

Mengganti pelek dengan dimensi yang tidak sesuai standar, seperti yang lebih lebar dari standar pabrikan, kemungkinan besar feel saat berkendara juga ikut berubah. Kerja dari kemudi serta ball joint, tie rod, dan bearing roda akan menjadi lebih berat dari seharusnya. Disadari atau tidak, lama kelamaan akan membuat usia pakai komponen tersebut turun.

Apalagi bila mobil kerap melintasi jalan berlubang, kenyamanannya juga tidak bisa dijamin lagi. Dan yang pasti, potensi hilangnya garansi di sektor yang berkaitan langsung dengan pelek mobil, seperti suspensi, rem dan kemudi.

Tips

Sebab dan Cara Air Masuk ke Dalam Tangki Bahan Bakar Hingga Akhirnya Merusak Komponen Mesin

Submitted bysalsa onWed, 01/25/2023 - 10:16

Air merupakan salah satu “musuh utama” bahan bakar kendaraan bermotor. Dengan berat jenis berbeda, air tidak bisa bercampur dengan bensin sehingga menimbulkan banyak masalah.

Beberapa dampak buruk siap mendera jika air masuk ke dalam bahan bakar dan mengalir ke dalam ruang bakar. Seperti mengganggu kinerja mesin karena air tidak bisa dibakar. Air dalam kadar yang cukup tinggi juga sanggup memicu karat pada komponen mesin.

Jika dibiarkan tanpa perawatan berkala di bengkel resmi Toyota, air yang masuk ke dalam sistem bahan bakar akan merusak komponen mesin. Imbasnya adalah mesin jebol dan wajib turun mesin untuk memperbaikinya.

Sebab dan Cara Air Masuk ke Tangki Bahan Bakar

Biasanya air akan mengendap di dalam tangki bensin sebelum terbawa ke dalam ruang mesin. Ada beberapa cara sehingga air dapat masuk ke dalam tangki tersebut.

1. Kualitas Bahan Bakar Kurang Baik

Salah satu penyebab munculnya air dalam tangki BBM adalah kualitas bahan bakar yang kurang memadai. Bahan bakar yang tidak terjaga kualitasnya mungkin memiliki kandungan air yang tinggi.

2. Kondensasi pada Tangki Bahan Bakar

Proses kondensasi atau pengembunan uap air dapat terjadi di dalam tangki bahan bakar. Biasanya, pengembunan terjadi ketika tangki sering dibiarkan kosong. Ruang yang kosong memudahkan proses kondensasi.

3. Retakan pada Selang BBM

Kerusakan komponen yang berhubungan dengan tangki BBM daat menyebabkan air masuk. Salah satunya adalah retakan pada selang bahan bakar, khususnya pada leher pipa pengisian.

4. Tangki Bensin Rusak

Tangki BBM yang rusak dapat menyebabkan air masuk ke dalam. Seperti adanya kebocoran atau celah kecil pada tangki bensin. Celah kecil pada tangki bahan bakar dapat menyebabkan air masuk.

5. Ventilasi Tangki Bermasalah

Bila sistem ventilasi tangki bahan bakar tidak bagus, maka suhu dalam tangki dengan suhu luar akan berbeda. Pada akhirnya dapat mempermudah proses kondensasi di dalam tangki BBM.

6. Terkena Air Hujan

Meskipun kansnya kecil, air hujan dapat menyelinap masuk saat proses pengisian BBM di bawah siraman hujan angin yang deras. Sehingga air tetap dapat masuk ke tangki meskipun di SPBU sudah ada atapnya. Hati-hati mengisi BBM saat hujan deras.

Automotive

Dilarang Berhenti di Dalam Underpass, Ada Sanksi Denda dan Pidana Kalau Dilanggar

Submitted bysalsa onMon, 01/23/2023 - 10:20

Biasanya underpass dibangun untuk memecah kemacetan yang ada di satu titik jalan.

Sehingga arus kendaraan dari beberapa arah tidak bertemu langsung karena salah satunya dialihkan ke dalam terowongan.

Sebagai pengguna jalan, kamu dilarang berhenti di dalam underpass atau terowongan kecuali ada kondisi darurat.

Itupun kamu harus memasang segitiga pengaman dengan jarak aman di belakang mobil untuk mmberikan tanda kepada pengguna jalan lainnya.

Begitu kondisi darurat teratasi, kamu harus segera kembali berjalan meninggalkan underpass tersebut.

Aturan Hukum Berhenti di Underpass

Berhenti di underpass termasuk sebagai pelanggaran lalu lintas, sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Dalam UU LLAJ tersebut mengatur mengenai tata cara berhenti dan juga sanksi bagi yang melakukan pelanggaran.

Pada Pasal 287 ayat (3) dijelaskan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, yang melanggar aturan gerakan lalu lintas atau tata cara berhenti dan parkir akan dipidana kurungan paling lama satu bulan atau denda Rp 250.000.

Selain itu, pengendara yang berhenti sembarangan dan mengakibatkan kecelakaan bisa dijerat dengan pasal pidana.

Di dalam Pasal 310 ayat (1) dikatakan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan dapat dipidana enam bulan atau denda Rp 1 juta.

Apabila sampai menimbulkan korban luka, seperti disebutkan di Pasal 310 ayat (2), pengguna kendaraan dapat dipidana paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp 2 juta.

Lokasi Dilarang Parkir Kendaraan Lainnya

Tidak hanya underpass, secara hukum ada lokasi lain di mana kamu dilarang parkir seenaknya.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan 12 area yang dilarang untuk jadi fasilitas parkir di ruang milik jalan, di antaranya:

1. Tempat penyeberangan pejalan kaki atau tempat penyeberangan sepeda yang telah ditentukan.

2. Jalur khusus pejalan kaki

3. Jalur khusus sepeda

4. Tikungan

5. Jembatan

6. Terowongan

7. Tempat yang mendekati perlintasan sebidang

8. Tempat yang mendekati persimpangan/kaki persimpangan

9. Muka pintu keluar masuk pekarangan/pusat kegiatan

10. Tempat yang dapat menutupi rambu lalu lintas atau alat pemberi isyarat lalu lintas

11. Berdekatan dengan keran pemadam kebakaran atau sumber air untuk pemadam kebakaran

12. Pada ruas dengan tingkat kemacetan tinggi.

Travel

Tidak Hanya Berhenti, Pengemudi Dilarang Menyalip di Underpass dan Jembatan, Ini Sebabnya

Submitted bysalsa onSun, 01/22/2023 - 11:22

Ada beberapa lokasi yang melarang kamu menyalip kendaraan lain akibat dianggap berbahaya seperti di tikungan. Menyalip di tikungan dikatakan berbahaya lantaran kamu dan pengemudi dari arah berlawanan tidak bisa melihat satu sama lain.

Selain itu, ada lokasi lain yang dilarang untuk menyalip atau mendahului kendaraan lain yakni di underpass dan jembatan. Kamu juga tidak boleh pindah lajur untuk jalan dengan lajur searah lebih dari satu di kedua lokasi tersebut.

Risiko Kecelakaan Sangat Besar

Dilarang menyalip di dua tempat tersebut karena risiko kecelakaan lebih besar dibanding tempat lain. Bahaya di terowongan adalah visibilitas kamu akan berkurang drastis karena lebih gelap.

Memang ada lampu penerang jalan, tapi tidak seterang cahaya matahari di siang hari. Mata kamu juga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan keadaan sekitar yang berubah drastis. Selain itu, terowongan juga dibatasi oleh dinding beton yang membuat area run-off jika terjadi kecelakaan kian terbatas.

Sedangkan di jembatan, ruang untuk menyalip juga terbatas karena tidak ada bahu jalan mengingat di sisi kanan dan kiri ada pagar. Selain itu, jembatan rentan terhadap embusan angin, terutama dari samping, yang dapat mengganggu stabilitas kendaraan. Di samping tentunya sambungan antar bagian jembatan yang fleksibel membuat jembatan bergoyang ketika dilalui.

Peluang Kecelakaan Tinggi

Peluang kecelakaan karena menyalip di dua lokasi itu terbilang tinggi, bahkan disebut lebih dari 70 persen. Mendahului kendaraan lain di terowongan dan jembatan sama bahayanya dengan menyalip kendaraan di tikungan karena berbagai keterbatasan.

Makanya, pada terowongan dan jembatan terdapat marka jalan berupa garis lurus dan bukan putus-putus. Garis lurus artinya tidak boleh mendahului kendaraan lain di depan meskipun memungkinkan.

Marka itu juga membuat kamu tidak boleh pindah lajur untuk jembatan atau terowongan dengan lebih dari 1 lajur jalan searah. Hal tersebut tertuang dalam PP Nomor 43 Tahun 1993 Pasal 21 ayat 1, yaitu marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut.

Travel

Perbedaan Campervan, Motorhome, dan Caravan Sebagai Kendaraan Rekreasi Keluarga, Pilih Mana?

Submitted bysalsa onSun, 01/22/2023 - 10:17

Wisata bersama keluarga menggunakan mobil merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kamu bisa bertualang menjelajah berbagai wilayah tanpa khawatir tidak terjangkau kendaraan pribadi. Supaya dapat mengakomodasi kebutuhan di jalan, beberapa orang menyulap mobilnya supaya layak dipakai tamasya. Kendalanya adalah keterbatasan daya angkut mobil penumpang normal sehingga kurang nyaman dan aman.

Solusinya adalah menggunakan mobil yang diperuntukkan sebagai kendaraan rekreasional. Mulai dari campervan, motorhome hingga caravan menjadi kendaraan yang kini menjadi tren.

Lantas apa perbedaan antara ketiganya?

Campervan merupakan modifikasi kendaraan dari mobil penumpang punya kamu. Misalnya menggunakan Land Cruiser, Innova atau Toyota Hiace yang bodinya sudah jadi. Kamu hanya memodifikasi bagian dalamnya dan ditambah kelengkapan lain seperti tenda.

Sementara motorhome biasanya menggunakan sasis untuk kendaraan besar seperti light truk atau pikap. Modifikasi kendaraan ini dibuat senyaman mungkin seperti rumah. Kamu bisa mengatur mau seluas dan selengkap apa peralatan rumah tangga di dalam motorhome.

Sedangkan caravan mirip dengan motorhome secara visual. Hanya saja biasanya caravan berdiri sendiri dan tidak memiliki sistem penggerak seperti mesin. Caravan akan ditarik menggunakan mobil lain untuk melakukan mobilitas.

Automotive

Waspada Sikap dan Perilaku Pengguna Jalan Lain, Kuncinya Jaga Jarak Aman

Submitted bysalsa onSat, 01/21/2023 - 10:00

Mengemudi mobil merupakan full time job yang menuntut kewaspadaan tinggi.

Tidak hanya mengemudi dengan baik, namun kamu juga wajib mengetahui tanda-tanda sekitar mobil dari pengguna jalan lain yang harus diwaspadai.

1. Manuver Sembarangan

Masih banyak pengguna kendaraan bermotor yang tidak mau mematuhi aturan lalu lintas sehingga melakukan manuver sembarangan yang berbahaya.

Seperti, pindah lajur tanpa mengindahkan mobil lain di sekitarnya. Jangan ragu untuk segera menjaga jarak aman dan tidak terprovokasi oleh tindakan mereka.

2. Melawan Arah Jalan

Pemakai mobil ada yang nekat melawan arah demi kepentingannya sendiri.

Meskipun salah, namun tetap lebih baik jika kamu tidak terpancing emosi dan menjaga jarak aman dengan menghindar kalau ada yang melakukan perilaku salah tersebut.

3. Sein Kanan Padahal Belok Kiri

Candaan ini banyak terdengar untuk mengomentari pengguna jalan yang tidak peduli cara memberikan sinyal belok yang aman. Bukannya menyalakan lampu sein yang sesuai arah, malah menyalakan lampu sein yang salah, bahkan tidak memberikan isyarat apapun. Jaga jarak aman ketika kamu menemukan tipe pengemudi seperti ini.

4. Main Gadget

Dengan alasan sibuk atau supaya tetap eksis di social media, beberapa sopir rela bermain ponsel ketika mengemudi mobil. Padahal perilaku tersebut dapat mendistraksi fokus dan kewapadaan sehingga melakukan tindakan ceroboh, seperti pindah lajur tanpa sadar atau lupa mengerem. Segera hindari dan beri jarak aman waktu bertemu pengemudi seperti ini.

5. Tidak Patuh Aturan Lalu Linta

Sebagian pengguna jalan masih tidak patuh aturan lalu lintas dan tidak peduli kondisi sekitar saat membawa kendaraan. Alhasil, kebiasaan tesebut dapat menyebabkan kecelakaan, bahkan tidak jarang merenggut korban jiwa.

6. Lampu Rem Mati

Masih banyak pengemudi yang tidak peduli lampu rem mobilnya berfungsi atau tidak. Padahal, lampu rem yang mati membuat pengemudi lain tidak tahu kapan mobil atau sepeda motor di depannya mengurangi kecepatan. Hindari mengikuti dari belakang kendaraan yang lampu remnya mati, seperti dengan pindah lajur atau menyalip kalau aman.

7. Membunyikan Klakson Seenaknya

Kamu pasti pernah terganggu oleh pengemudi lain yang menyalakan klaskon tanpa alasan yang jelas, seperti traffic light belum hijau tapi sudah berisik menekan klakson. Meskipun kesal, tetap kendalikan emosi dan tidak perlu terpengaruh oleh sikap mereka. Berikan jalan jika memungkinkan dan biarkan mereka melaju sehingga tercipta jarak aman.

8. Tidak Merawat Mobil dengan Baik

Mobil yang tidak terawat akan menimbulkan masalah di jalan. Seperti lampu mati atau rem blong yang dapat membahayakan sesama pemakai jalan. Atau bahkan mobil mogok di tengah jalan sehingga menimbulkan kemacetan panjang. Supaya mobil kamu tidak sampai menimbulkan masalah, pastikan servis berkala secara rutin di bengkel resmi Toyota.

Travel

Istilah PCD dan Offset Pelek Mobil yang Wajib Diketahui Saat Mau Membeli Pelek Baru

Submitted bysalsa onFri, 01/20/2023 - 10:47

Buat kamu yang tidak suka modifikasi pelek, umunya kurang mengerti istilah teknis pelek. Ambil contoh adalah istilah PCD dan offset pada pelek mobil.Istilah ini diwajib dipahami ketika ingin mengganti pelek mobil karena bisa membuat pelek baru tidak dapat dipasang.

Selain tentunya terkait keamanan dan kenyamanan berkendara di jalan. Apabila PCD dan offset pada pelek tidak sesuai, maka akan mengurangi kenyamanan, bahkan mengakibatkan kecelakaan bila dipaksakan.

PCD di Pelek Mobil

Umumnya, lubang baut yang terdapat pada pelek yang dijual berjumlah 4, 5, 6 atau 8 buah. Ukuran PCD begitu penting ketika ingin membeli pelek mobil.

PCD (Pitch Circle Diameter) adalah jarak antara lubang baut satu dengan lubang baut lainnya pada satu garis lurus yang terdapat pada diameter pelek mobil. Pengukurannya berdasarkan penarikan titik garis lurus dari masing-masing lubang baut dengan satuan milimeter (mm).

Dari lubang baut yang terdapat pada pelek, apabila lubang baut tersebut ganjil, maka penarikan garis lurusnya berada di dua titik lubang baut yang berseberangan. Beda jumlah baut atau ukuran PCD membuat kamu tidak bisa menggunakan pelek aftermarket yang telah dibeli. Memang bisa diakali dengan memanfaatkan adaptor, tapi tidak disarankan karena membahayakan keamanan berkendara.

Offset di Pelek Mobil

Offset atau kerap dikenal dengan istilah ET, berkaitan dengan bagian permukaan pelek yang condong ke luar atau ke dalam fender. Offset adalah jarak antara bagian penampang tengah pelek dari garis tengah pelek. Jika angka offset pelek positif, artinya posisi penampang tengah pelek cenderung ke sisi luar pelek.

Sebaliknya jika offset pelek negatif, berarti posisi penampang tengah pelek cenderung ke bagian dalam pelek. Jika nol, maka posisi lubang pelek berada tepat pada garis tengahnya.

Penjelasan Mengenai Offset Pelek

Jika semakin kecil offset pelek atau negatif, maka bibir atau lips terluar pelek akan semakin mendekati atau bahkan keluar dari fender.

Sebaliknya, jika offset pelek semakin besar atau angkanya positif, maka bibir atau lips terluar pelek akan semakin ke dalam. Offset kecil biasa dipakai oleh mobil off-road atau yang bergaya off-road supaya kaki-kaki mobil memiliki ruang yang memadai untuk bergerak dinamis mengikuti pergerakan mobil dan kontur jalan. Sementara offset besar membuat pelek tidak keluar dari fender sehingga membuatnya tampak apik dan rapi.

Kamu harus mengetahui offset pelek OEM untuk menggantinya dengan produk aftermarket. Namun kalau mau aman, tidak perlu diganti dan cukup pakai pelek bawaan yang sudah sesuai dengan kebutuhan kendaraan.

Automotive

Cara Hitung Offset Pelek yang Penting Untuk Wheel Fitment, Jangan Lupa Fungsi dan Safety Mobil

Submitted bysalsa onFri, 01/20/2023 - 10:19

Ketika mengganti ukuran pelek, keseluruhan diameter ban dan pelek baru harus disesuaikan untuk menjaga karakter berkendara mobil tidak berubah drastis.

Offset menjadi faktor paling penting dalam memilih dan memasang pelek baru. Offset yang juga biasa disebut dengan istilah ‘ET’, adalah jarak antara bagian penampang tengah pelek dari garis tengah pelek. Jika angka offset peleknya positif, artinya posisi penampang tengah pelek cenderung ke sisi luar pelek. Sebaliknya jika offset-nya negatif, berarti posisi penampang tengah pelek cenderung ke bagian dalam pelek. Jika nol, maka posisi lubang pelek berada tepat pada garis tengah pelek.

Angka Offset di Pelek Mobil

Kebanyakan pelek mencantumkan angka offset yang dicetak timbul, atau berupa stiker di bagian dalam pelek, baik itu pada barrel dalam atau di bagian face belakang. Offset biasanya ditulis dengan istilah ET, misalnya offset 25 mm akan dicetak sebagai ET 25 atau 25 ET.

Penting Untuk Wheel Fitment

Offset menjadi salah satu faktor paling sulit untuk mendapatkan wheel fitment yang pas dan enak dilihat ketika mengganti pelek.Bukan hanya soal kosmetik, namun memilih pelek dengan offset yang tepat sangat penting. Salah offset berisiko buruk merusak komponen kaki-kaki hingga potensi ban meledak.

Kebanyakan pelek OEM dan pelek aftermarket memiliki angka offset positif untuk menjaga bibir atau lips terluar pelek berada di dalam fender. Sementara pelek dengan offset negatif atau nol biasanya ditawarkan pelek aftermarket, murni untuk urusan performa dan gaya. Semakin negatif offset pelek, biasanya posisi center face atau tengah pelek akan semakin ke dalam yang dikenal dengan istilah deep dish. Alasannya murni untuk estetika.

Ada juga desain bentuk lips yang membuat pelek seperti piring, atau bentuk face akan terlihat seperti ditarik yang dikenal dengan istilah concave.

Bahaya Salah Memilih Offset Pelek

Risikonya adalah pelek terpasang terlalu di dalam fender roda yang menyebabkan tepi bagian pelek dalam atau bibir terdalam pelek bisa bergesekan dengan suspensi.

Sebaliknya, jika pelek terpasang terlalu jauh keluar dari fender, bisa menyebabkan dinding ban bergesekan dengan fender yang memperpendek umur atau bahkan merobek ban dan fender. Istilah ini dikenal dengan rubbing atau di Indonesia disebut ‘gesrot’. Idealnya, offset dari pelek baru tidak lebih dari 5, baik itu lebih besar atau lebih kecil, dari offset pelek OEM atau bawaan mobil. Jika besarnya offset pelek OEM sekitar 15, berarti pelek baru kamu sebaiknya memiliki offset 10 atau 20. Perlu diingat bahwa mengubah besaran offset secara drastis akan berpengaruh pada karakter mobil.

Tips

Tanda-tanda Pelek Mobil Rusak, Segera Ganti Jika Kerusakannya Parah

Submitted bysalsa onThu, 01/19/2023 - 10:22

Salah satu pengecekan kondisi kaki-kaki mobil yang bisa dilakukan pemilik kendaraan adalah melihat kondisi pelek. Meskipun terlihat sepele, tapi masih banyak pemilik kendaraan terlena sampai malas melakukannya. Padahal, aktivitas ini perlu dilakukan, apalagi kalau mobilitas kamu terbilang tinggi dan sering melewati jalan rusak. Ditambah, gaya berkendara yang agresif sehingga malas mengerem saat terantuk lubang atau polisi tidur.

Periksa Kondisi Pelek Mobil

Tidak dibutuhkan keahlian khusus karena kamu cukup memantaunya secara langsung untuk memastikan kondisi pelek masih layak operasi. Perhatikan kondisinya, apakah ada bagian yang rusak atau retak, terutama bibir pelek yang bersinggungan dengan ban.

Biasanya setelah menabrak jalan rusak atau berlubang, pelek cukup rentan rusak, apalagi kalau peleknya aftermarket. Tidak ada jaminan sebagus apa kualitas buatan dan daya tahan pelek tersebut. Bengkel resmi Toyota tidak memberikan garansi atas kerusakan pelek pihak ketiga.

Menilai Kerusakan Pelek Mobil

Kalau kerusakan ringan seperti baret karena terkikis trotoar, kondisi tersebut masih dianggap cukup wajar karena pemakaian. Tapi bila ada keretakan atau pelek yang permukaannya sudah tidak bulat lagi, disarankan untuk segera mengganti dengan pelek baru.

Pelek retak cukup berisiko bila dipaksakan untuk terus dipakai. Karena bila kembali menghantam lubang atau menahan beban yang terlampau berat, berpotensi menimbulkan kerusakan lebih fatal seperti pecah.

Sementara pelek yang permukaanya sudah tidak rata lagi bisa mempengaruhi pengendalian mobil. Kondisi tersebut tentu akan sangat mengganggu kamu. Belum lagi risiko ketika sedang memacu kendaraan di kecepatan tinggi dan bisa fatal akibatnya jika dibiarkan.

Ganti Jika Pelek Rusak Parah

Kalau kondisi pelek sudah cukup parah, jangan ditunda untuk menggantinya. Disarankan mengganti dengan pelek orisinal Toyota untuk kenyamanan dan jangan menggunakan pelek di luar rekomendasi pabrikan.

Kamu bisa mendapatkan informasi suku cadang langsung dari bengkel resmi Toyota karena konsumen bisa merasa nyaman lantaran ada garansi resmi.

Automotive

Beda Material dan Teknik Pembuatan, Mari Belajar Jenis Pelek Mobil Supaya Tidak Salah Pilih

Submitted bysalsa onThu, 01/19/2023 - 10:16

Mengganti pelek mobil tidak sekadar berdasarkan desain, namun ada aspek teknis yang harus diperhatikan. Pelek akan mempengaruhi kinerja mobil kamu, seperti pengereman, akselerasi, dan pengendalian mobil.

Berikut adalah jenis pelek sebagai pertimbangan awal untuk memutuskan mengganti pelek mobil.

Pelek Mobil Berdasarkan Bahan Material

Ada berbagai jenis bahan atau material pembentuk pelek yang akan mempengaruhi kinerja, berat, dan daya tahan pelek. Berat akan berpengaruh pada performa mobil, baik handling, akselerasi ataupun pengereman. Pelek mobil berdasarkan bahan material adalah sebagai berikut.

Pelek Baja (Steel)

Jenis pelek yang terbuat dari besi ini lebih dikenal dengan sebutan pelek kaleng karena bentuknya mirip kaleng. Pelek baja merupakan salah satu jenis terkuat meskipun berimbas pada berat yang mempengaruhi performa mobil. Selain itu, pelek ini memiliki fleksibilitas desain yang minim sehingga tidak jauh dari bentuk kaleng yang berlubang-lubang.

Pelek Aluminium (Alloy)

Merupakan jenis bahan yang populer saat ini menggantikan pelek jenis baja yang identik dengan mobil klasik atau retro.Pelek aluminium (alloy) terdiri dari paduan aluminium, magnesium dan nikel yang memungkinkan ketahanan lebih kuat dengan bobot yang lebih ringan.

Selain itu, pelek jenis ini lebih mudah dibentuk menjadi berbagai pola desain. Faktor ketahanan dan desain menjadikan pelek alloy menjadi jenis yang populer, baik pelek pabrikan maupun aftermarket.

Pelek Magnesium

Pelek dengan bahan utama magnesium ini merupakan salah satu pelek yang jarang dijumpai. Padahal, pelek jenis ini lebih kuat dan lebih ringan dibandingkan dengan alumunium.

Selain itu, pelek magnesium juga lebih mampu meredam guncangan dan panas dari rem. Masalahnya, bahan jenis ini lebih rentan terhadap korosi sehingga lebih banyak dipakai untuk balapan.

Pelek Carbon

Inilah kasta tertinggi dari jenis pelek berdasarkan materialnya. Carbon fiber sudah lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat di mana sering menjadi material sasis serta bodi supercar. Proses pembentukan carbon fiber memang tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi, ditambah harganya mahal.

Pelek Mobil Berdasarkan Teknik Pembuatan

Pelek dibuat dengan menggunakan beberapa teknik yang berbeda.Masing-masing teknik tersebut akan berpengaruh pada kualitas, berat, kekuatan, dan harga jual.

Casting

Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat pelek. Pada teknik casting, material pelek dipanaskan sampai meleleh lalu dituangkan ke dalam cetakan pelek. Setelahnya dilakukan finishing, yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian mengaplikasikan cat.

Keuntungannya adalah proses yang lebih cepat dan harga yang lebih murah. Tetapi pelek yang dihasilkan lebih berat dibandingkan menggunakan teknik lainnya. Selain itu kualitas dan desainnya pun lebih terbatas.

Flow Forming

Teknik ini memiliki proses awal yang sama dengan casting. Tapi material pelek di cast hanya untuk tahap awal saja dengan bentuk yang padat.

Tahap selanjutnya, pelek diputar menggunakan mesin, dipanaskan dan dibentuk sesuai dengan desain, mirip membuat guci dari tanah liat. Kelebihan teknik ini adalah pelek lebih kuat dan ringan dibandingkan dengan teknik casting.

Selain itu, spesifikasi seperti lebar atau offset pelek bisa lebih variatif.

Forging

Dalam forging, tidak digunakan casting atau melelehkan material pelek terlebih dahulu. Melainkan material awalnya menggunakan blok material padat yang kemudian dipanaskan dan langsung dibentuk sesuai desain.

Pertama-tama, blok material dipress dengan tekanan yang ekstrim. Kemudian blok yang sudah dipress tersebut dibentuk dengan menggunakan teknik flow forming yaitu diputar sambil dipanaskan dan dibentuk sesuai desain. Hasilnya adalah pelek dengan material yang padat, rapat, sangat kuat dan ringan.Tentunya pelek yang dibuat dengan menggunakan teknik ini dijual dengan harga yang lebih mahal. Pembuatannya melibatkan proses yang lebih rumit serta peralatan yang mahal.

Automotive
PrevNext

Back to top